Extra Story (2) - Egao no Hana

848 68 10
                                    

Egao no Hana - Goose House

________________

Roda mobil milik Lucky kini berhenti disuatu toko oleh-oleh. Lucky memang sengaja menghentikan mobilnya disana untuk membeli beberapa buah tangan untuk orang tua Hammy. Dan sekarang, kekasihnya sedang memilih apa saja yang akan mereka beli.

Lucky kini keluar toko untuk melihat pemandangan sekitar. Jalanan didekat toko itu cukup ramai, mungkin karena di daerah itu merupakan daerah wisata lokal. Lucky mengambil ponselnya dan menekan tombol panggilan.

Sebuah sambungan telepon kini berdering di ponselnya menunggu seseorang yang dituju mengangkat panggilannya. “Moshi-Moshi! Ada apa, Lucky?”. Ucap seseorang setelah mengangkat panggilan dari Lucky di seberang sana.

“Ah! Ayah! Aku dan Hammy sudah sampai di Nara. Sebentar lagi sampai ke rumah Hammy,”

Sudah sampai? Baiklah! Ayah akan menyusul kerumah Hammy nanti. Ada barang yang harus aku ayah ambil di rumah teman ayah,”

“Wakatta! Sampai jumpa disana, ayah!”

Lucky pun memutuskan sambungan teleponnya tepat saat Hammy keluar dari toko tersebut. “Habis telepon siapa?” tanya Hammy.

“Ayahku. Dia bilang akan menyusul sehabis ia mengambil barang dari tempat temannya.”

“Ayahmu di Nara?”

“Iya! Sejak kemarin. Dia menginap dirumah teman masa kecilnya.”

“Begitu.”

“Ayo kita ke rumahmu,” ajak Lucky yang mendapat anggukan dari Hammy. Keduanya pun kembali masuk kedalam mobil. Tidak perlu waktu yang lama, roda mobil itu kini kembali melaju di tengah jalanan Nara.

***************

Aslan kini sedang berdoa disebuah kuil di daerah Nara. Ia sangat bersyukur karena beberapa tahun ini, kehidupannya jauh lebih baik. Dan kini, ia akan memasukki lembaran baru dalam hidupnya. Menerima seseorang menjadi keluarganya.

Aslan kini mengeluarkan selembar foto. Foto itu adalah foto keluarganya bertahun-tahun lalu bersama Lucky yang masih sangat kecil dan juga mendiang istrinya. Ia pun kini kembali berdoa. Dan kini ia berdoa untuk istrinya.

“Sayang, anak kita akan segera menikah. Gadis pilihannya itu, sifatnya mirip sekali denganmu. Lucky benar-benar beruntung, sayang!”

Setelah memberi penghormatan, Aslan pun keluar dari kuil dan menemui seseorang yang sedari tadi menunggunya di salah satu selasar kuil.

“Sudah selesai?”

“Sudah! Ah! Terima kasih karena telah mengizinkanku menginap di rumahmu.”

“Tenang saja! Kita ini kan sudah berteman sejak SD. Tidak perlu sungkan.”

Aslan tersenyum mendengar perkataan dari sahabatnya itu. Pria seusianya itu memang sangat setia kawan. Aslan benar-benar beruntung bisa bertemu dengan sahabatnya lagi setelah berpisah setelah upacara kelulusan saat mereka SMA.

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now