3

1.2K 99 9
                                    

Tadi kita belum sempat berkenalan semua kan? Sekarang ayo berkenalan!"

"Baiklah! Aku Hammy, dari Pendidikan Biologi. Ini Raptor, dari Ilmu Komunikasi. Spada, dari Tata Boga. Dan terakhir Champ, dari Ilmu Olahraga."

"Namaku kan sudah! Kalau aku dari Teknik Material." Ucap Garu.

"Aku Lucky. Aku dari Teknik Kimia tingkat dua. Kalian tingkat dua juga kan?". Semua yang ada disitu pun mengangguk. Mereka pun mulai membahas tentang rencana mereka, mulai dari konsep sampai ke masalah yang terpenting, yaitu...

"Lalu untuk pendanaan nya bagaimana? Lembaga kan Cuma bisa menuhin 50% dari total anggaran."jelas Hammy.

"Bagaimana kalau penggalangan dana?" saran Garu. Semua pun langsung tidak setuju, karena mereka pikir penggalangan dana lebih penting untuk hal-hal genting.

"Hal yang paling mungkin dilakukan itu ya kita bikin usaha kecil-kecilan. Semacam jual barang bekas, atau danusan -berjualan diarea kampus yang dilakukan untuk pemenuhan anggaran acara-" ujar Spada.

"Masalahnya, kita blom ada pengalaman dengan danusan. Relasi ke penjualnya saja tidak ada," jelas Hammy.

"Bagaimana kalau kita rekrut anak kewirausahaan? Biasanya mereka banyak relasi untuk danusan kan?" saran Garu, lagi, dan kali ini disetujui oleh yang lainnya.

"Kalau begitu, aku akan merekrut anak kewirausahaan -" tawar Lucky menjadi sukarelawan. " -Baiklah! Uji keberuntungan!" Lucky pun meninggalkan yang lainnya dengan cepat tanpa sempat ditahan oleh yang lain.

"Ya ampun! Orang itu selalu seenaknya saja!" ujar Hammy kesal.

"Dia itu sepertinya sangat bersemangat ya!" ucap Garu sambil tertawa.

*****************"****

Lucky pun menyurusi Gedung 3 dan 4 –Gedung Fakultas Ekonomi, Bisnis Manajemen-, apalagi jika bukan untuk mencari anak kewirausahaan.

“Jadi ini ya Gedung 3 dan 4? Wah bagus sekali! Seperti bukan bagian dari kampus ini saja!” kagum Lucky.

Saat menyusuri jalan, ia melihat dua pemuda yang sedang berebut dengan anggota Jark Matter menawarkan sebuah kuisioner kepada orang-orang. Kedua pemuda itu berhasil memenangkan perebutan tersebut dan anggota Jark Matter pergi.

“BERUNTUNG!!!!!” teriak Lucky sambil menghampiri kedua pemuda itu. “Kalian pasti dari kewirausahaan!” tebak Lucky. Yang ditunjuk pun merasa keheranan dan saling bertatapan bingung.

Men-Gomen! Kami bukan anak kewirausahaan,” jelas salah satunya.

Lucky masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Ia pun memastikan sekali lagi. “Maaf! Tapi benar. Jika tak percaya kau lihat saja kartu mahasiswa kami –“ ujar yang lainnya sambil memperlihatkan kartu mahasiswa.

“Heeeh!” Lucky masih tidak percaya dengan yang ia lihat.

“Aku Balance, dari Ekonomi. Dan ini Naga, dari Bisnis. Memangnya kenapa kau mencari anak kewirausahaan?”

“Aku mencari anak kewirausahaan untuk diajak kerjasama untuk mengumpulkan dana pentas yang akan kami selenggarakan. Untuk mengalahkan Jark Matter.”

“Maksudnya untuk jadi bagian danusan?” tebak Naga. Lucky mengangguk menjawab pertanyaan Naga.

“Ya ampun! Kalau untuk danusan saja, kami juga bisa!” ujar Balance.

“Kalian bisa?”

“Tentu saja! Kami ini kan anak Fakultas Ekonomi, Bisnis Manajemen. Tentu saja kami juga belajar dasar-dasar kewirausahaan! Dan jika itu untuk melawan Jark Matter, kami rasa, kami bisa bantu!” jelas Balance. Perkataan itu kemudian di’iya’kan oleh Naga.

SUGOI! Baiklah! Uji keberuntungan!”

*******************

“Baiklah! Uji keberuntungan! –“ ucap Hammy menirukan gaya Lucky. “Dia itu benar-benar menyebalkan!” keluhnya.

“Sudahlah Hammy!” tenang Garu. 

Mereka semua kini berjalan kearah Gedung 3 dan 4. Ya, apalagi kalau bukan karena pemuda sok beruntung bernama Lucky itu! Kabur begitu saja tanpa mendengarkan yang lainnya, setidaknya itulah yang dipikirkan Hammy.

Spada melihat tiga pemuda yang sedang berbincang santai dengan senangnya. “Itu Lucky!” teriak Spada.
Yang lainnya menengok ke arah yang dimaksud Spada. Dan yang dipanggil pun membalas dengan semangat.

“Teman-teman! Perkenalkan! Ini Balance dari Ekonomi, dan Naga dari Bisnis! Mereka akan bantu kita dalam urusan mencari dana!” jelas Lucky.

“Itu benar! Serahkan masalah dana pada yang ahlinya. Bukan begitu Naga?”

“Benar sekali!”

“Selamat bergabung ya, Balance, Naga!” terima Spada.

“Kalau gitu, ayo kita bicarakan ini ditempat lain.” Saran Hammy.

Mereka pun menemukan sebuah ruang kelas kosong dan mulai memulai diskusi mereka dikelas itu. ide-ide bagus mulai bermunculan seiring diskusi itu berlangsung.

Rencana untuk pengumpulan dana pun mulai dibentuk. Dan rangkaian acara mulai dipikirkan. Disaat mereka sedang serius berdiskusi, tiba-tiba...

Hello, everybody!” teriak seseorang diambang pintu. Semuanya pun terkejut dengan hal itu, dan yang pertama bereaksi yaitu Raptor.

“KAU!!!” teriaknya yang kemudian menghampiri orang itu. “BISA TIDAK KAU TIDAK MENGAGETKAN KAMI, HAH!!!”  murka Raptor sambil ngegoyangkan tubuh orang itu.

“Eh, Raptor, berhenti! Hei! Baik-baik aku minta maaf!” ujar orang itu. Raptor pun menghentikan perbuatannya.

“Tunggu! Kau bukannya tutor kewarganegaraan kelas sebelah? Kelas Mr. Sato?” ujar Lucky.

“Itu benar! –“ ujar orang itu dengan gaya yang lucu. “ –Perkenalkan, namaku Shou Ronpo! Mahasiswa Hukum tingkat akhir. Tapi tenang saja, aku tidak akan memberikan kalian tutorial. Aku kesini untuk membantu kalian mengurusi rencana mengalahkan Jark Matter.”

“Kau mau membantu kami?!” ujar Raptor tak percaya.

“Tentu saja, aku sudah lama ingin melawan kelompok yang seenaknya itu. Tapi aku tidak bisa berbuat sendiri. Dan kurasa sekarang lah saatnya aku beraksi!" Jelas Shou.

Raptor yang disampingnya hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat kelakuan dari kakak tingkat kenalannya.

"Dan sebenarnya masih ada satu orang lagi yang akan bergabung. Dia orang yang aku rekrut sejak lama. -" tambah Shou

" -Kau! Ayo sini masuk dan bergabunglah dengan yang lainnya!" Perintahnya pada seseorang yang berada di luar kelas.

Seseorang kini datang dan berada tepat dibelakang Shou. Seorang pemuda yang membawa sebuah gitar kini memasukki ruang kelas itu.

“Kau? Kau berkuliah disini juga?” ucap Champ tak percaya.

Pemuda itu tidak menghiraukan apa yang dikatakan oleh Champ. Dengan dinginnya, ia pun memperkenalkan diri. “Namaku Stinger! Anak jurusan Seni Musik tingkat dua.”

“Selalu bertingkah semaunya!” kesal Champ pelan.

“Jadi kau mau ikut dalam rencana ini?” tanya Spada.

“Satu-satu nya alasan ku ada disini ialah, untuk mengalahkan Jark Matter. Bukan! Lebih tepatnya, untuk mengalahkan kakakku!” jawab Stinger dengan raut wajah yang emosi.

Yang lainnya saling menatap dengan raut wajah bingung setelah mendengar apa yang dibicarakan oleh Stinger.

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now