16

920 69 6
                                    

Hammy kini sedang bekerja di cafe. Sekarang sudah libur musim dingin, dan hanya menghitung hari, tahun akan berganti. Dan saat-saat seperti ini lah semua tempat hiburan dan cafe-cafe dipenuhi oleh pengunjung.

Pengunjung mulai memenuhi ruangan secara bergantian. Hammy sendiri hampir tidak bisa mengendalikan situasi di cafe itu. Ia melayani satu persatu. Dan kali ini ia menjadi bagian kasir.

Mereka yang bekerja hari itu bergantian mengerjakan tugas, mulai melayani, bagian kasir dan membersihkan meja yang kotor. Benar-benar hari yang sibuk.

"Ah, Hammy! Kau bisa bantu aku dipendataan barang? Biasanya Lucky yang membantuku. Cuma hari ini kan bukan jadwalnya bekerja. Boleh aku minta tolong padamu?" tanya Emu.

Hammy dengan senang hati menerima permintaan dari atasannya itu. Sebenarnya cukup sulit untuknya yang tidak biasa melakukan pendataan maupun pembukuan sebelumnya. Namun, Emu membantunya dengan sangat sabar.

Hammy pun meminta istirahat saat tugas pendataannya selesai. Cuacanya benar-benar dingin. Diluar salju kembali turun walau tidak deras. Rasa dinginnya terasa sampai masuk ke cafe, padahal mereka sudah memasang alat pemanas ruangan.

Ia ingat beberapa hari sebelum liburan musim dingin dimulai, mereka berbincang tentang rencana liburan dengan teman-temannya. Tsurugi juga mengajak mereka semua ke suatu tempat.

Hammy menolak ajakan itu. Adiknya, Martha datang sendiri mengunjunginya untuk merayakan tahun baru di Tokyo. Begitu pula Lucky, pemuda itu bilang bahwa ayahnya akan kembali ke Jepang.

Hammy kembali bekerja setelah menurutnya cukup istirahat. Hammy membersihkan meja-meja yang kotor. Seseorang kini memasuki cafe dengan sedikit kedinginan.

"Irasshaimasse!" sapa Hammy pada seorang pria yang berusia sekitar 45 tahun itu. Pria itu tersenyum dan berjalan menuju kasir dan mulai memesan.

Pria itu lantas duduk di dekat jendela kaca besar di cafe, menunggu pesanannya disajikan. Dan beberapa waktu kemudian, Hammy mengantarkan pesanan pria itu.

"Ini pesanannya, tuan."

"Arigatou!"

Baru saja ia hendak pergerak. Seseorang menghampirinya dan berhenti tepat disampingnya. "Aneki! -" panggil orang itu. Dan orang itu adalah Martha, adik perempuan dari Hammy.

"Aku akan pergi ke Harajuku bersama Kak Eris. Kakak ingin menitip apa?" tanya Martha.

"Tidak usah! Aku bersenang-senang lah. Tapi jangan menyusahkan Eris ya!" ucap Hammy seraya mengusap kepala Martha.

Martha mengangguk mengerti. "Kalau begitu, aku pergi dulu, kak! Sampai jumpa nanti!" pamit Martha yang kemudian keluar cafe dan pergi bersama Eris.

"Dia itu adikmu?" tanya pria itu.
Hammy mengangguk. "Saya permisi dulu," pamitnya pada pria itu dan kembali membersihkan meja yang kotor. Namun ada yang sedikit aneh baginya. Pria itu menatapnya dengan tatapan yang tidak ia mengerti, dan sesaat kemudian, pria itu mengalihkan pandangannya sebuah kertas foto yang kini digenggamnya.

Hal itu terjadi untuk beberapa waktu. Sejujurnya, Hammy merasa sedikit risih dengan hal itu. Dan pria itu tidak meninggalkan tempat itu sama sekali, bahkan ia kembali memesan pesanan yang sama.

Hammy kembali mengantarkan pesanan itu. Ia pun kembali mendapatkan tatapan dari pria itu. Dan sekarang, pria itu tersenyum padanya. "Gomen! Pasti kau merasa risih ya saat saya memperhatikan kau?"

"Kau sadar itu ya, tuan" ucap Hammy yang sedikit terkejut.

"Saya tidak bermaksud apa-apa. Hanya saja kau mengingatkanku pada mendiang istriku. Dia sudah meninggal bertahun-tahun lalu."

Mata Kimi ni AitaiWhere stories live. Discover now