17

4.7K 392 2
                                    


"Gimana keadaan kamu Nat? Maaf Om baru sempet jenguk kamu." Kata Yudha sambil duduk di samping ranjang Adinata.

Adinata tersenyum. "Ya, kaya yang Om liat. Menurut Om keadaan aku gimana?"

"Kamu ini, Om nanya kamu malah nanya balik ke Om."

Adinata kembali tersenyum. "Aku baik-baik aja kok Om. Kata Om Adi aku udah boleh pulang lusa."

Yudha mengangguk. "Syukur deh kalo kaya gitu, oh iya Om bawa sesuatu buat kamu."

Yudha mengeluarkan sesuatu dari kantong celana yang ia pakai. Sebuah gelang berwarna hitam. "Buat kamu."

"Om aku bukan perempuan, Om tau kan kalo aku gak suka gelang."

Yudha terkekeh. "Kalo Om bilang ini dari Tante Arda gimana? Masih ga mau diterima?"

"Tante Arda?"

Yudha mengangguk. "Iya ini dari Tante Arda. Gelang ini di buat sama dia sendiri, khusus buatan kamu, katanya sebagai permintaan maaf karena belom sempet jenguk kamu."

Adinata menerima gelabg tersebut. "Nanti tolong bilangin ke Tante Arda  makasih."

"Om bantuin pake ya."

Adinata menggeleng. "Nanti aja di pakenya Om."

Yudha mengangguk. "Yaudah."

Tidak lama kemudian Naufal dan Shanin datang ke ruangan Adinata lagi.

"Udah makannya kalian?"

Shanin mengangguk. "Udah Om. Nat lo dapet gelang dari siapa?"

"Tante Arda."

"Tante Arda? Emang Tante Arda kesini kok gue gak liat?"

"Dari Om Yudha Kak."

"Maksudnya gimana sih Nat, lu bilang dari Tante Arda terus sekarang lu bilang dari Om Yudha."

Adinata terkekeh kecil. "Lu sedikit lemot ya, maksud gue ini gelang dari Tante Arda yang dititipin ke Om Yudha. Ngerti sekarang Kak?"

"Oh gitu, bilang dong."

"Mas gimana Nata?"

Naufal tersenyum. "Ikut Mas, jangan bicarain disini."

"Nat, Sha, Ayah sama Om Yudha mau pergi dulu keluar sebentar ya. Beli kopi."

Shanin mengangguk. "Iya Ayah."

Naufal dan Yudha memilih untuk berjalan ke arah taman Rumah sakit. Mereka berdua duduk di salah satu bangku taman yang berada di Taman Rumah Sakit tersebut.

"Jadi Mas, gimana keadaan Nata? Baik-baik aja kan?"

Naufal menghela nafas berat. "Mas gak bisa bilang keadaannya baik-baik aja Yud. Mas juga bingung."

"Apa yang dibilang sama Adi?"

Naufal menatap adiknya dengan pandangan sendu. "Keadaan Nata memburuk, Adi bilang sel kankernya udah nyebar dan kemungkinan besar Nata bakalan lumpuh secara perlahan."

Kedua mata Yudha membulat. "Gak mungkin Mas, pasti itu salah."

Naufal tersenyum miris. "Awalnya juga Mas sama kaya kamu, enggak terima dan enggak akan percaya. Tapi Mas sadar, kalo Mas harus ngehadapin ini semua. Ini cobaan dari Tuhan yang harus Mas terima dengan lapang dada."

"Mas aku ga nyangka kalo Nata bakalan sakit parah, dia anak yang baik Mas. Terus cita-citanya jadi atlet Bulutangkis gimana Mas?"

Naufal menggeleng. "Mas udah bilang sama Nata, dan Nata mutusin semuanya. Dia bakalan berhenti dan kamu tahu sendiri apa yang akan diputuskan oleh Nata."

ADINATA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang