inside to outside

574 57 17
                                    

Dalam ke luar.

.

.

.

Suasan istana AKA sedang berada di dalam keadaan yang sangat tidak baik. Riuh dan ricuh namun memilih untuk diam, dan berbisik-bisik dari belakang. Desas-desus tentang kabar pangeran kedua yang membuat murka Sang Raja telah tersebar kemana-mana. Namun, mereka tidak tahu pasti kebenaran mengapa sang pangeran kedua mendapat murka begitu dalam dari Raja. Kebenarannya seolah-olah ditutupi demikian rapatnya.

Sementara Sang Raja telah menentukan hukuman yang tepat bagi adiknya. Meskipun pangeran kedua adalah satu-satunya adik yang paling dekat dengannya, tetap saja tindakannya tidak bisa dimaafkan. Apapun tindakannya jika itu berporos pada Sang Ratu maka hukuman sudah pasti tak akan dapat dihindar.

Di tengah-tengah kerajaan AKA terdapat ruang khusus, ruang penyiksaan yang dapat disaksikan semua orang. Tapi pada kasus ini, penyiksaan ini bersifat tertutup dan hanya dihadiri oleh anggota kerajaan saja. Terlepas dari hukuman ini, tentu raja terdahulu mengetahuinya. Namun tampaknya, ia tak ada niat untuk menghentikan putra kandungnya. Begitu besar kepercayaannya pada san Putra kandung hingga ketika ia menjatuhi hukuman 1000 cambukan pada putra keduanya ia hanya diam saja dan mengangguk namun tak ikut serta melihat. Mungkin ada setitik rasa tak tega dihati Ayah dengan 6 anak itu.

"sei? Bukankah kau terlalu keterlaluan?" tanya tetsuya dengan nada menyesal, bagaimanapun ia merasa ini adalah salahnya juga bukan seutuhnya salah shintarou.

"apa yang ada dipikiranmu? Kau ingin aku melepaskannya begitu saja setelah ia mencumbui istriku?" balas seijuurou sarkas disertai kemurkaannya.

Tetsuya terdiam, namun masih tidak menerima hukuman itu. 1000 cambuk? Yang benar saja??!! Ia baru saja melihat cambuk yang akan membantai punggung kekar pria megane itu, dan ia hampir pingsan mengetahui jika diujungnya terdapat besi yang tentu saja akan merobek punggung pria itu habis-habissan.

"sei...kumohon! Ini keterlaluan!!!" tetsuya hampir berteriak menyalurkan ketidakterimaannya.

Seijuurou yang tadinya duduk disingasananya tiba-tiba berdiri menghampiri tetsuya yang berdiri sejauh 2 m darinya. Pergerakan seijuurou membuat tetsuya terkejut dan takut. Hingga ia kakinya merasa lemas ketika suaminya itu berjarak sangat dekat dengannya.

"kata-kataku mutlak." jawab pria setinggi 173 cm itu tegas dan kemurkaan yang tak pernah terbayang siapapun besarnya. Matanya memancarkan intimidasi yang begitu kuat hingga tetsuya hanya mampu memandangnya  dengan ketakutan.

Rasa takut mulai membuatnya memikirkan pengetahuan tentang kepribadian suaminya yang ia rasa tak pernah ia ketahui.

Apakah...ini benar-benar suaminya?

Dimana seijuurou yang slalu memanjakannnya?

Tapi....

Ingatan tetsuya melayang pada hari-hari dimana seijuurou menyiksanya,  dan itu seolah-olah mengetuk otaknya. Beginilah karakter seorang Akashi Seijuurou. Suaminya, tidak mau dibantah, seorang absolut yang akan membuatmu takluk dibawah kakinya, seorang nan kejam yang akan membuatmu ketakutan selamanya pada kekuatannya.

"apa kau tau?" tangan seijuurou menyentuh bibir istrinya, mengusap-usapnya pelan. "aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhmu. Kau adalah milikku."

Tubuh tetsuya bergetar, tatapan yang menyala-nyala itu membuatnya tak bisa bernafas dan sesak. Ketakutan menguasai otaknya, tubuh dan jiwanya, saat ini ia benar-benar merasakan dirinya dikuasai oleh kekuatan dari  seorang akahsi seijuurou.

💮💮💮

Pada akhirnya tetsuya hanya mampu duduk dikasurnya, termenung dan masih ketakutan pada seijuurou. Suaminya sukses menghancurkan mentalnya, tetsuya takut. Takut akan kekuatan seijuurou. Takut akan apa yang dapat dilakukan suaminya karena dirinya.

Vocation in the castleWhere stories live. Discover now