31

1K 73 39
                                    

Lucky membawa mereka ke salah satu aliran Sungai Sumida. Ia memberhentikan mobilnya disana dan keluar mobil untuk menikmati pemandangan itu. Hammy mengikuti apa yang Lucky lakukan.

Bunga sakura masih bermekaran. Saat mereka sampai, langit sudah menggelap. Sinar bulan memantul lembut di sungai. Angin meniup helai-helai bunga sakura menambah kesan musim semi dibulan April.

Hammy kini melihat kembali senyum yang sama seperti beberapa tahun lalu terlukis diwajah Lucky. Pria itu tampaknya senang sekali bisa melihat pemandangan di sana. Beberapa kali Hammy melihat pemuda itu tertawa.

"Wah! Beruntung! Sudah berapa lama ya aku tidak pergi ketempat seperti ini?" tanya Lucky pada dirinya sendiri.

Hammy sedari tadi hanya berdiri tepat didepan pagar pinggir sungai sambil memegang pagar itu. Ah! Hammy menatap Lucky dengan tajam, sangat tajam. Ia tidak melepaskan pandangannya sedetikpun.

"Sepertinya terakhir kali saat White Day itu ya!" ucap Lucky dengan sedikit tertawa. Ia pun mendekati Hammy yang sedari tadi berada di pagar.

"Nande?" tanya Lucky saat melihat wajah Hammy yang masih memasang tatapan tajamnya.

"Kau tanya aku kenapa? Kau yang kenapa?!" tanya Hammy dengan nada sedikit meninggi.

Lucky tidak mengerti mengapa Hammy marah. Tapi satu hal yang kini Lucky tahu. Ia melihat wanita dihadapannya sedang menahan tangisan. Ia bisa melihat dengan jelas mata Hammy yang berkaca-kaca.

"Berita itu!" ucap Hammy sedikit tertahan oleh rasa sesak didadanya.

"Ah! Berita kecelakaan itu ya?!" ucap Lucky sepertinya ia akhirnya mengerti dengan apa yang terjadi.

"Kau! Pergi seenaknya! Menghilang selama enam tahun dan kini ada dihadapanku?! Kau ini kenapa sih??!!!" ucap Hammy.

Air mata Hammy kini tidak terbendung lagi. Ia menangis, menghancurkan semua pertahanan yang selama ini ia bangun. Lucky yang melihatnya hanya terdiam tanpa satu katapun keluar dari mulutnya.

"Kau tahu! Kami semua sangat sedih mendengar berita itu! Aku... Aku.." ucap Hammy tertahan karena tangisannya. Ia menangis lebih keras dari sebelumnya.

Lucky tidak tahan melihat gadis itu menangis. Ia meraih kedua bahu Hammy dan membawa wanita itu kedalam pelukannya. Ia bisa merasakan tubuh gadis itu gemetar. Ia memang tidak tahu apa yang telah terjadi selama enam tahun ini, tapi sepertinya itu adalah hal yang berat untuk Hammy.

Sejujurnya, Lucky juga merasa berat menjalani enam tahun ini tanpa semua sahabatnya. Ia selalu ingin kembali ke Jepang secepat mungkin, dan sekarang dia ada disini, di Jepang, didepan salah satu sahabatnya.

Ia meletakkan dagunya dipuncak kepala Hammy dengan pelan. Ia juga mengelus rambut Hammy dengan pelan. Ia merindukan Jepang. Ia merindukan Tokyo. Ia merindukan sahabat-sahabatnya. Ia merindukan Hammy. Dan kini, beberapa tetes air matanya mengalir dari matanya.

Hammy masih menangis dengan keras. Ia bahkan menggenggam belakang jas Lucky dengan kuat. Semua tangisan yang ia tahan selama enam tahun akhirnya keluar. Semua air mata kesedihan, kebahagiaan, dan juga kerinduan.

Angin meniup lembut dimalam itu. Hammy kini sudah tidak menangis sekeras sebelumnya, namun ia masih belum melepaskan atau mencoba melepas pelukan itu. Lucky kini sedikit tenang melihat sahabatnya sudah membaik.

"Hei, Hammy! Kau tahu? Entah mengapa aku baru tersadar. Ternyata kau punya tubuh yang mungil ya!" ucap Lucky menggoda Hammy.

Hammy langsung melepaskan pelukannya dan mendorong pria itu hingga mundur beberapa langkah. Dan kini, ia kembali menatap pria itu dengan tajam.

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now