fault

855 79 81
                                    

Gadis bersurai pink tersenyum manis didepan cermin, penampilannya berapa kali diubah karena dirasa tak cocok untuk dirinya. Padahal, gaya apapun yang akan dipakainya, pesonanya tak akan pernah mengurang bahkan sedikit pun.

Satsuki melirik pria surai kelabu yang masih terlelap ditempat tidurnya, bahkan tidurnya begitu tenang, dan ia tetap terlihat tampan meski sedang terlelap. Sungguh karunia tuhan yang luar biasa.


"Nii-san...kau harus bertanggung jawab atas perasaan yang telah tumbuh ini."  satsuki memegang pipinya yang memanas, aah sejak kapan ia menjadi becicilan seperti ini.


Malam tadi, ketika chihiro memeluknya begitu erat dan membuat pengakuan atas perasaannya, tiba-tiba saja chihiro terlelap dalam pelukannya. Satsuki keheranan, padahal chihiro tidak mabuk. Ketika ia mengecek suhu tubuh kelabu itu ternyata ia malah demam. Suhu tubuhnya tinggi sekali, keringatnya bahkan hingga sebesar biji jagung.

Sekarang, berkat dirinya. Chihiro dapat tidur dengan tenang. Suhu tubuhnya telah turun, dan tabib telah menyediakan ramuan jikalau tubuh chihiro terasa tidak nyaman.

Satsuki tak henti-hentinya melempar senyum pada chihiro yang terlelap, ia tak bosan menatap serta mengagumi setiap detail seorang mayuzumi chihiro. Sekali-kali ia terkikik senang jika teringat pengakuan cinta chihiro yang begitu tiba-tiba, ternyata perasaan yang terbalaskan itu seindah ini.


"chihiro nii-san hehe..."


Kelopak mata chihiro bergerak-gerak pelan sebelum akhirnya terbuka dan menampilkan iris kelabu suramnya. Ia menatap datar, pada semuanya. Tapi ketika tak sengaja beradu tatap dengan satsuki tak urung ia terkejut mengkhianati kesemuannya.

"Apa yang kau??!!" seru chihiro hampir berteriak kencang, tentu saja terkejut. Adik seijuurou memandangnya begitu aneh, membuatnya merinding sekaligus takut. 11 12 dengan kakaknya si iblis perebut adik orang.

"ehh?? Kau bertanya padaku? Harusnya aku yang bertanya padamu..." kata satsuki lembut, ia bergerak mendekati chihiro membuat si kelabu merasa was-was.

"apa yang kau inginkan?" tanya chihiro angkuh, kebenciannya pada seijuurou membuatnya ikut menaruh setitik rasa tidak suka pada sang adik.

Satsuki tidak tersinggung dengan perkataan chihiro, cinta membuatnya buta dan tuli. Yang ada dipikirannya adalah rangkaian kisah romansa bersama sang pujaan hati.

"coba nii-san ingat kejadian malam tadi."

Satsuki duduk disamping ranjang tempat chihiro berbaring, ia masih tersenyum lembut meskipun tak disambut keramahan. Chihiro menatapnya dengan curiga. pastilah ini perbuatan seijuurou, pikirnya.


"ku rasa tak ada yang terjadi." jawab chihiro datar. Meskipun berusaha mengingat, ia rasa tak ada sekeping memori yang melekat diotaknya tentang kejadian malam itu.

Satsuki mendesah kecewa, hancurlah drama romansa yang telah ia rancang dalam otaknya. Satsuki berusaha berpikir positif, mungkin ini sebab tingginya suhu tubuh chihiro. Ia melupakan pernyataan cintanya, mungkin dia akan ingat nanti.

Chihiro berdiri bermaksud untuk beranjak pergi, ia ingin melihat adiknya. Kekhawatirannya masih belum hilang juga, entah itu murni kekhawatiran atau karenq perasaan terlarang lainnya. Tapi niatnya harus tertahan karena satsuki mencekal pergelangan tangannya. Ia berbalik hendak memarahi satsuki.

"malam tadi kau demam, setidaknya minumlah ramuan ini sebelum kau pergi."

Kata-kata lembut dan tatapan memohon itu membuatnya luluh. Bagaimanapun cuek dan datarnya ia, chihiro tetaplah manusia, dan seorang lelaki gantleman. Ia tak tega harus menolak, sebagai jawaban ia pun mengangguk.

Vocation in the castleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang