atlantic (the last civilaztion) bagian 37

768 84 3
                                    

"Ibu siapkan obat dulu untuk kalian."
Ujar Numala.

"Itu tidak perlu bu, Shin sudah obati Maqq dan sekarang sudah lebih baik."
Jawab Shin.

"Lain kali kalian harus lebih berhati-hati saat bermain di bukit itu, kalau perlu, sebaiknya kalian jangan bermain di sana lagi."
Numala melarang anak-anak nya kembali bermain di sana karena khawatir dengan keselamatan anak-anak nya.

"Apa sih bu! ini tidak boleh itu tidak boleh."
Shin merasa kesal dengan sikap ibunya yang selalu saja mengekang diri nya.

"Ibu hanya tidak mau kalian sampai terluka lagi, burung- burung itu memberitahu ibu bahwa kalian tergelincir dan terjatuh di bebatuan saat bermain di sana."

"Burung-burung bilang begitu?.
Hmm.., seperti nya ada yang aneh" dalam hati Shin berbicara.

"Kenapa, Ada yang salah Shin?"
Tanya Numala lagi.

"Ehh...tidak kok bu..."

"Lain kali kamu harus menjaga adikmu baik-baik kalau kamu masih mau ibu izinkan bermain di sana, ingat itu Shin."
Dengan lantang, Numala memperingati putra nya untuk menjaga adik nya.

"Iyaaaa."
Dengan cemberut, Shin meng-iya kan nasehat ibu nya.

"Kalau begitu ajak Maqq ke kamarnya untuk beristrihat."

Shin pun mengajak Maqq ke kamar nya agar Maqq bisa beristirahat. Namun di dalam hatinya ia benar-benar penasaran dengan burung-burung yang ikut berbohong kepada Numala, padahal Shin pernah 2 kali berbohong kepada Numala saat ia kabur keluar rumah dan semua hewan disana mengadukan semuanya kepada Numala.

"Maqq, apa kamu berfikir ada yang aneh dengan burung-burung itu?"
Tanya Shin kepada Maqq.

"Kok aneh, apanya yang aneh kak?"
Maqq masih terlalu kecil untuk memahami keanehan yang di fikirkan oleh Shin.

"Biasanya hewan-hewan di sini selalu mengadukan setiap perbuatan kita saat kita melanggar aturan yang di buat ibu, tapi kali ini mereka malah ikut berbohong dan membela kita."
Shin menjelaskan keanehan yang di fikirkan nya sejak tadi kepada Maqq.

"Ouuhh iyaa yaah kak... kok burung-burung nya bohong ya?"
Sambil menongak memegangi dagu.

"Maqq, kamu kan bisa berbicara dengan hewan sama seperti ibu kan? coba tanyakan kenapa mereka ikut berbohong?"
Shin meminta Maqq memanggil para burung agar mereka tahu kenapa burung-burung tersebut ikut berbohong pada ibu nya.

"Iya kak."

Dengan kekuatan alam nya, Maqq memanggil semua jenis burung yang dipanggil oleh numala tadi dan berbicara dengan mereka.

Burung-buung tersebut berkata bahwa mereka sempat hinggap di sebuah pohon batu kapur saat mereka mencari informasi dari kitab peninggalan Dewa Azzel. Namun saat Maqq menanyakan kenapa mereka juga ikut berbohong pada ibunya, burung tersebut  bungkam, mereka tidak memberitahu Maqq tentang alasan mereka berbohong dan pergi meninggalkan mereka.

"Burung-burung itu tidak mau memberitahu kenapa mereka juga ikut berbohong."
Maqq memberitahu Shin tentang apa yang ia dengar dari para kawanan burung tersebut.

"Hmm... tak apalah Maqq, berarti mereka sudah mau berteman dengan kita dan tidak lagi mau mengadu ke ibu. Hehehe."
Shin terlalu lugu dan hanya berfikir positif terhadap segala sesuatu.

"Iya yah kak, Maqq senaaang sekali bisa berteman dengan hewan-hewan dan tumbuh-tunbuhan yang ada di sini. "
Jawab Maqq dengan senyuman.

"Bukan hanya itu Maqq, mereka juga bisa di ajak kerja sama kalau suatu saat kita pergi diam-diam untuk bermain menuruni gunung."
Shin mulai merasa bahwa para hewan dan tumbuh-tumbuhan di sekitar pegungungan kini bisa menutup mulut mereka ketika mereka kabur dari rumah untuk mencari teman di perkotaan.

"Kakak kan pernah turun dari gunung, bagaimana kak di bawah sana kak? Apa kakak punya banyak teman yang bisa kita ajak main?"
Maqq sangat antusias ketika Shin berencana mengajak adik nya pergi menuruni gunung tanpa memikirkan konsekuensi nya.

"Tentu saja Maqq, kakak punya banyak sekali teman-teman baru di bawah kaki gunung. di sana ada sebuah perkampungan dan mereka orang nya ramah-ramah walaupun awalnya mereka seperti merasa aneh setelah melihat kakak."
Shin menceritakan pengalaman nya saat turun ke gunung dan bertemu seseorang di sebuah perkampungan kecil.

"Waaaah..., ayo kak kita main ke sana."
Dengan mata berbinar-binar, Maqq berharap kakak nya mau mengajak nya untuk mencari banyak teman di sana.

"Sabar ya Maqq, kita pasti kabur dari sini dan mencari banyak teman. Tapi kamu harus bilang kepada semua makhluk hidup di sini jangan sampai mengadukan kita pada ibu."
Shin terlalu polos dan tidak mengerti bahwa fisik mereka benar-benar berbeda dengan orang lain serta mereka menganggap bahwa semua orang adalah orang baik, padahal nyata nya tidak demikian.

"Oke kak..,Maqq ikut ya. Hihihi."
Maqq membayangkan bahwa ia akan memiliki banyak teman saat pergi bermain di bawah pegungungan.

"Setelah kita pulang bermain, sebaiknya kita cari alasan dulu saat di tanya oleh ibu."
Shin mulai mengajari adik nya untuk pandai berbohong.

"Tapi Maqq ingin kita kota yaah kak.., kata kakak Shan, kota itu ramai sekali. Di sana ada banyaaak sekali orang orang. Maqq mau main dan mencari teman di sana. Hihihi."

"Ke kota? Boleh juga Maqq, tapi kalau luka mu sudah sembuh yaaa kita pergi ke sana."

"Okey"

*********

Next bagian 38

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang