12. Hypnotic [19+]

714 46 3
                                    




Sihir.

Kata itu selalu Gia dengar dan menjadi dongeng favoritnya maupun anak-anak lain. Ketika anak tersebut sudah mulai dewasa, mereka akan menyadari bahwa sihir hanyalah sebuah fiksi yang tidak jelas kebenaranya. Akan tetapi pemikiran itu telah berubah bagi Gia. Sihir telah menutup akal sehatnya. Entah sihir macam apa yang Jey rapalkan padanya hingga membuat Gia tidak berkutik dihadapan pria tersebut. Sudah jelas pria itu memiliki niat tersembunyi dengan tetap menahan Gia disampingnya, tapi Gia masih terus dan terus memaklumi apapun yang telah Jey lakukan meski menyakitinya. Ada desir asing dalam dadanya setiap kali pria itu menatapnya, seakan Gia telah menantikanya sekian lama.

Sampai saat ini pertanyaan tentang siapa Jey dan apa niatnya, masih belum terjawab. Lidahnya selalu kelu mendadak ketika Gia hendak membuka suara untuk menanyakanya. Sekali lagi, Sihir. Itulah yang sedang terjadi pada Gia.

"Apa yang sedang kau pikirkan, hmm?"

Sepasang tangan kekar melingkari tubuh telanjang Gia. Gadis ini sedang menikmati guyuran air hangat didalam kamar mandinya, hingga tiba-tiba Jey datang memeluknya dari belakang, merengkuh tubuh gadisnya dengan posesif. Sudah lewat beberapa pekan semenjak kejadian terakhir didalam kamar Jey. Bohong jika Gia berkata bahwa ia tidak merasa takut, perasaan ngeri selalu saja terbersit didalam benak Gia, hanya saja sesuatu didalam dirinya seakan mengatakan bahwa Gia dapat mempercayai prianya lebih dari siapapun di dunia ini. Dan keyakinan itulah yang membuat Gia untuk tetap bertahan.

Bibir Jey mulai merambat tanpa permisi ditengkuk wanitanya. Menyalurkan gelayar panas yang semakin cepat merambati setiap syaraf tubuh Gia. Gadis ini mencoba agar tetap sadar. Mungkin sekarang adalah kesempatanya, 'disentuh sedikit tidak akan menyakitkan, bukan?' —begitu pikir Gia. Dia biarkan bibir prianya mengabsen setiap jengkal pundak dan tengkuknya. Tangan Gia sengaja ia selundupkan kebelakang.

Oh, astaga!

Pekik Gia didalam batinya, gadis ini tersentak ketika tanganya dicekal oleh prianya sebelum sampai ketempat tujuan. Punggung tanganya sempat menyentuh dia yang sangat ingin disentuh Gia. Tidak jelas seberapa mengerikanya dia yang selalu membuat Gia penasaran, hanya saja kain pembungkusnya terasa basah ketika bersentuhan dengan punggung tangan Gia. Kedua tanganya sudah dikunci didepan perutnya. Sementara satu tangan Jey yang masih bebas semakin liar menari-nari dibawah pusar dan semakin turun setiap menitnya. Tubuh Gia menegang sesaat setelah hisapan diceruk lehernya terasa menyengat, ditambah semakin merapatnya tubuh Jey membuat Gia dapat dengan jelas merasakan ereksi milik prianya. Gia menarik nafas dalam lalu sekuat tenaga berusaha mengeluarkan suaranya,

"Aku mencari tau tentang beberapa orang kepercayaanmu siang ini."

"Hm.. Lalu..."

Seakan tidak terpengaruh, Jey terus mencumbu tubuh Gia, bahkan jemarinya telah menyentuh target incaranya. Butuh beberapa saat bagi Gia untuk kembali mengatur nafas dan suaranya yang tercekat, karena jawaban yang Jey baru saja ucapkan menghantarkan getar serta gelayar panas disekujur tubuh Gia, hanya melalui hembusan nafas juga suara sensual yang menggema tepat ditelinga Gia saja sudah cukup membungkam gadis ini.

Dengan satu gerakan mendadak, Jey memutar tubuh Gia lalu mencekal kedua tanganya disisi kiri-kanan gadisnya, punggung Gia merapat pada dinding kamar mandi yang sudah cukup menghangat akibat hawa panas dari kucuran air dari shower. Bibir pria ini sudah tidak lagi mencumbu leher gadisnya, tapi langsung pada menu utamanya yaitu dada gadisnya. Inginya Gia melanjutkan ceritanya mengenai hasil pencarianya tentang orang-orang kepercayaan Jey, terutama Damian, akan tetapi yang muncul dari mulutnya justru desis mendesah tanda bahwa gadis ini menikmati setiap cumbuan dari prianya. Ketika prianya sudah berjongkok dengan wajah menghadap sisi paling sensitif ditubuh Gia, Jey berhenti tidak bergerak.

The Devil Obsession [ COMPLETE ✔️ ]Where stories live. Discover now