10

5.8K 489 3
                                    


Mobil milik Naufal terparkir di sebuah villa milik keluarganya, di tempat mobilnya parkir sudah terparkir beberapa mobil yang sudah Naufal kenali. Yaitu mobil milik kakak dan adik-adiknya.

"Kayanya Arda sama yang lainnya udah nyampe ya Mas?"

Naufal mengangguk. "Kayanya." Kepala Naufal melirik ke arah jok belakang dan melihat ketiga anaknya masih terlelap.

"Shanin, Adit, Nata bangun. Kita udah nyampe." Kata Cantika membangunkan ketiga anaknya.

Shanin menggeliat pelan dalam tidurnya. Sedangkan si kembar masih betah dalam mimpi mereka.

"Udah nyampe Bun?"

"Udah sayang, ayo bangun. Bangunin kedua adek kamu."

Shanin menepuk pelan pipi kedua adiknya. "Dit, Nat bangun. Udah sampe ini."

Aditya dan Adinata membuka kedua matanya, kedua mata mereka terlihat sangat sayu.

"Ayo turun, udah nyampe ini." Kata Naufal yang membuka pintu belakang sebelah kiri yang dimana Aditya duduk di sana. Sedangkan Shanin, ia sudah berada di luar mobil.

Aditya ikut turun dari dalam mobil, sedangkan Adinata, dia sedang membuka tas kecil yang berisi obat-obatan miliknya.

"Kenapa Nat?"

"Aku minum obat dulu Yah, bahu aku sakit."

Naufal mengangguk. "Perlu Ayah bantu? Tangan kamu geter gitu."

Adinata menggeleng. "Ga usah Yah, udah kok."

Setelah melihat sang anak telah meminum obatnya, Naufal membantu Adinata untuk keluar dari dalam mobilnya.

"Masuk yuk, kayanya udah pada ngumpul ini." Kata Cantika kepada ketiga anaknya.

Ketiga anak Naufal Pranaja itu mengangguk. Mereka berlima berjalan menuju ke dalam Villa milik keluarga Naufal, senyum langsung merekah diwajah Aditya ketika melihat Tante kesayangannya sudah ada disana.

"Tante Arda!" Panggil Aditya senang.

"Adit?"

Aditya langsung berjalan mendekat ke arah Arda dan memeluknya. "Tante, aku kangen Tante, kenapa Tante ga pernah main ke rumah lagi?"

Arda membalas pelukan keponakannya. "Maafin Tante ya, Tante sibuk sama pekerjaan Tante. Jadi aja ga bisa main kesana, gimana kabar kamu?"

"Aku baik Tante, cuma Nata lagi ga baik."

Kening Arda mengerut. "Nata? Emang Nata kenapa?"

"Emang Ayah ga kasih tau Tante? Nanti deh Tante, aku kasih tau."

Arda berjalan ke arah keponakannya yang lain. Wanita berumur dua puluh delapan itu memeluk tubuh kurus Adinata.

"Kamu kok kurus sih Nat?"

Adinata tersenyum. "Aku diet Tante.."

"Diet? Tante ga percaya."

"Tante harus percaya dong sama Nata, masa Tante ga percaya sama Nata."

"Iya Tante percaya." Arda tersenyum.

"Kamar buat kita dimana Ar?" Tanya Naufal kepada sang adik.

"Kamar Mas sama Mba Cantika di atas, terus kamar Shanin sama si kembar di sebelah kamar kalian, itu sih yang Ibu kasih tau ke aku."

"Terus Ibu sama yang lainnya kemana?"

"Mereka ada di halaman belakang, Samperin Mas, daritadi Ibu terus nanyain Mas sama Mba Cantika."

"Nanti deh, kita simpen dulu barang."

Naufal berjalan menuju kamar yang akan mereka tempati. "Yaudah Mas, aku tunggu di halaman belakang ya."

Shanin, Aditya dan Adinata masuk ke dalam kamar yang akan mereka tempati. Di dalam kamar yang akan mereka tempati ada dua kasur single bed, televisi, lemari dan sebuah kamar mandi.

"Ini kita tidur bertiga disini?" Tanya Aditya kepada Shanin.

Shanin mengangguk. "Kata Tante Arda kan gitu."

"Tapi ini cuma ada dua kasur, single bed lagi."

"Yaudah sih Dit, gue bisa tidur sama Kak Shanin." Kata Adinata kepada saudara kembarnya.

"Lu mau tidur sama Kak Shanin? Seriusan?"

Adinata mengangguk. "Emang kenapa?"

"Lu kaya gak tau aja gimana Kak Shanin kalo tidur, dia kan kalo tidur suka ngabisin tempat."

"Iya sih, tapi daripada lu ga nyaman."

"Udah, nanti gue bilang ke Ayah sama Bunda biar kamar kita pindah ke kamar yang kasurnya agak gedean."

Tidak lama kemudian Naufal dan Cantika datang ke kamar ketiga anaknya. "Kenapa?"

"Bun, kasurnya kurang gede, kita kan bertiga."

Naufal tersenyum. "Engga apa-apa sayang, nanti Ayah bilang ke Oma ya. Yaudah, ayo keluar, kita harus ketemu sama yang lainnya."

Naufal, Cantika, Shanin, Aditya dan Adinata berjalan keluar dari kamar ketiga anaknya. Mereka berjalan menuju taman belakang Villa tersebut.

"Mas Naufal?!" Sahut salah satu adik Naufal bernama Yudha.

Naufal memeluk Yudha yang berlari memeluknya. "Mas apa kabar? Aku kangen."

"Keadaan Mas baik-baik aja, gimana Denmark? Lancarkan sekolah kamu disana?"

Yudha mengangguk. "Lancar Mas."

"Bagus deh kalo gitu, cepetan wisuda ya, terus bantu perusahaan Bapak biar bisa nambah maju."

Yudha mengangguk. "Gimana Nata, Mas? Keadaannya baik-baik aja kan?"

Naufal tersenyum lalu mengangguk. "Doain ya Yud, semoga Adinata bisa sembuh."

Yudha mengangguk. "Iya Mas, aku selalu doain Nata."

Oma Lani berjalan mendekati Naufal. "Kamu kenapa lama banget sih Fal? Ibu nunggu kamu."

"Maaf Bu, tadi sedikit macet."

"Udah makan?"

Naufal mengangguk. "Udah ko Bu."

Oma Lani memeluk Shanin. "Oma kangen kamu Sha, padahal kita baru ketemu beberapa hari yang lalu."

Shanin menatap kedua adiknya yang berdiri di samping kanan dan kirinya. "I..iya Oma aku juga kangen sama Oma."

Aditya mendengus kesal, sedangkan Adinata hanya menunduk.

"Oma ga kangen sama kita berdua?"

Seakan tuli dengan pertanyaa yang diberikan Aditya, Oma Lani langsung berjalan menuju ke dalam Villa.

"Tuhkan, kayanya Oma pendengarannya keganggu. Pertanyaan aku ga dijawab."

"Hush! Yang bener kalo ngomong."

"Istirahat sana, Gini aja ya. Kalo kasur kalian ga cukup, gimana salah satu dari kalian tidur di kamar Bunda sama Ayah?"

Naufal mengangguk. "Iya, kalian lebih baik gitu aja. Jadi siapa yang tidur sama Bunda, Ayah? Nata aja gimana?"

Adinata mengangguk. "Iya Yah, aku aja yang tidur sama Bunda, Ayah."

Akhirnya setelah diputuskan, Adinata tidur bersama kedua orang tuanya sedangkan Aditya dan Shanin, mereka berdua tidur di kamar yang sebelumnya sudah ditentukan.







































TBC

ADINATA ✔Where stories live. Discover now