ending (1)

784 56 17
                                    

Seperti mimpi, namun rasa sakit yang nyata tapi rasa bahagia juga tak kalah menyenangkan.

Kedatangan tetsuya ke masa ini adalah sebuah rintangan terberat dalam hidupnya. Banyak pelajaran yang ia dapatkan disini, banyak pula emosi dan penderitaan yang harus ia alami.

Namun ia rasa... Di akhir hidupnya,  ketika peristiwa terkecil hingga terbesar berputar bagai film di otaknya, sebenarnya...  Walaupun menderita tetsuya memiliki sesuatu   yang lain, ia memiliki keluarga.

Seorang ayah yang tak lama ini mulai memaafkan masa lalunya, seorang kakak yang sangat menyayanginya, teman-teman yang juga selalu memikirkannya, seorang suami yang ya...  Mencintainya meskipun menyakitinya, dan seorang anak yang amat ia cintai....

Tangis tetsuya semakin pecah, ketika tatsuya datang membawa sei jun bersama seijuro.

Sehabis menyiksa nash, seijuro mencari tatsuya untuk membawa sei jun padanya. Atas permintaannya sendiri pada dasarnya. Karena ia ingin melihat sei jun di detik-detik terakhir hidupnya.

"s-ei... A.... Aku...ingin... Kau... Me-melukku.. " lirih tetsuya.

Untuk terakhir kalinya, kematian ini bukan kematian ideal yang ia inginkan.  Tapi, ia ingin menghembuskan nafas terakhir dalam pelukan seijuro,  orang yang dicintainya.

Seijuro mengangguk, tidak mampu mengucapkan kata.  Mata suaminya berlinang air mata, kemudian meneteskannya satu persatu sembari memeluknya erat.

Tetsuya tersenyum....

Dan menangis.

Ia tidak dapat merasakan pelukan ini lagi setelah ini.  Ia akan meninggalkan segalanya....

"aa-chan.... " sei jun memaksa turun dari gendongan tatsuya untuk menghampiri ibunya.

Dengan langkah yang masih sempoyangan, bocah kecil itu menapaki lantai yang berlumuran darah ibunya.

Sebuah pandangan yang tragis.  Tatsuya menangis melihat itu, ia beridri tak jauh dari sana melihat dan menangisi perpisahan menyedihkan ini.

"s-sei.. Junn... " tetsuya berusaha tersenyum.

Sei jun ikut memeluknya bersama ayahnya. Ini... Ini sangat membahagiakan....

"aa-chan... Angiisss!!(nangis) " sei jun memegang tangan tetsuya erat, tapi ia kebingungan, Mengapa cairan merah membasahi hampir seluruh tubuh ibunya.

"m-maaf... " tetsuya tetap tersenyum. Ingin memberikan sei jun senyum terakhir kali.

Tetsuya mulai merasa aneh... Seperti tubuhnya sangat ringan dan matanya terasa sangat mengantuk.

Inikah waktunya??

"sei.. Jun... T-tumbuh... De..ngan... Sehat... Ya.. Nak... " tetsuya bersusah payah mengangkat tangannya untuk mengelus kepala putranya sayang.

Lalu ia mendongak,  menatap seijuro yang sedari tadi menangis dipundaknya, mengumamkan kata maaf dan maaf berulang kali.

Hati tetsuya hancur.

Ia tahu semua ini... Semua yang terjadi...  Tidak ada yang salah...  Hanya saja nasib yang menyulitkan mereka.

Seijuro tidak salah...  Ia hanya sakit.  Dan tetsuya, ia juga tidak salah.  Tapi ia salah karena tidak dapat membuat seijuro mempercayainya dan tidak sempat untuk menyembuhkan seijuro.

Air mata menetes bercampur bersama darahnya yang tergenang. Tidak peduli seberapa gabur pandangannya saat ini,  ia berusaha menggerakkan kepalanya.

Vocation in the castleWhere stories live. Discover now