27 - Side Story (3)

838 62 9
                                    

Stinger berjalan memasuki sebuah gedung olahraga di Tokyo. Ia kini duduk disalah satu tribun yang menghadap langsung dengan salah satu lapangan basket. Ia kini sedang menyaksikan sesi latihan dari salah satu klub basket junior.

Ia kesini bukan hanya untuk melihat anak-anak itu bermain, tapi juga untuk bertemu seseorang. Temannya, Champ kini sedang melatih anak-anak itu, dan dia lah orang yang Stinger ingin jumpa.

Sebenarnya ia cukup sering berjumpa dengan Champ disaat mereka berdua memiliki jadwal kosong. Namun hari ini, Stinger sengaja tidak memberitahu Champ tentang kedatangannya ke gedung olahraga itu.

Ia pun bangkit dan berjalan menuju lapangan saat melihat sesi latihan telah berakhir dan anak-anak mulai meninggalkan lapangan. Stinger mengambil salah satu bola yang berada di pinggir lapangan.

“Hei, Champ!” panggilnya.

“Oh! Kau, Stinger!”

Stinger melempar bola itu pada Champ dan berhasil ditangkap dengan baik oleh temannya itu. “Ayo kita bertanding setengah lapangan!” ajak Stinger. Champ menerima ajakan itu dan mereka pun mulai bertanding.

Pertandingan yang cukup seru untuk mereka berdua. Beberapa kali Stinger merebut bola dari Champ, begitu pula sebaliknya. Tidak sedikit pula mereka berhasil memasukkan bola pada ring basket.

Sekitar dua puluh menit bermain, mereka pun sama-sama kelelahan. Mereka berdua merebahkan diri mereka ditengah lapangan basket itu. Keheningan menyelimuti mereka untuk beberapa saat untuk mereka beristirahat.

“Jadi, ada masalah apa, Rekan?” tanya Champ pada Stinger.

“Ah, kau mengetahuinya ya, Champ?”

“Tentu saja! Kau selalu menghubungiku dulu saat ingin bertemu. Kecuali saat kau ada masalah, kau pasti langsung menghampiriku. Sama seperti pada saat ini.”

Stinger bangkit untuk duduk dan bersila. Champ mengikuti gerakan Stinger dan menatap temannya itu dengan bingung. Stinger kini terdiam sambil menundukkan kepalanya.

“Aku kembali merindukannya, Champ!”

“Maksudmu? Mika?”

Stinger menghembuskan nafas panjang. Ia benar-benar tidak habis pikir akan kembali merasakan perasaan yang sudah lama ia hilangkan. Kejadian di lokasi syuting itu kembali membuatnya menjadi Stinger yang dulu, Stinger yang tidak bisa melupakan Mika.

“Ternyata kalian itu benar-benar sama ya!” sindir Champ sambil tertawa.

“Kalian?”

“Kau! Dan juga Hammy!”

Stinger sedikit bingung dengan apa yang dikatakan Champ. Namun setelah dipikir-pikir, memang dirinya dan Hammy memiliki kesamaan dalam hal ini. Ah! Stinger bahkan ingat ia menyanyikan sebuah lagu yang terinspirasi dari kisahnya dengan Mika dan kisah Hammy dengan Lucky saat konser tingkat akhir.

“Kau tahu? Aku melihat Hammy sama seperti melihatmu versi wanita tahu! Kalian sama-sama bohong pada diri sendiri tentang sudah melupakan orang yang penting dihidup kalian.”

Ya! Stinger merasa itu. Itu memang benar. ia tidak bisa benar-benar melupakan Mika. Bahkan disaat dirinya bilang bahwa dirinya telah melupakan gadis itu, hatinya masih belum bisa melupakannya.

“Kau belum bisa melupakan Mika. Sama seperti Hammy yang belum bisa melupakan Lucky. Sudah berapa lama, tapi kalian tetap mencintai orang yang kalian suka. Luar biasa sekali cinta kalian,” ucap Champ dengan sedikit pujian.

Chotto! Hammy menyukai Lucky?” tanya Stinger tidak percaya.

“Kau ini! Padalah kau yang berpengalaman tentang hal ini. Sekarang begini, bagaimana caranya seseorang tidak bisa melupakan orang yang telah lama pergi dari kehidupannya jika dia tidak punya perasaan apapun pada orang itu?”

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now