crash

396 44 35
                                    

Bisakah aku menjumpai diriku sendiri sedang bermimpi dan kemudian terbangun...?

Atau dapatkah...

Setidaknya hal ini adalah khayalanku sendiri.

Mengapa? Mengapa adalah pertanyaan yang sering, teramat sering ku ajukan untuk diriku sendiri.

Mengapa aku begini?

Mengapa aku diam dan tidak berkutik.

"kau! Beraninya kau membohongiku! " hardik seijuurou dengan ekspresi marahnya yang membuat ku beringsut mundur.

Sebuah tamparan itu membuat ku terjatuh, itu sangat kuat hingga rasanya pipiku sangat sakit dan berdenyut seketika.

Aku tidak cukup kuat untuk mengatasi hal ini... Sebenarnya aku tidak kuat. 

Tapi ini...

"itu tidak seperti yang kau kira... " belaku berusaha menyadarkan seijuurou bahwa aku tidak seperti yang ia kira.

Tolonglah...
Berikan aku kesempatan untuk menjelaskan padamu Sei!!!

Seijuurou tidak mendengarkan ku,  amarahnya seolah membutakan dirinya dan melupakan cintanya padaku.  Ia menarik rambutku dan menyeretku,  ini sakit sekali.

Rambutku... Aku bisa merasakan helaian rambutku hampir tercabut dalam genggamannya yang kuat. Aku menggigit bibirku untuk mengalihkan rasa sakit yang membuat kepalaku hampir tercabut.

Mengapa...?

"sei-kun!! Tolonglah dengarkan aku! " aku memegang tangannya berusaha melepaskan cengkram ini pada rambutku.

Aku sakit.

"jelaskan padaku? Bahwa kau tinggal bersama lelaki itu sebelumnya?? " seijuurou tersenyum lebar.

Aku menggigil melihat tatapannya padaku. Ia menamparku sekali lagi.

Aku dapat merasakan darah keluar dari mulutku,  mengalir dan menetes membasahi primadani indah ini.

"tetsuya... Kau membuatku gila. "

Air mataku entah sejak kapan tidak terhitung jumlahnya mengalir, ini tidak cukup untuk menyakinkan seijuurou bahwa aku tidak seperti yang ia kira! Ini tidaklah cukup.

"aku melakukan segalanya yang dapat ku lakukan untuk menjauhkanmu dari bajingan-bajingan diluar sana. " seijuurou mendengus, menjambakku lagi hingga aku mendongak dan menatapnya.

"itu belum cukup tetsuya?  Belum cukup untukmu mengerti? "

Aku menggeleng dengan sisa tenagaku.  Namun...  Seijuurou hanya menamparku lagi.

"mengapa aku tidak bisa membuatmu hanya menjadi milikku seorang?!! " teriak seijuurou bengis padaku.

Ia mendorongku dengan kasar hingga kepalaku membentur lantai, membuatku pening dan merasa dunia berputar melalui kedua mataku. Lalu ia mencekik leherku begitu kuat, hingga aku hanya bisa mengangga seperti ikan yang dibiarkan menghirup udara lepas.

Air Mataku keluar dari sudut mataku akibat rasa sakit dan sesak yang kurasakan,  dadaku terasa akan meledak. Aku tahu,  aku akan pingsan. Aku butuh untuk bernafas.

Tak lama kemudian, ia melepaskan cekikannya. Memandangku sejenak yang terengah-enggah meraup oksigen untuk mengisi paru-paruku.

"tetsuya... " tangan seijuurou mengelus wajahku pelan,  menyingkirkan rambutku yang menghalangi penglihatanku.

"s-sei-kun.. Jangan... Lakukan hal yang akan... Kau sesali. "

Seijuurou...  Jangan membuatku seperti ini...

Vocation in the castleWhere stories live. Discover now