visual life

775 69 75
                                    

.

.

.

.

Pemandangan itu sangat menyakitkan, sebuah panah menelusup kedalam daging mengoyak secara vertikal jaringan otot dan memaksa untuk merasakan sakit yang luar biasa. Ia berteriak kencang, meminta pertolonggan pada siapapun, tapi orang-orang sibuk bertarung. Mata mereka melirik takut, berusaha untuk datang dan menyelamatkan. Namun, tidak ada yang menolongnya dan suaminya.

Tangan suaminya yang dingin membelai pipinya, tatapannya masih sama. Ia tahu, suaminya tak akan bertahan lebih lama lagi meskipun suaminya berpura-pura kuat. Tiga panah itu masih menancap dengan kokoh dipunggungnya, ia menangis. Tidak tahu harus berbuat apa.

Suaminya....akan mati kah?

"seijuurou...tidak...seijuurou..."

"tetsuya"

Siluet lelaki berambut pirang dan seorang  lagi disisinya menghampiri mereka berdua.

"seijuurou bertahanlah...!!"

"tetsuya!!!"

Sebuah tato yang mencolok dan tatapan yang mengerikan menghadiahi penglihatannya.

"Seiiiii!!!!!"

"tetsuya bangun!!!!"

Mata besar tetsuya terbuka lebar secara terpaksa. Keringatnya mengalir deras sebesar biji jagung, nafasnya berusaha ia tak beraturan, ketakutan, kecemasan dan kesedihan bercampur satu dalam benaknya.

"sayang...ada apa??" suara lembut milik seijuurou mengalihkan pikirannya.

Matanya tiba-tiba memanas, kemudian mulai berair, tetsuya tidak pandai berekspresi. Ia tidak tahu bagaimana harus mengungkapkan ketakutannya, ia tidak ingin seijuurou mati.

Menyadari ada yang tidak beres dari istrinya membuat seijuurou tergugah, mimpi apa yang dialami tetsuya sehingga membuatnya menangis seperti ini? Ia berinisiatif membawa istrinya dengan perlahan-lahan kedalam pelukannya. Ada sesuatu, sesuatu didalam dirinya yang begitu terluka melihat tetsuya menangis. Ia dulu melukai tetsuya, membuatnya menangis dan hampir dijemput ajal. Tapi kini, ia ingin menebus segalanya. Ia akan melindungi tetsuya, ia akan memberikan segalanya agar tetsuya merasa aman dan selamat.

"sayang....tidak apa-apa...sssttt...aku ada disini...kau tidak akan terluka..."

Bujukan seijuurou tidak mempan, tetsuya masih menangis, pelukannya semakin erat dan begitu emosional. Apa yang sebenarnya terjadi? Seijuurou menerka-nerka segala kemungkinan yang terjadi. Bahasa tubuh tetsuya memang sulit diterka, terkadang seijuurou benar-benar merasa bahwa tetsuya terlalu asing untuk zaman ini. Ia pernah berpikir bahwa mungkin saja tetsuya datang dari masa depan. Tapi tampaknya konyol sekali pemikirannya itu.

"sayang, apa yang terjadi...?" ucap seijuurou lagi, ia mengharapkan jawaban yang pasti.

"aku tidak ingin kehilanganmu..." lirih tetsuya sendu, ia mengangkat kepalanya dan memandang seijuurou begitu dalam. "berjanjilah padaku kau tak akan pergi....berjanjilah padaku kau tidak akan terluka...berjanjilah padaku sei...sei..."

"ssstttt...." jari telunjuknya menempel pada bibir tetsuya, membungkam semua kata yang tadinya akan diucapkan oleh tetsuya. " Aku berjanji padamu...aku tidak akan meninggalkanmu, tidak akan terluka, dan akan slalu berada disisimu."

Tatapan mata tetsuya melunak, ketakutan yang membelenggu hatinya terbebas sudah. Ia tahu seijuurou pasti akan menepati janjinya. Ia percaya, bahwa seorang seijuurou adalah absolut. Dan ia mengenal siapa sebenarnya Suaminya ini.

Vocation in the castleWhere stories live. Discover now