braveless

426 38 30
                                    

Shintarou melangkah lebar menuju suatu tempat di istana yang sangat jarang dikunjungi orang-orang,  ia pun terpaksa mengunjungi tempat terlupakan ini karena mencari suatu alat kuno yang akan digunakannya dalam penerapan ilmu medis.

Gudang lama yang bahkan telah berdiri sebelum akashi masaomi  lahir.

Kata tabib senior lainnya alat yang diperlukan shintarou ada disini.  Hanya saja karena jaraknya yang jauh, dan gudang ini bisa saja sangat berantakan dan berdebu, membuat seorang shi menjadi agak malas.

Tapi demi ilmu medis, ia rasa tidak akan salahnya berjuang melawan kotor dan debu.

Shintarou mengernyit ketika melihat pintu gudang, pintu ini tampaknya baru. Shintarou berusaha untuk membukanya namun pintu itu terkunci.

Sama sekali tidak dapat dibuka.

Shintarou merasa sedikit kesal karenanya. Ia memutuskan untuk mengitari gudang itu, berharap menemukan jalan masuk yang lain.

"astaga... Apa gudang tua ini hanya memiliki satu pintu nodayo?" gerutu midorima kesal.

"sekarang bagaimana aku masuk nodayo?"

Hal-hal gila pun mulai terpikirkan olehnya,  ia mulai berpikir untuk melubangi gudang ini agar ia dapat masuk.  Memang agak gila...

Hanya ada satu pintu dan satu jendela dibelakang. Midorima mulai berpikir untuk membobol jendelanya.

"waw tidak kusangka? Jendelanya terbuka begitu mudah nodayo."

Midorima tidak kesulitan untuk meloncat dan membawa tubuh bongsornya masuk melalui jendela.

"wow! Gudang ini lumayan rapi nodayo. "

"shintarou?! "

....

-beberapa hari sebelumnya,

"tidak ku sangka kau akan merindukan kami begitu cepat nodayo. " shintarou tersenyum melihat daiki mengujunginya.

Daiki terlihat lebih baik sekarang, ia dan pakaian kebesarannya membuat aura kebijaksanaan terpancar. Hal ini membuat shintarou semakin yakin bahwa daiki hidup lebih baik sekarang.

Daiki terkekeh,  merangkul kakaknya lalu kemudian mereka bersama-sama duduk sembari menyesapi teh.

"aku terpikirkan suatu hal. " daiki memandang sekitarnya dengan tatapan merindu.

"dan apa itu nodayo?"

Daiki terdiam sejenak, sebenarnya ia enggan untuk memberitahu ini. Hanya saja belakangan ini hal itu membuatnya sulit untuk tidur,  tanpa sengaja ia terus dan terus memikirkannya.

"... Apa kau tahu ryouta mengikuti jejakmu nodayo? " kata shintarou,
Melihat daiki yang tampak ragu untuk menyampaikan sesuatu membuatnya mengubah topik pembicaraan.

Daiki cukup tersentak mendengar kabar ini, ia sangat tahu bahwa ryouta tidak punya rumah lain lagi selain istana ini.

Apa ia akan tinggal di pavilliun keluarganya?

Tempat dimana seluruh keluarganya dibantai?

"ia... Tinggal dimana? " tanya daiki cemas, ryouta masih sangat muda, dan sebagai abang, daiki sangat tidak keberatan untuk menolong ryouta.

Ia bisa saja memberikan ryouta kediaman yang baru,  memberinya uang ataupun kebutuhan lainnya.

"jangan khawatir tentang itu nodayo. "

"tapi dia... "

"raja memberinya harta yang pantas ia dapatkan. " shintarou tersenyum walaupun ia mengakui bahwa... Terlepas dari sikap kasar dan sensitif seijuurou, sebenarnya seijuurou adalah orang yang baik.

Vocation in the castleWhere stories live. Discover now