29

845 69 10
                                    

Hammy kembali ke ruang guru dengan raut wajah yang tidak dapat ditebak oleh semua rekan kerjanya yang sedang tidak ada jadwal mengajar. Semua rekan kerjanya menghampiri Hammy dan bertanya-tanya tentang rapat tadi. Bukan tentang hasil rapatnya yang mereka tanyakan.

“Bagaimana? Kau sudah melihat ketua yayasannya kan?” tanya Sakura saat mereka semua sudah mengepung Hammy.

Hammy sendiri masih terdiam tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh rekan kerjanya. Ia masih sedikit terkejut dengan rapat tadi.

“Bagaimana? Dia tampan, kan?”

“Dia tipemu bukan?”

“Kau menyukainya?”

Pertanyaan itu mengalir dari tiga orang yang berbeda. Ya ampun! Hammy tidak mengerti mengapa rekan-rekannya yang bersemangat, dan kini mereka malah sangat penasaran dengannya.

Sejujurnya, Hammy sangat risih dengan hal itu. Beberapa kali ia meminta pada mereka untuk berhenti mengkhawatirkan kehidupannya, terutama masalah ini. Tapi tetap saja mereka selalu seperti itu.

Ah! Bahkan beberapa bulan yang lalu, Hammy pernah diminta oleh Sakura dan terpaksa mengikuti kencan buta. Ia juga pernah dikenalkan oleh sepupu salah satu rekannya dan dijodohkan olehnya.

“Aku pergi dulu! Aku ada jadwal mengajar di jam selanjutnya,” pamit Hammy yang digunakan untuk menghentikan pertanyaan ‘gila’ rekan-rekannya.

“Ya ampun! Hei! Ketua yayasan itu benar tampan, bukan?”

Samar-samar Hammy mendengar semua percakapan rekan-rekannya yang membicarakannya dan ketua yayasan yang baru itu. Namun ia tidak peduli, ia masih sedikit tergunjang.

***********

Ketua yayasan yang baru sedang berjalan bersama kepala sekolah saat ia melihat Hammy keluar dari ruang guru dan pergi menuju ke salah satu ruang kelas disana. Ia bahkan bisa mengetahui kondisi Hammy saat ini hanya dari melihat punggungnya yang semakin menjauh itu.

Mereka berdua kini memasuki ruang guru. Kepala sekolah sedikit terkejut saat melihat guru-guru yang tidak mengajar kini sedang berkumpul membicarakan sesuatu disalah satu meja.

“Sedang membicarakan hal apa kalian?!” ucap sang kepala sekolah dengan tegas.

Semua guru terkejut dan merapikan barisan mereka didekat kepala sekolah dengan terburu-buru. Sedetik kemudian, pandangan mereka teralihkan pada ketua yayasan yang baru dan mereka beratapan dengan sebelahnya secara bergantian. Sepertinya semua guru sedang dalam satu frekuensi.

“Hentikan!” teriak kepala sekolah.
Semua guru kembali terkejut dengan teriakan kepala sekolah. Mereka semua mematung dengan berbagai ekspresi yang tertahankan. Salah seorang guru laki-laki ini berdeham seolah-olah tenggorokannya gatal untuk memberi kode pada yang lainnya untuk kembali tenang.

Semua guru kini sudah bersikap normal. Tanpa ketegangan, tanpa ekspersi-ekspresi aneh. Kepala sekolah hanya mengelengkan kepalanya saat tingkah ‘ajaib’ rekan-rekan gurunya sedang kumat. Ketua yayasan hanya tertawa kecil melihat tingkah dari kepala sekolah dan guru-guru itu.

“Ah! Perkenalkan, ini ketua yayasan kita yang baru. Namanya Lucky,”

Yoroshiku onegashimasu!” ucap Lucky seraya membungkukkan tubuhnya.

Semua guru kini membungkukkan tubuh mereka untuk membalas sapaan dari Lucky. Mereka semua kembali menegakkan tubuh mereka. Sedetik kemudian, semua guru mengepung Lucky dan memperhatikan penampilannya dari ujung kaki hingga rambut.

Lucky mengikuti arah pandangan semua guru. Apa ada hal aneh padanya? Tidak ada yang salah dengan penampilannya.

“Dia tampan kok!” ucap Sakura. Perkataan itu disetujuhi oleh semua guru, namun Lucky tidak mengerti apa yang mereka maksud. Jangankan Lucky, kepala sekolah saja bingung dengan sikap dari semua guru itu.

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now