40. The New Chapter of Life [END]

437 31 5
                                    




*5 Tahun Kemudian*

Gia tidak bisa bergerak bebas, tubuhnya ditindih dengan sengaja. Dia yang menindih tidak hentinya membuat Gia melenguh meneriakan namanya. Semakin Gia mendesah, semakin cepat gerakanya dan berhasil membawa keduanya keatas puncak kenikmatan. Menit kemudian ketika dirasa deru nafasnya sudah sedikit stabil, lelaki itu berguling kesamping membawa serta tubuh wanitanya. Bahkan tautan mereka belum terlepas, atau sengaja tidak dilepas lebih tepatnya. Ia memeluk erat tubuh Gia, merengkuhnya kedalam dekapanya. Benar-benar pagi yang melelahkan.

"Tumbuhlah didalam sana." Lelaki itu mengusap-usap perut istrinya.

"I swear you're annoying, kiddo." Gia mendengus.

"Aku hanya dua tahun lebih muda darimu, noona."

"Iuwh.. Jangan panggil aku begitu!"

"Noona noona noona noona—"

Gia menciumnya, lelaki itu mengembangkan senyuman diantara ciuman yang semakin diperdalam olehnya. Satu kecupan terakhir diberikan sebelum lelaki itu bangkit untuk menuju kamar mandi.

"Oh, membersihkan ingus dikamar mandi, kiddo."

Gia tertawa geli, namun seketia ia terdiam ketika lelaki itu berbalik untuk kembali mencekal kedua tanganya lalu menindihnya.

"This 'kiddo' can give you another 'round', baby."

Sekuat mungkin Gia mendorong tubuh sang suami, meraih kaos didekatnya untuk dikenakan, lalu berlari keluar.


Pukul tujuh pagi, Gia sedang menguasai dapur dengan sengaja mengusir Prescott. Memasak untuk anak dan suaminya memberikan kesenangan sendiri baginya, menyempurnakan tugasnya sebagai ibu dan istri yang baik bagi mereka.

"Selamat pagi... masak apa?"

Gia menengok dan mendapati sang suami sedang mengenakan kaos santai, lelaki itu melingkarkan kedua tanganya memeluk Gia dari belakang.

"Kau menggangguku."

Dia menenggelamkan wajahnya diceruk leher Gia sambil berbisik, "I just want a kiss."

"Really... After what you've done this morning?"

Ia tersenyum dan meraih dagu Gia, membuat wajah keduanya menjadi sejajar lalu mulai memberikan ciuman yang mendayu dan perlahan memanas. Keduanya berciuman teramat mesra hingga tidak menyadari langkah kaki yang mulai mendekat.

"Ehemm..! Aku menemukan malaikat kecil ini berkeliaran sendirian diluar rumah, ternyata orangtuanya sedang sibuk bermesraan."

Gia melihat kearah sumber suara, seorang laki-laki bertubuh tinggi telah berada dihadapanya. Tepat disampingnya terdapat seorang gadis muda sedang menggendong anak semata wayang Gia. Menyadarinya, Gia langsung tersenyum lebar.

"Rafael.. Vellma.." Sapa Gia sumringah.

Suami Gia dengan sigap menghampiri sosok Rafael yang dikenalnya, keduanya saling menyapa. Ia berusaha mengambil alih anak yang sedang digendong Vellma, tapi sepertinya sang anak sudah terlanjur nyaman.

"Jangan jadi bad girl Ale, sini sama daddy."

"Nope! Ale love aunty Vellma, she's cool."

Anak berusia satu tahun setengah tersebut semakin melingkarkan kedua tanganya dileher Vellma, dan Vellma hanya bisa tertawa gemas. Namun setelah mendapat bujukan bertubi-tubi akhirnya Ale bersedia digendong oleh sang ayah.

Vellma segera menghampiri Gia dan keduanya mulai tertawa terbahak tanpa berbicara sepatah katapun. Mereka memang seperti itu, karena Vellma dapat membaca pikiran Gia sehingga kadang komunukasi mereka tampak seperti sebuah telepati.

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Where stories live. Discover now