09. Lust or Love [19+]

937 50 17
                                    


*Attention! RESTRICTED content!*

Terdapat satu bagian yang menampilkan adegan GORE dan sedikit adegan seksual. Kalian bisa skip part itu.
Bijak-bijak membacanya ya.. Jangan sampe ikut-ikutan menguliti 'aset' orang lain.. Gak baek itu..🌚






Gia membuka mata dan mendapati dirinya berada diatas ranjangnya, dia sudah berada dirumah rupanya. Matanya masih terasa berat meskipun gambaran peristiwa didalam toilet tersebut masih diingatnya dengan jelas.

"Guten morgen... Selamat pagi..."

Sapaan menggunakan bahasa Jerman tersebut terdengar merdu. Gia sudah dapat menebak siapa yang mengucapkan salam tersebut. Hanya Rafael yang selalu datang menyapa menggunakan bahasa Jerman. Pria itu membuka setiap tirai yang menghalangi sinar matahari untuk masuk kedalam kamar tersebut.

"Apa tidurmu nyenyak?"

"Kapan kau datang?"

"Kenapa menjawab pertanyaanku dengan pertanyaan lain?"

Tatapan Rafael memang tidak terlalu mengintimidasi seperti Jey, namun ada sesuatu dimatanya yang membuat setiap orang yang menatapnya akan meringsut segan dan takut dalam waktu bersamaan. Tidak ingin berdebat, Gia akhirnya menjawab pertanyaan sederhana dari Rafael.

"Karena aku tidak tau apakah tidurku nyenyak atau tidak."

"Berarti Tobi berbohong padaku, dia bilang kau sering mimpi buruk."

Gia menghela nafas mencoba menghindari tatap menelisik dari pria yang kini duduk disebelahnya.

"Gia.. Lihat aku..."

Gadis ini mengangkat wajahnya dengan ragu. Diluar dugaanya, memandang wajah tampan Rafael membuat hatinya menghangat dan merasa aman entah mengapa.

"Satu hal yang perlu kau ingat, aku berani menjamin bahwa kau bisa mempercayai adikku lebih dari siapapun.."

Setiap kata yang Rafael ucapkan membuat konsentrasi Gia hanya tertuju pada Rafael. Seluruh indra didalam dirinya seakan tidak dapat berfungsi, bahkan pikiranya pun hanya tertuju pada setiap kata yang Rafael ucapkan.

"Percayakan dirimu padanya dan jangan pernah meragukanya. Lupakan yang kau lihat sebelumnya. Kau butuh asupan energi karena semalam kau pingsan akibat terlalu banyak minum."

Rafael menyentuhkan telunjuknya tepat dikening Gia. Gadis ini terkesiap seakan baru saja dibangunkan dari lamunan panjangnya.

"Sudah. Cuci muka sana, lalu bergabunglah bersama kami untuk sarapan. Kami tunggu, jangan lama-lama."

Rafael melenggang pergi meninggalkan Gia yang masih melongo diatas kasurnya.

Tidak butuh waktu lama bagi Gia untuk cuci muka dan segera turun untuk sarapan. Alaric bersaudara sudah berada dimeja makan dan nampak sedang dalam percakapan serius.

"Michael sudah bergerak..."

Rafael menjeda ucapanya saat menyadari langkah kaki Gia. Raut wajahnya yang beberapa detik lalu begitu serius, kini kembali menampakan senyum menawan. Tatanan piring yang masih tertelungkup berada disebelah Jey, menandakan dimana tempat untuk Gia. Gadis ini tanpa ragu langsung memposisikan dirinya disana tepat disebelah prianya.

"Kau masih pusing?" Tanya Rafael dan Gia menggeleng.

"Baguslah kalau begitu. Semalam kau pingsan karena terlalu banyak minum. Tobi sampai harus menggendongmu."

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora