happens

411 47 19
                                    


Didalam suasana remang-remang yang membawa kesedihan,  seorang ratu duduk dengan manis. Berdiam diri selama ia bisa, tidak melakukan apa-apa hingga hari berganti dan terus berganti.

Rasa bosan dan jenuh terkadang membuatnya lelah. Namun rasa rindu membuatnya menangis.

Ketika ia menyadari betapa hatinya merindukan putranya disana, hatinya sakit. Sebuah rasa sakit yang tidak akan terobati oleh apapun.  Jenis rasa sakit yang tidak dapat disembuhkan dengan cara apapun.

"tetsuya, hari ini sei jun berulang tahun." seijuro tersenyum tipis membawa dirinya sendiri duduk didekat tetsuya.

Tetsuya sendiri terlalu terlena akan kekosongannya, ia tidak menyadari sama sekali kedatangan seijuro.

"akhirnya putra kita menginjak umur 1 tahun. "

1 tahun..

Putra yang ia sayangi itu telah menginjak umur 1 tahun.

Tanpa ada dia,

Ia yang melahirkan sei jun dengan nyawanya, menyusui putranya hingga ia tumbuh sehat,  memberinya kasih sayang semampunya yang ia bisa beri.

Kini putranya menginjak umur 1 tahun...

"seijuro...  " lirih tetsuya.

Lupakan tentang diamnya selama ini, lupakan itu semua. Tetsuya harus melihat sei jun. Ia harus menemui sei jun.

"ku mohon padamu, dengan segalanya tolong... Pertemukan aku dengan sei jun.  Dihari ini saja..."

Seijuro tidak bergeming, tidak juga menyahut.

Ruby itu terlihat mencolok didalam suasana remang-remang ini. Seperti sebuah peringatan mara bahaya, seperti predator yang mengintai mangsanya.

Terlihat mengerikan.

"apa kau tidak kasihan pada sei jun?" jawab seijuro pada akhirnya setelah lama berdiam diri.  "kau tega aku membawanya ketempat seperti ini. "

Jawaban dari seijuro adalah sebuah peralihan, meskipun begitu...  Tetsuya tahu seijuro tidak berniat untuk membawa sei jun padanya.

Itu sakit.

"apa kau tidak kasihan padaku seijuro? Tidak merasa bahwa aku, istrimu ini, hidup dengan layak?  Hidup dengan benar? . "

Meskipun kata-kata yang diucapkannya dikeluarkan begitu pelan, namun tentu ia tidak bisa untuk tidak terbawa rasa sakitnya.

Menjadi lebih emosional pada hari ini, tetsuya memperjuangkan putranya.

"jangan hanya diam...jangan hanya menatapku dengan marah seperti itu.  Kau mau memukulku kan?  Kau mau menghajarku sepuasmu kan? "

Tetsuya dengan tenaganya menarik rantai yang mengurungnya selama ini, menimbulkan bunyi lantang didalam kesunyian mereka.

Tetsuya berhenti menarik rantainya, kemudian menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Merasa sangat lelah dengan semua ini.

"sungguh seijuro...aku tidak bisa lagi... Kau ingin menghajarku? Tidak...  Kau lebih baik membunuhku... Seijuro aku sangat membencimu... "

Setelah berbulan panjang ia berdiam diri dan akhirnya,  kata-kata itu terucap. Perasaannya yang sesungguhnya pada seijuro.

"aku sangat membencimu... Benci sekali.... "

Raut wajah seijuro mengeras, tapi ia tidak memukul tetsuya. Ia hanya diam memandang tetsuya yang menangis dan terus berucap membencinya.

Vocation in the castleOnde histórias criam vida. Descubra agora