01. Contract

880 70 6
                                    


Gia sedang duduk dengan canggung dan kaku diatas sofa didalam kamar Jey. Setelah kejadian dikamar mandi, Gia tidak berani menatap lelaki yang sedang duduk santai dihadapanya tersebut. Memang tidak terjadi apapun selama keduanya dikamar mandi, tapi berada didalam jaccuzi yang sama dengan seorang lelaki merupakan pengalaman pertama bagi Gia, apalagi dengan tubuh polos tanpa sehelai benang pun.

"So... where do we start?"

Suara mendominasi milik Jey langsung membuat Gia mengkerut. Karisma serta tatapan mengintimidasinya membuat Gia enggan untuk berbicara, bukan karena tidak mau tapi Gia mendadak melupakan semua kosa kata yang telah ia kuasai.

"Nona Gia.. pasti ada alasan kenapa kau mau menerima penawaranku?" Lagi-lagi suara Gia tercekat karena saking groginya. "Nervous?" Tanya Jey dan langsung mendapatkan anggukan dari Gia.

"Then don't be. Kau harus mulai terbiasa denganku. Yes, I'm a dominant, tapi aku tidak suka ketika pertanyaanku diabaikan."

"Ma-maaf.." Jawab Gia masih dengan kepala menunduk. "Aku butuh uang." Tambahnya.

"Berapa banyak?"

"Berapa yang kau tawarkan?"

"Kurasa cukup jelas. Kau akan menerima bayaran setiap minggu dan mendapatkan bonus untuk keperawananmu." Jelas Jey.

Gia mengangkat kepalanya seketika mendengar penjelasan Jey padanya, "Cukup dengan menjadi penjaminku dan biayai kuliahku. Beasiswaku dicabut karena prestasiku menurun dan aku tidak bisa pulang ke kampung halamanku sebelum aku menyandang status sebagai sarjana."

"Cukup mahal untuk ukuran gadis sepertimu. Kalau begitu durasi kontrak harus diperpanjang."

Kemudian Jey membuka sebuah laci dan mengambil satu map dari dalamnya. Lelaki ini menuliskan sesuatu pada kertas didalam map tersebut. Setelahnya, Jey kembali duduk tepat dihadapan Gia.

"Ada beberapa hal yang harus kau pahami Nona Gia."

Gadis ini tersentak ketika tiba-tiba suara Jey terdengar menggema ditelinganya. Lelaki yang sedang duduk dengan sebuah map ditanganya ini menatap tajam pada Gia. Gia kembali menunduk ketika mengetahui bahwa dirinya sedang ditatap oleh Jey.

"Aku tidak membayarmu untuk semalam tapi selama tiga bulan, yang artinya kau akan menjadi pelacurku selama tiga bulan." Jelas Jey dan Gia mengangguk. Map yang tadinya dalam genggaman Jey, telah diberikan pada Gia. Dengan malu-malu gadis ini membaca isinya secara singkat. Tulisan tambahan yang dibubuhkan menggunakan tinta bolpoin menarik perhatian Gia.

"Ini...."

Gadis ini kembali dikejutkan oleh Jey yang tiba-tiba telah duduk disebelahnya. Tatapan menggoda dan mengintimidasinya membuat tubuh Gia membeku. Bahkan gadis ini diam, ketika tangan Jey tanpa permisi dapat dengan mudah membuat jubah mandi yang sedang Gia kenakan melorot sebatas pusar. Tubuh bagian atasnya yang telanjang dibalik jubah mandi tersebut, berhasil terpampang dengan jelas. Seperti terkena sihir, Gia dibuat benar-benar tidak bergerak, Ia hanya memperhatikan cumbuan yang Jey berikan dan meninggalkan bekas kemerahan disana-sini. Sensasi geli dan panas yang baru saja dirasanya terhenti secara tiba-tiba ketika Jey menghentikan aksinya.

"Poin tambahan pada kontrak, karena aku merasa belum puas jadi jangan menggunakan bra ketika aku berada dirumah."

Gia termenung mendengar pengakuan Jey padanya. Dirinya tidak habis pikir bagaimana bisa lelaki ini mengaku 'belum puas' dengan dadanya yang tidak bisa dibilang berisi tersebut. Gia yakin bahwa wanita-wanita yang disewa Jey sebelum dirinya memiliki dada yang jauh lebih sexy dari pada miliknya.

"Payudara asli milikmu membuatku ketagihan." Celetuk Jey secara tiba-tiba seakan dapat membaca pikiran Gia. Gadis ini melebarkan kedua matanya, Jey benar-benar lelaki yang penuh misteri pikir Gia.

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ