03

10.1K 782 8
                                    


"Sha, adek kamu udah pada bangun?" Tanya Cantika ketika melihat anak perempuannya yang baru saja turun dari kamarnya yang berada di lantai dua.

Shanin menggeleng. "Engga tau Bun, mau aku bangunin mereka?"

"Tolong deh ya Sha, bangunin adek kamu."

"Oke Bun."

Shanin langsung berjalan menuju kamar kedua adiknya yang berada tepat di samping kamarnya. Perempuan cantik itu membuka pintu kamar kedua adiknya dengan perlahan, senyumnya langsung mengembang ketika melihat kedua adiknya masih bergulung di dalam selimut tebal milik mereka. Shanin berjalan ke arah jendela untuk membuka gorden berwarna cokelat itu.

"Dit, Nat, bangun udah siang, kalian ga akan pergi ke sekolah?"

Aditya langsung membuka kedua matanya. "Kak?"

"Apa? Cepetan bangun, siap-siap sana."

Bukannya membalas atau menuruti perkataan kakaknya, Aditya malah memeluk tubuh mungil kakaknya. "Lu kenapa?"

Aditya menangis di pelukan kakaknya. "Kenapa lu nangis? Ada apa?"

"Jangan bangunin Nata, semalem dia ngeluh sakit di bahunya, terus dia baru bisa tidur tadi pagi jam empat."

Shanin mengusap punggung adiknya. "Terus kenapa lu ga bangunin gue?"

"Nata bilang dia ga mau ngerepotin, dia juga nyuruh gue buat enggak khawatir. Tapi gue ga bisa Kak, gue khawatir sama dia. Gue takut."

"Dit, Nata bakalan baik-baik aja. Udah ah lu jangan nangis, siap-siap gih. Gue ga akan bangunin Nata."

Aditya melepas pelukannya dan menghapus dengan kasar air matanya. "Semalem Nata nyuruh gue buat ga ngasih tau lu sama Bunda, tapi gue ga bisa. Maaf Kak gue ga ngasih tau lu."

Shanin tersenyum. "Engga apa-apa, sana siap-siap, gue bakalan ke bawah duluan, Bunda udah nungguin di bawah."

Aditya langsung berjalan menuju kamar mandi. Sedangkan Shanin, ia mengusap pelan kening adiknya yang sedikit panas. "Lu demam dek."

"Gimana sayang, adek kamu udah pada bangun?"

Shanin mengangguk untuk menjawab pertanyaan ayahnya. "Aditya lagi siap-siap Yah, cuma Nata sedikit demam. Kata Adit, semalem Nata ngeluh bahunya sakit."

Naufal langsung berjalan menuju arah kamar anak kembarnya. "Dit.."

Aditya yang baru saja selesai memakai seragam sekolahnya langsung menolehkan kepalanya. "Iya Yah?"

"Nata?"

"Jangan bangunin Nata Yah, Nata baru bisa tidur tadi pagi, semalem dia ngeluh bahunya sakit. Tapi dia ga mau manggil siapa-siapa, Maaf ya Yah."

Naufal tersenyum. "Iya ga apa-apa, sekarang kamu siap-siap gih, ke bawah makan sama kakak kamu. Ga apa-apakan berangkat sama Shanin berdua?"

Aditya mengangguk. "Ayah, Nata bakalan baik-baik aja kan?"

Naufal tersenyum. "Kita terus berdoa dan semangatin Nata, supaya dia semangat buat sembuh."

"Iya Yah.."

Setelah dirasa Aditya telah keluar dari kamarnya, Naufal langsung berjalan dengan perlahan ke arah kasur yang cukup besar yang diisi oleh anak bungsunya. Ia usap pelan kepala anaknya itu, rambutnya terlihat basah karena keringat, dan jangan lupakan kernyitan di kening anaknya.

"Sakit ya sayang?"

Adinata membuka kedua matanya. "Ayah?"

Suaranya terdengar parau dan lirih di telinga Naufal. Naufal tersenyum. "Iya sayang? Ini Ayah. Ada yang sakit?"

ADINATA ✔Where stories live. Discover now