Atlantic ( the last civilaztion) bagian 5

2.4K 255 7
                                    

Desa

Arif dan Numala pun pergi meninggalkan kerumunan warga menuju kampung halaman tempat dimana Arif tinggal.

Namun, saat mereka tiba. Rumah Arif terlihat kosong dan kotor karena sudah lama tidak di tinggali. Salah seorang warga memberitahu bahwa Ayah dan Ibu Arif telah mati di bantai oleh bangsa Kolonial dan Arif tidak sendiri mengetahui akan insiden tersebut.

Mendengar kabar yang sangat mengejutkan tersebut. sontak, Arif merasa terpukul karena kehilangan kedua orang tuanya sekaligus geram akab kekejaman yang dilakukan bangsa Kolonial terhadap keluarga nya.

"Numala ... kedua orang tuaku tewas di bantai oleh bangsa Kolonial, Aku berencana untuk pergi ke makam mereka sebentar. Sebaiknya kau tunggu saja di rumah, aku tidak akan pergi lama."

"Kenapa kalian sesama saling membunuh? sebenarnya apa yang mereka inginkan?"
Tanya Numala penasaran.

"Bangsa kami adalah bangsa yang kaya akan keberadaan rempah-rempah dan sumber daya alam. Mereka bermaksud merampas semuanya dari kami secara paksa, itu sebab nya mereka menjajah tanah kelahiran kami."

"Aku baru tahu bahwa manusia juga mempunyai sifat yang buruk demi mencapai sesuatu yang menjadi kepentingan mereka."

"Maka dari itu sejak awal aku sudah memperingatkanmu untuk tidak menonjolkan diri di sini, aku takut kau akan dimanfaatkan oleh orang- orang seperti mereka Numala."

"Kalau begitu bawa aku kemanapun kau pergi." Numala hanya menaruh harapan kepada Arif untuk selalu melindunginya.

"Tentu saja, jangan sampai kau berinteraksi langsung dengan warga di sini. itu akan sangat berbahaya dan akan memancing perhatian mereka, tetaplah di dekatku karena aku masih memantau situasi di sini Numala."

Sambil memegang tangan Numala, mereka pergi menuju ke makam orang tua Arif dengan mengendap-endap.

Namun, saat mereka berada di tengah-tengah perjalanan. Tiba- tiba datang angin yang sangat kencang meniup dedaunan hingga bertebangan. Sontak kerudung dan cadar yang di pakai oleh Numala juga ikut terbang melayang akibat angin yang sangat kencang tersebut.

Tanpa sengaja, Seorang perempuan tua yang berpapasan dengan mereka pun melihat Numala dan berteriak histeris ketakutan.

Perempuan tua tersebut ketakutan saat setelah melihat fisik Numala yang aneh, Perempuan tua tersebut mengira bahwa Numala merupakan sosok hantu yang memiliki kulit putih cerah, bola mata berwarna hijau terang, dan memiliki rambut putih keemasan bercahaya. Di tambah lagi, Numala memakai pakaian serba putih dengan pernak pernik yang terbuat dari emas.

Melihat ekspresi Perempuan tua yang syok setelah berpapasan dengan Numala, Arif pun berlari mengajak Numala pergi dan memutuskan untuk kembali pulang ke rumahnya sementara waktu.

Arif berfikir bahwa mengajak Numala tinggal di rumahnya merupakan ide yang sangat buruk, mengingat penampilan fisik Numala yang sangat berbeda dari orang lain.

Akan tetapi Arif tidak memiliki jalan lain, ia juga sempat berfikir bahwa tidak mungkin dirinya menyembunyikan Numala dari orang-orang untuk selama-lamanya.

Setelah sampai di rumah, mereka bersembunyi hingga situasi benar-benar aman.

"Kau lihat kan Numala! orang-orang di sini tidak ada yang memiliki bentuk fisik yang sama sepertimu. Bahkan perempuan tua tadi sempat syok setelah melihatmu."

"Tapi aku tidak melakukan apa-apa." Numala hanya bisa menangis saat Arif mulai membentaknya.

"Masalah nya bukan itu." Arif sambil termenung sejenak.
"Aku punya ide, aku akan mengajak mu tinggal jauh dari permukiman warga, apa kau mau Numala?"

"Aku sudah menaruh harapanku padamu, aku akan selalu bergantung padamu." Balaa Numala yang menatap wajah Arif dengan lama.

"B-baaguslah" Arif lalu membuang pandangannya karena malu terus-menerus di tatap oleh Numala.
"Mulai malam ini kita akan pergi menuju hutan dan kita akan tinggal disana. Kau bisa membuat kapal dalam satu malam, aku rasa untuk membuat sebuah rumah kayu yang sederhana bukan persoalan bagimu bukan?"

"Aku tidak bisa."
Numala memalingkan wajah nya dengan raut wajah murung.

"Kenapa?"

"Aku tidak yakin bisa mengeluarkan kekuatan ku di sini Arif."

"Apa maksudmu Numala?"

"Di tempat asalku, terdapat banyak sekali kristal dan ruby yang melimpah. Aura benda tersebut lah yang bisa membuat kekuatanku bertambah, sedangkan di sini aku tidak merasakan aura benda tersebut sedikitpun."

"Apa tidak ada alternatif lain?"

"Sebenarnya aku tetap bisa membuatnya, tapi tidak mungkin dalam waktu satu hari. Apabila jika energi alam ku mulai habis, aku tidak akan bisa melanjutkannya, kecuali di hutan tersebut tersimpan banyak sekali aura kristal dan ruby."

"Aku mengerti Numala, itu sebabnya kau tampak terlihat kelelahan setelah menerbangkan kapal kita yang hampir saja tenggelam"

******

next bagian 6

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Where stories live. Discover now