Atlantic (the last civilaztion) bagian 23

1K 122 0
                                    

"Tapi, sepertinya Proffesor Hardy tadi menyebut sebuah kitab? Kitab apa yang Proffesor Hardy maksud itu?"

"Dulu ... Ayah dan ibu pernah menemukan sebuah kitab kuno di sebuah kuil tempat dimana ibu berasal, Ayah lalu membawanya dan langsung menyimpannya. Memangnya kenapa Shan?"

"Aku boleh melihatnya?"
Tanya Shan penasaran.

"Untuk apa? Kitab itu sangatlah berbahaya. itu karena, setiap kata yang tertulis di kitab itu mengandung mantra-mantra kuno yang bisa membuat semuanya menjadi nyata. Ibu bahkan berniat untuk tidak membacanya lagi kecuali Professor Hardy meminta ibu membacanya untuk kepentingan penelitian nya."

"Sebuah mantra?! Kenapa Professor Hardy harus meminta ibu yang membacakannya?"
Mendengar penjelasan ibunya, Shan mulai tertarik untuk mengetahui cerita dibalik kitab kuno tersebut.

"Semua yang tertulis di dalam kitab itu adalah bahasa kuno, hanya ibu yang bisa memahami isinya."

"Begitu rupanya."
Seketika, Shan menunduk seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Sebaiknya kau turun sekarang Shan, ayah baru saja membawakan kita semua makanan yang dibelinya dari kota."

"Aku belum lapar bu"

"Jangan bersikap seperti ini terus Shan Vrechter! Malam ini kita makan malam bersama-sama. Ibu tidak mau kau terus-terusan menyendiri, hargai juga ayahmu yang baru saja membawakan banyak makanan untuk kita."
Numala mulai emosi dengan sikap Shan yang terus menerus menyendiri tanpa mau berkumpul dengan keluarganya ketika jam makan malam.

"Bagaimana dengan ibu sendiri? ibu bahkan tidak pernah mau memakan daging hewan dan sayuran, apakah ibu menghargai apa yang di bawakan oleh ayah?"

"Soal itu ... kau tahu sendiri 'kan kalau ibu bisa berinteraksi dengan semua jenis hewan dan tumbuhan, Ibu tidak bisa memakan makhluk hidup seperti mereka Shan ...." Sejak kecil, Numala tidak pernah memakan daging hewan dan tumbuhan karena Numala memiliki kemampuan untuk bisa berinteraksi dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan tersebut.

"Kalau begitu, bagaimana bisa ibu melihat Professor Hardy, Ayah, dan Shin memakan makanan yang berasal dari makhluk hidup? apa ibu hanya menahan diri karena ingin menghormati mereka? Aku yakin ibu tidak pernah merasa nyaman saat melihat mereka menyantap daging hewan dan sayuran yang menurut ibu itu menjijikan!"
Ucap Shan dengan sinis saat menilai semua prilaku anggota keluarganya.

Shan tahu bahwa selama ini ibunya tersebut tidak pernah merasa nyaman ketika melihat keluarganya memakan daging hewan dan sayuran yang berasal dari tumbuhan.

Bagi Numala, makhluk hidup seperti Hewan dan tumbuhan adalah makhluk hidup yang tidak layak untuk di konsumsi karena mereka juga berhak untuk terus hidup sama seperti manusia.

Numala terkadang merasa tersiksa ketika mendengar suara ikan yang di tangkap oleh Arif saat Arif pergi memancing. Akan tetapi, Numala tidak pernah mau berkata jujur tentang apa yang ia rasakan pada suaminya tersebut.

"Kita tidak bisa menyamakan selera makan kita dengan orang lain Shan."
Ucap Numala yang merasa bahwa hanya anaknya Shan lah yang peka terhadap perasaannya selama ini tentang masalah selera makan.

"Sekali-sekali ibu tidak perlu memikirkan perasaan orang lain! jika ibu tidak merasa nyaman saat makan bersama mereka, sebaiknya ibu katakan yang sejujurnya!"
Ujar Shan yang merasa marah karena ayahnya tidak pernah menjaga perasaan ibunya.

"Jaga sikapmu itu Shan! Mereka yang kau maksud itu adalah keluarga mu sendiri, ayah dan saudara mu bahkan Professor Hardy juga bagian dari keluarga kita! ibu tidak merasa keberatan saat mereka makan makanan yang berasal dari makhluk hidup, walaupun ibu sendiri hanya makan buah, kacang dan umbi-umbian saja."

"Harusnya mereka bisa menghormati ibu, karena hanya ibu dan Maqq lah yang bisa ber-interaksi dengan hewan dan tumbuhan-tumbuhan. Seharusnya mereka juga bisa menjaga perasaan ibu! tapi ibu terus memilih untuk diam."

"Kalau kau tidak mau makan malam bersama keluarga mu sendiri, ya sudah! kau tidak sepatutnya berbicara hal buruk tentang ayah dan saudaramu sendiri Shan Vrechter!! "
Bentak Numala lagi.

Shan hanya menatap tajam ibunya. "Aku mau pergi."

"Kau mau kemana?! Hari sudah mulai gelap."

"Aku hanya mau menyendiri di danau."
Ucap Shan, lalu ia melompati atap rumah hanya dalam sekali lompatan dari jarak yang cukup jauh.

"Shaaan .... apa yang salah dengan anaku yang satu itu?"

Sementara itu di ruang meja makan.

"Shin, coba kau cicipi ini. Ini adalah daging ayam dari restoran ternama kesukaan mu. Aku dan ayahmu sengaja membelinya saat kami dalam perjalanan pulang,"
Ujar Professor Hardy yang memberikan sepotong ayam kegemaran Shin.

"Hmm ... sepertinya ini enak Prof, andai saja aku boleh ikut beralan-jalan ya. Hehe"

"Kau fikir kami ini bersenang-senang? dasar anak nakal ...." Arif hanya mengusap kepala Shin.

"Ayah, ayah bawakan Maqq makanan apa?"
Tanya Maqq yang mendongak menatap meja makan.

"Oh iya, ayah bawakan gandum untuk Maqq, ini dia."
Balas Arif yang langsung memberikan sekotak sereal dan gandum untuk Maqq.

"Waah, kelihatannya enak yah, Maqq makan ya."

"Lebih enak kalau makannya pakai susu sayang."
Arif pun menuangkan susu di mangkuk Maqq.

"Kalau minum susu sapi Maqq mau, tapi kalau makan daging sapi ...."
Maqq hanya menutup mulutnya, mengisyaratkan bahwa ia tidak suka makan daging hewan.

"Hahaha, ayah tau kalau anak ayah yang cantik ini tidak bisa makan makanan dari makhluk hidup."

"Karena makhluk hidup tidak sepatutnya di jadikan makanan ayaaah ...."

"Hahaha, iyaaa Maqq."
Arif mengusap kepala Maqq lagi.

Saat sedang asyik menyantap makanan di meja makan, Arif pun melihat Numala yang baru masuk dengan ekspresi murung.

"Numala, mana Shan?"
Tanya Arif pada Numala.

"Dia sedang tidak berselera."

"Apa Shan sedang sakit, biar ku periksa."
Arif seketika berdiri dari kursi nya untuk memeriksa keadaan Shan.

"Tidak perlu, Shan sedang pergi ke danau."

"Apa yang dia lakukan di danau sendirian? sekarang ini sudah mulai gelap."

"Entahlah, aku belum bisa memahami anak ku yang satu itu.
Ucap Numala dengan nada lesu.

********

Next bagian 24

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Where stories live. Discover now