38. Beginning of the End

277 30 6
                                    




Setelah Diabolos berhasil mengenai Gia, Nick berniat mencabut anak panah tersebut. Namun Lucifer datang dan mengancamnya. Lelaki ini hanya bisa menatap nanar pada Gia yang sudah sekarat. Nick mendongak menatap tajam pada sosok pemimpin Hades tersebut. Lucifer membalasnya dengan senyuman licik.

*BOOMM!*

Seseorang mendarat dan menimbulkan dentuman keras dalam prosesnya. Jimin, dengan wujud berbedanya telah datang. Tidak jauh berbeda dengan Lucifer, enam sayapnya yang bercahaya telah terbentang, ia menggunakan baju perang berwarna emas lengkap dengan pedang besar ditanganya. Lelaki ini melirik sesaat kearah Gia dan tatapan keduanya beradu. Detik kemudian Jimin mengalihkan tatapanya kepada Rafael dan mendapat satu anggukan mengerti darinya.

Rafael sudah melayang menggunakan sayapnya, tidak terlalu tinggi dengan merentangkan kedua tanganya kesamping. Bersamaan dengan gerakan tersebut, area kastil tertutup oleh tameng tak kasat mata membentuk sebuah kubah. Lucifer tertawa, tawanya terdengar mengerikan.

"Kalian yakin akan melawanku disini?" Ejek Lucifer.

"Bukan 'kalian' tapi aku. Haruskah kuingatkan bagaimana aku menendangmu dari Surga" Ancam Jimin dengan tatapan tajam.

"Oh ayolah Michael, ini tidak akan menyenangkan jika kau langsung melawanku."

Lucifer menjentikan jarinya kemudian Araqiel muncul.

"Ini latihanmu Araqiel. Kalahkan Michael." Titah sang Lucifer.

Tanpa membantah, pemuda tersebut mulai menyerang. Keduanya bertarung diatas awan dengan kecepatan yang tidak dapat dilihat oleh kasat mata.

*DORR!*

Sebuah peluru berhasil ditembakan kearah Lucifer, sayangnya peluru tersebut dapat ditangkis dengan mudah oleh salah satu sayapnya, kemudian dikembalikan dengan kecepatan yang sama kearah sang penembak. Beruntung Tobias bisa menghadangnya dengan mudah.

"Tobias.. Tobias.. Kau tidak pernah belajar rupanya. Senjata kecilmu itu tidak akan mampu melawanku."

Seperti tuli, Tobias tetap menembaki Lucifer dan mencoba untuk melesat kearahnya.

Sementara itu Gia masih terbaring kejang, Rafael berusaha mengurangi rasa sakitnya. Hanya itu yang bisa Rafael lakukan karena Gia tidak akan dibiarkan mati dengan mudah tanpa menyiksanya oleh Lucifer.

Disudut lain, Nick menyadari keberadaan Sarah. Wanita itu sedang bersama Tamara. Nick mengawasi keduanya hingga mereka datang menghampirinya.

"Araqiel..." Tamara mendongak menyadari pertarungan antara Araqiel dan Michael.

Tatapan Nick beradu dengan Sarah. Lelaki ini menatapnya lekat kemudian berangsur melunak. Sarah nampak seperti memohon sesuatu yang tidak bisa Nick kabulkan, terbukti dengan gelengan tipis yang Nick berikan sebagai jawaban. Bibir Sarah berucap 'aku mohon' tanpa bersuara. Nick memejam beberapa saat sebelum kemudian mengambil alih tubuh Gia. Dibaringkanya kepala gadis itu dipahanya. Dicabutnya Diabolos tanpa ragu.

"Nick??" Rafael ingin mencegah tapi tatapan Nick cukup meyakinkanya.

"Percaya saja dan lindungi kami."

Rafael mengangguki permintaan Nick.

Diabolos berhasil dicabut dan dilenyapkan. Efek kejutnya membuat Gia mengangkat dadanya dan langsung menghentikan jantungnya. Tidak menunggu waktu, Sarah meletakan tanganya diatas kening Gia. Cahaya putih kekuningan muncul disana.

*BOOM! BOMM!*

Sesuatu menghantam tameng yang dibuat Rafael untuk melindungi mereka. Diantara Archangel yang lain, tameng Rafael adalah yang paling kuat, sejauh ini Lucifer belum sekalipun bisa menembusnya.

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Where stories live. Discover now