20. Story of Tobi (part I)

314 33 7
                                    


.
.

* Cerita di part ini diambil dari kitab tobit di wikipedia, author telah menambahkan unsur fiksi dibeberapa bagian sesuai dengan imaginasi author sendiri. *

Sekedar saran sih,
Biar feel masa lalunya dapet coba play playlist yg udh aku insert.
Happy Reading😚

.
.
.
.

*Tahun 721 SM*

Berabad-abad jauh sebelum Gia lahir, dimana peradaban belum se-modern saat ini. Tidak ada ponsel ataupun kapal terbang, semua masih primitif. Orang-orangnya masih mengandalkan hewan sebagai alat trasportasi bahkan memilih berjalan berkilo-kilo meter hanya demi untuk sampai ditujuan. Era dimana hal-hal tabu masih dianggap lumrah, dengan budaya serta ritual mistis masih kental terasa.

Pada masa itulah sebuah legenda tercipta. Legenda yang membawa seorang gadis modern bernama Gianna-Han bertemu dengan takdirnya dimasa depan.

Dikisahkan pada tahun 721 SM, hiduplah seorang lelaki bernama Tobias. Ia bersama dengan Rafael pergi menuju sebuah kota bernama Media. Yang Tobias tahu, Rafael adalah kakak sepupunya, Rafael akan menjaganya selama perjalanan. Tujuan mereka menempuh perjalanan panjang ke Media adalah untuk mengambil sebuah peti berisikan koin emas yang pernah ditinggalkan ayah Tobias disana.

Perjalananya tidaklah mudah. Keduanya sempat diserang oleh seekor ikan raksasa yang jantung, hati, dan empedunya diangkat untuk dijadikan obat. Rafael membawa hasil pertarunganya bersama mereka menuju Media.

Sesampainya di Media, santer terdengar kabar mengenai seorang wanita cantik yang terkutuk. Cerita yang Tobias dengar dipasar begitu mengerikan. Namun ketika Tobias membicarakanya dengan Rafael, lelaki itu menceritakan kisah yang jauh berbeda dan lebih pilu dari kabar yang sudah terlanjur beredar.

"Wanita malang, bagaimana orang-orang bisa membicarakan hal mengerikan seperti itu. Dia bukan wanita terkutuk, hanya saja kecantikan membuatnya sedikit kurang beruntung."

Jelas Rafael sambil menyandarkan tubuhnya dibawah sebuah pohon rindang.

Keduanya sedang beristirahat dibawah pohon yang rindang, sekedar berlindung dari teriknya matahari siang, sembari menyantap sepotong roti yang mereka beli di pasar sebelumnya.

"Tidak ada wanita cantik yang kurang beruntung. Harta, kasta tinggi, dan suami kaya. Semua itu bisa didapatkan hanya dalam sekejap, jika dia mau."

"Tidak dengan Sarah. Kecantikanya membuat salah satu iblis terobsesi untuk memilikinya. Tujuh kali wanita ini menikahi lelaki pujaanya, dan tujuh kali juga mereka semua mati dengan cara tidak wajar."

"Maka hanya perlu melakukan pengusiran setan lalu dilakukan penyucian." Tobias menjawab santai.

"Akan semudah itu apabila yang mengejar Sarah bukanlah Asmodeus."

Tobias tercekat oleh penjelasan Rafael. Dia tahu seberapa mengerikanya iblis bernama Asmodeus ini. Tobias turut menyesal mendengar secuil kisah sedih dari wanita bernama Sarah tersebut.

"Sungguh malang..." Tobias menghela nafas.

"Malang sekali, hingga setiap hari Sarah selalu berdo'a untuk kematianya."

"Dari mana kau tau wanita itu setiap hari berdo'a untuk kematianya?"

Rafael tidak menjawab pertanyaan Tobias. Ia menatap langit kemudian beralih menatap roti yang hanya tinggal separuh ditanganya, ia membolak-balikan roti tersebut, mengamati setiap sisinya. Lalu Rafael berujar,

"Kau tau Tobias. Nasib Sarah akan membaik jika kau mau menikahinya."

Sekali lagi Tobias dibuat terhenyak. Rafael mengucapkan kata 'menikah' seakan tanpa beban. Kakak sepupunya ini sudah tidak waras. Baru beberapa waktu lalu Rafael menyelamatkanya dari serangan monster ikan besar sebelumnya, dan sekarang lelaki itu mencoba menuntunya menjemput maut.

"Kau ingin aku mati, Rafael? Kau sendiri yang mengatakan jika ketujuh suami wanita bernama Sarah tersebut mati ditangan Asmodeus, lalu sekarang kau memintaku menikahinya. Apa itu masuk akal?"

"Tujuanku menemanimu ke Media sebenarnya adalah untuk membantu Sarah. Aku pastikan kau tidak akan mati semudah itu Tobi."

"Kalau begitu kau saja yang menikahinya. Sarah tidak ada urusanya denganku."

Tobias beranjak dari duduknya, membersihkan sisa tanah dibajunya, lalu mengemasi barang bawaanya yang tidak seberapa banyak. Rafael hanya menatap adiknya datar dan menyunggingkan senyum penuh arti padanya.

"Kau masih mau ikut denganku atau ingin mencari Sarah saja?"

Tawar Tobias mengulurkan tangan untuk membantu Rafael berdiri. Lelaki itu tersenyum lebar dan menyambut uluran tangan dari adik sepupunya tersebut. Dengan gestur yang sama, Rafael membersihkan sisa tanah pada bajunya kemudian mengemasi beberapa bekal yang ia bawa.

"Kemanapun aku mengikutimu pergi, takdir akan tetap mempertemukanku dengan Sarah."

Tobias memutar bola matanya kemudian mulai mencari rumah seorang saudagar kaya tempat ayahnya menitipkan peti berisi koin emasnya. Tidak sulit menemukan rumah sang saudagar karena namanya cukup dikenal. Tobias dan Rafael diarahkan kesebuah bangunan besar. Banyaknya penjaga meyakinkan kedua lelaki ini bahwa mereka menuju rumah yang tepat.

Ketika memasuki rumah, mereka disambut oleh seorang wanita muda. Dia cantik dengan rambut hitam bergelombang yang tergerai. Dia adalah nyonya rumah ini sekaligus janda dari sang saudagar teman dari ayah Tobias.

"Saya Tobias dan dia adalah kakak sepupuku, Rafael. Kami kesini atas perintah dari ayahku untuk membawa kembali peti milik beliau."

Tobias memberikan lencana kayu pemberian ayahnya kepada sang wanita. Dia mengangguk mengerti dengan tanda pengantar yang kedua lelaki dihadapanya berikan.

"Sebelum suamiku meninggal, ia sempat berpesan bahwa akan ada seorang lelaki yang datang untuk mengambil peti miliknya." Jelasnya tenang.

"Perkenalkan, namaku Sarah."

Tobias dibuat terkesima dengan kecantikan wanita dihadapanya, dirinya bahkan melupakan bahwa beberapa waktu sebelumnya ia dan Rafael sempat membicarakan sosok yang saat ini sedang dikaguminya.

Sementara Rafael menarik senyum tipis penuh arti. Memang sudah diramalkan bahwa penderitaan Sarah akan berakhir dengan kedatanganya yang membawa Tobias bersamanya.

.
.
.

♥ —————— To Be Continue ————— ♥

.
.
.




The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang