39

8.7K 526 104
                                    


Naufal dan Cantika berada di dalam ruang ICU dimana anak mereka berada. Aditya dan Shanin memutuskan untuk menunggu di luar, mereka berempat bergantian untuk menjaga Adinata sejak semalam dan hari ini Aditya memilih untuk tidak masuk sekolah karena dia pikir percuma jika dirinya masuk sekolah karena pikirannya sedang kacau.

"Nata sayang.. Kamu denger Ayah, Nak?" Kata Naufal mencoba untuk mengajak anaknya berbicara.

Sejak semalam keadaan Adinata tidak menunjukan perubahan yang pasti, kedua matanya masih tertutup tapi dia bisa mendengar semua perkataan kedua orang tuanya.

"Ayah sama Bunda ada disini, buka mata kamu, Nak.."

Hanya genggaman lemah yang Naufal dapat dari anaknya yang kembali berjuang untuk mengalahkan sakitnya.

"Kamu capek sayang? Kalo capek tidur aja, tapi nanti kalo Ayah sama Bunda bangunin kamu, kamu harus bangun."

Adinata kembali membalas genggaman tangan Ayahnya cukup erat, seluruh tubuhnya terasa sakit.

"Sakit ya sayang?" Cantika mengusap kepala anak dengan lembut.

"Buka mata kamu sayang, ada Ayah sama Bunda disini."

Adinata mencoba untuk membuka kedua matanya, tapi dia kembali menutup kedua matanya lagi ketika dirasa kepalanya semakin sakit.

"S..sa..sakit."

Naufal mengangguk. "Anak Ayah kuat, Kamu harus bisa lawan rasa sakitnya."

Adinata menggeleng lemah. "A..Ayah?"

"Iya sayang? Ada apa? Kamu butuh apa? Atau ada yang sakit?"

"Ma..maaf.."

Naufal kembali menggelengkan kepalanya. "Kenapa minta maaf? Kamu gak salah apa-apa sayang?"

"A..ak..aku nyu..sahin A..yah s..sama B..Bunda."

Cantika kembali terisak. "Enggak sayang, kamu gak pernah nyusahin Bunda sama Ayah. Kamu anak Ayah sama Bunda yang paling kuat."

Eunghh

Adinata kembali mengeluhkan jika seluruh tubuhnya terasa sangat sakit, penyakitnya kembali berulah. Ia tidak tahu mana yang lebih sakit di dalam tubuhnya.

"Sayang, Kasih tau Bunda mana yang sakit? Biar Bunda usir rasa sakitnya."

Eunghh

"S..sakit.."

Naufal dan Cantika bingung, mereka berdua belum siap jika harus kembali dihadapkan dengan kenyataan yang sebenarnya tentang keadaan anak mereka.

Naufal menekan salah satu tombol yang berada di dekat ranjang anaknya, tidak butuh waktu lama akhirnya Adi datang bersama dengan beberapa perawat.

"Kalian berdua keluar dulu, Nata perlu kembali di pantau kondisinya."

Naufal dan Cantika keluar dari ruang rawat Adinata dengan wajah sembab dan juga khawatir.

Shanin dan Aditya yang sedari tadi menunggu di luar ruangan langsung berdiri ketika melihat Adi dengan beberapa perawat memasuki ruanh rawat saudaranya.

"Ayah? Bunda? Nata kenapa? Nata baik-baik aja kan?" Tanya Aditya dengan wajah yang bisa dikatakan terlihat kacau tersebut.

Naufal tidak menjawab pertanyaan anaknya, ia memeluk erat kedua anaknya sambil menguatkan.

"Ayah? hiks.. Nata baik-baik aja kan? Hiks.."

Naufal mengusap pelan punggung kedua anaknya. "Sayang, kalian enggak mau kan liat Nata terus kesakitan?"

ADINATA ✔Where stories live. Discover now