Atlantic (the last civilaztion) bagian 8

1.9K 212 3
                                    

"Apakah pulau itu sekarang tidak berpenghuni?"
Dengan raut wajahnya yang serius, Professor Hardy bertanya

"Istriku itu bernama Numala, dan dia lah yang terakhir dari keturunannya. --Numala pernah mengatakan padaku bahwa suku asli di tempat tinggalnya banyak yang telah mati akibat terjangkit suatu wabah dan juga bencana alam yang teramat dahsyat."
Ucap Arif yang mencoba menjelaskan sebuah cerita yang pernah di ceritakan oleh Numala kepadanya.

"Selama berada disana, apa anda tahu sesuatu tentang wabah apa yang dimaksud?"
Tanya Professor Hardy yang semakin penasaran mendengar cerita Arif.

"Aku tidak tahu pasti, hanya saja ... aku hanya ber-spekulasi tentang wabah apa yang dimaksud."

"Lalu ... wabah apa itu?"

Arif pun berbalik sambil mengingat-ingat sesuatu pada saat ia berada di pulau tersebut.

"Dulu aku adalah seorang prajurit yang tergabung dalam kelompok kecil angkatan laut republik Hindia-Belanda, bahkan aku pernah tergabung dalam suatu organisasi dengan lembaga meteorologi. Oleh sebab itu aku tahu sedikit-banyak tentang kandungan zat radioaktif sebuah bom, di pulau tempat tinggal Numala ... aku menemukan banyak sekali sisa-sisa zat Radioaktif di lepas pantainya, aku bahkan menemukan beberapa gumpalan cesium di sekitaran pantai walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Aku rasa suku asli tempat dimana Numala berasal terkena sebuah wabah tiroid akibat radiasi nuklir dalam sebuah perang."

"Saya rasa saya juga mempunyai dua spekulasi tuan, kemungkinan ada bangsa lain yang sempat sampai di sana dan berperang melawan bangsa asli dari pulau itu, dan spekulasi kedua saya adalah adanya perang laut yang melibatkan dua negara hingga radiasi itu mengarah ke samudra tepat dimana pulau itu berada."

"Apapun itu, semuanya sama sekali tidak penting untuk ku ketahui. baiklah, kurasa sudah cukup kau mewawancarai ku. Sebaiknya kau segera pergi dari sini dan jangan pernah memberi tahu siapapun tentang keberadaan kami di sini."

"tunggu ... bagaimana kalau kita membuat sebuah kesepakatan tuan, ikutlah bersamaku ke Amerika dan ...."

"Maaf ...." Arif memotong ucapan Professor Hardy. "Sebaiknya kau segera pergi dan jangan pernah kembali lagi kesini."

"Tolong pertimbangkan dulu tuan, saya benar-benar butuh informasi lebih banyak tentang asal muasal istri anda. Jujur saja, ini benar-benar penemuan yang spektakuler dalam hidup saya, dimana saya menemukan bangsa asing yang tidak pernah diketahui asal-usulnya."

"Semua itu bukan urusanku, semakin banyak orang yang tahu maka semakin mengancam keselamatan keluargaku. Pergi sekarang!"

"Pertimbangkan lagi tuan ... Mau sampai kapan anda hidup di tengah hutan seperti ini, cepat atau lambat orang-orang pasti akan tahu tempat ini. Tidak mungkin anda hidup selamanya di sini."

"Ini sudah menjadi pilihanku untuk terus hidup di sini, dan apabila kondisi memaksa kami untuk pergi, maka kami akan pergi ke tempat lain."

"Fikirkan juga keselamatan keluarga anda tuan, kemungkinan keberadaan istri anda akan memancing banyak perhatian orang-orang karena dia berbeda. Lihat istri anda ... Wujudnya benar-benar mirip seorang peri, Anda sadar akan hal itu bukan?"

"Aku sudah memikirkan hal itu dengan baik, keluarga ku akan aman selama aku selalu waspada dengan orang-orang yang berniat buruk."

"Bagaimana kalau ku tawarkan sebuah perlindungan."

"Katakan saja apa sebenarnya tujuanmu! "
Arif membentak professor Hardy, lalu menarik kerah bajunya.

"Maaf tuan, t-tapi saya tidak bermaksud apa-apa. Saya tidak akan mengambil keuntungan apapun dari anda. Saya hanya ingin menjelaskan bahwa saya mempunyai sebuah lab di atas pegunungan dan terdapat sebuah rumah disana, jika orang lain mempunyai pulau pribadi, saya justru mempunyai gunung pribadi yang di jaga oleh para penjaga dengan sangat ketat."

"Apa pemerintah melegalkan lab mu itu? kau seperti ilmuan gelap saja!"

"Justru semua itu dari pemerintahan, dan orang yang boleh masuk ke puncak gunung tersebut hanya saya, tuan Presiden beserta ajudan nya. Keamanan tempat itu benar-benar di jaga dengan sangat ketat."

"Bangsa Imperialis seperti kalian benar-benar banyak menyimpan organisasi rahasia militer dan politik terselubung. Bahkan perang ideologi kalian lancarkan dalam berbagai bidang."

Arif pun melepaskan kerah baju Professor Hardy yang ia tarik.

"Pastinya anda ini bukanlah pasukan biasa sewaktu masih menjadi tentara, oleh sebab itu anda tahu banyak tentang suatu hal. Tapi asal anda tahu saja, lab saya tidak pernah mengurus masalah Militer dan dan Politik sedikitpun, melainkan hanya membahas masalah Sains."

Arif berfikir sejenak. "Aku akan mempertimbangkan nya, hanya saja ... aku punya aturan ku sendiri."
Ucap Arif dengan tatapan tajamnya menatap Professor Hardy.

******

Next bagian 9

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Where stories live. Discover now