21

882 65 7
                                    

Sudah beberapa hari sejak kejadian itu, tapi tetap saja Hammy masih tidak bisa melupakannya. Ia masih merasa sakit hati. Ya! Itu sangat menyebalkan, bahkan Hammy saja sampai merasa pusing dengan perasaannya sendiri.

Hammy berjalan menuju sekre. Sebenarnya, saat ini tempat itu adalah tempat yang paling Hammy hindari, namun bagaimana lagi, terpaksa ia kesana untuk mengambil barangnya yang tertinggal.

Hammy sedikit terkejut saat mengetahui bahwa ruangan sekre kini dipenuhi oleh para ‘Penunggu Sekre’ dan sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang serius. Hammy bahkan tidak mendengar satu pun tawa seperti biasanya disana.

Hammy memasuki ruangan. Semuanya ada disana, bahkan Tsurugi juga ada disana. Hammy terkejut, yang lainnya juga terkejut dengan kedatangan Hammy. Gadis itu bahkan melihat wajah pemuda yang tidak ingin ia lihat saat ini, Lucky.

“Ah! Kebetulan sekali kau datang Hammy! Ayo kita bicarakan hal kemarin tentang perpisahan kita dengan Lucky!” ajak Balance.

Hammy mematung sejenak. Hal itu lagi! Nafas Hammy kembali sesak saat mendengarnya. Dan kini ia sedang mencoba menahan diri agar ia tidak menangis di depan teman-temannya.

“Aku ada bimbingan dengan dosen wali ku. Aku kesini hanya untuk mengambil barangku yang tertinggal.”

Hammy langsung mengambil barang itu dan keluar dari ruang sekre. Ia tidak langsung pergi, tepat diluarnya ia sedang memasukan barangnya kedalam tas saat ia mendengar percakapan teman-temannya dengan samar.

“Sepertinya gadis itu masih marah ya!” ucap Garu.

“Itulah Hammy! Jika ada perbuatan yang tidak sesuai dengannya, dia akan bertingkah seperti itu. Terlebih jika dia sampai sakit hati,” jelas Spada.

Hammy yang mendengarnya hanya bisa mematung. Ya! Itulah dirinya. Dulu ia membenci Lucky karena menurutnya, pemuda itu terlalu bersikap seenaknya. Dan sekarang, ia kembali membencinya.

*********

Kembali malam hari yang menyedihkan bagi Hammy. Didalam hatinya ia ingin marah, tapi ia tidak bisa. Menyebalkan! Bahkan kini ia harus berkali-kali mendengar ponselnya berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

Hammy mencoba tidak mempedulikan semua panggilan itu karena ia tahu panggilan itu pastilah dari orang yang sama, Lucky. Untuk apa pemuda itu menelponnya berkali-kali? Itu hanya membuat gadis itu semakin kesal.

Hammy memutuskan untuk merubah mode ponselnya kedalam mode diam agar ia tidak kembali mendengar semua panggilan itu. Namun baru beberapa menit ia merubah mode ponselnya, malah rumahnya yang tidak berhenti terdengar bunyi bel.

Hammy mengintip dari jendelanya, memastikan siapa yang datang malam ini. Dan benar sesuai dugaannya. Lucky kini berada diluar pagar rumah. Hammy tetap memilih untuk diam dikamarnya sampai dua penghuni rumah yang lainnya masuk kedalam kamarnya.

“Hei, Hammy! Sampai kapan kau akan membiarkan dia diluar?” tanya Mele dengan pelan namun tegas.

“Biarkan saja! Sebentar lagi juga dia akan pergi,” balas Hammy sok tahu. Hammy masih dalam mode tidak pedulinya.

“Kalian tuh ya! Kalau ada masalah, yang diputus itu masalahnya! Bukan hubungannya!” ucap Eris sedikit kesal.

Hammy kini menatap tajam ke arah temannya itu. Secara konteks, apa yang dikatakan Eris itu benar, bahkan sangat benar. Namun Hammy tetap saja tidak bisa menerima sikap Lucky saat itu. ”Tidak bercerita sebelumnya. Dia anggap apa kami ini? Yang benar saja!” setidaknya itulah yang sekarang ada dibenak Hammy.

Eris sepertinya mulai kehabisan kesabaran untuk menghadapi sikap temannya yang satu itu. Saat Hammy mengalihkan pandangannya, tiba-tiba Eris menarik paksa tangannya dan mulai berjalan.

Mata Kimi ni AitaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang