25 - Side Story (1)

972 67 12
                                    

Garu kini sedang bekerja di laboratorium pengujian salah satu perusahaan otomotif di Jepang. Ia didaulat untuk menjadi ketua peneliti untuk meneliti kelayakan material yang akan dipakai untuk bahan kerangka otomotif.

Ia baru saja menyelesaikan penelitiannya saat ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan dari Tsurugi kini tampil dilayar ponselnya. Ia pun mengangkat panggilan itu dan meletakkan ponselnya ditelinga kanannya.

“Ah! Kak Tsurugi! Ada apa, kak?”

“Ah, Garu! Kau sibuk? Aku ada perlu denganmu!”

“Tidak, aku baru selesai penelitan bahan untuk satu bulan kedepan,”

“Bagaimana kalau kita bertemu saat makan siang. Ditempat biasanya saja!”

“Baiklah”

Ya, Garu memang sering sekali berhubungan dengan Tsurugi. Biasanya mereka berbicara tentang pekerjaan dan sedikit bernostalgia tentang masa kuliah. Tsurugi juga beberapa kali memberikan Garu proyek kerja sama dengan pemerintahan untuk penelitian.

Garu kini tiba disalah satu restoran yang biasa menjaadi tempat bertemu dengan Tsurugi. Ia pun langsung menuju tempat yang sudah Tsurugi tempati.

“Ada apa kak? Ada pekerjaan lagi untukku?”

“Tunggu sebentar! Kita menunggu satu orang lagi!”

Garu dan Tsurugi menuggu untuk beberapa saat. Setelah sekitar 15 menit, Shou pun menghampiri mereka. Garu sedikit terkejut dengan kehadiran Shou, begitu pula sebaiknya. Namun mereka sangat senang akhirnya bisa kembali bertemu setelah beberapa lama.

“Maaf aku terlambat! Aku baru saja menyelesaikan sidangku dan langsung kemari.”

“Bagaimana? Kau memenangkan kasusnya?” tanya Tsurugi.

“Tentu saja! Aku memang harus memenangkan kasus itu, jika tidak kasihan korban penipuan itu!”

Ya! Kini Shou sudah menjadi seorang pengacara handal. Bahkan saking handalnya, ia bisa memenangkan kasus dengan mudah disertai bukti-bukti kuat dan tak terbantahkan. Namun ia hanya melayani korban-korban saja. Ia tidak mau membela yang salah.

“Jadi ada apa kakak memanggil kami kemari?” tanya Shou.

“Aku ada kasus untuk kalian.” ucap Tsurugi sedikit berbisik. Garu dan Shou mendekatkan kepala mereka ke Tsurugi agar mendengar apa yang kakak tingkat mereka bicarakan.

“Jadi aku ingin kalian ikut dalam kasus gedung yang ada di daerah Kyoto itu. Gedung itu milik perusahaan dan tidak bekerja sama dengan pemerintah. Kata warga sekitar gedung itu sedikit tidak aman.”

Garu dan Shou kini saling bertatapan. Mereka sepakat bahwa hal ini adalah hal yang darurat dan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

“Jadi, Aku dan Garu akan menyelidiki kelayakan gedung itu. Dan Kau, Shou. Kau akan menyelidiki tentang perizinannya ya.”

“Okyu!” ucap Shou dan Garu bersamaan. Mereka semua kini menyantap makan siang mereka sambil berbincang-bincang mengingat tentang masa-masa mereka mengalahkan Jark Matter.

“Ah, Garu! Hampir aku lupa! Selamat ya atas kelahiran anakmu!” ucap Shou.

“Oh iya! Selamat! Maaf aku belum bisa menengok!” timpal Tsurugi.

Arigatou! Omong-omong, apa kabar anak-anak kalian?”

“Si kakak sekarang sudah jago menggambar. Sedangkan si adik, sepertinya masih asik bermain dengan anaknya Shou!” ucap Tsurugi.

“Itu benar!” ucap Shou yang membuat mereka semua tertawa.

Ya! Mereka bertiga kini sudah menjadi bapak-bapak. Tsurugi kini sudah mempunyai dua anak. Anak pertamanya laki-laki dan anak keduanya perempuan. Shou mempunyai anak perempuan yang usianya sepantar dengan anak kedua Tsurugi. Dan Garu, istrinya baru saja melahirkan anak perempuan.

Mata Kimi ni AitaiNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ