Atlantic (the last civilaztion) bagian 38

734 84 4
                                    

Kekuatan alam di kota part 1

Tiba-tiba, Shan masuk ke kamar Maqq setelah mendengar percakapan mereka yang berencana ingin kabur menuruni gunung.

"Sepertinya seru kalau bisa bermain ke arah kota, benar kan Maqq?"
Seru Shan yang menyender di depan pintu kamar Maqq.

"Kak Shan..."
Maqq terkejut melihat kakak nya yang tiba-tiba muncul.

"Shan! kamu mau apa?! Mau mengadu ke ibu hah? Awas, ku peringatkan kamu Shan!"
Shin merasa bahwa Shan akan mengadu pada ibu nya setelah mendengar percakapan nya dengan Maqq.

"Santai saja, kali ini libatkan aku. aku juga ingin kembali ke arah kota, kerena di sana ada banyak sekali permainan."
Imbuh Shan kepada saudara dan saudari kecil nya.

"Waaah, permainan seperti apa kak?"
Tanya Maqq kepada Shan.

"Di kota terdapat banyak sekali wahana permainan, terutama di sebuah karnaval. Kakak melihat nya saat kakak pergi bersama Ayah beberapa waktu lalu."
Shan menjelaskan tentang apa saja yang pernah ia lihat selama pergi ke kota bersama dengan ayah nya.

"Ini benar-benar tidak adil, kamu boleh pergi ke kota sedangkan aku tidak."
Balas Shin dengan raut wajah kesal.

"Kalau begitu, sebaik nya kita pergi ke sana bersama-sama sampai Maqq sembuh, setuju?"
Shan memberikan penawaran kepada Shin untuk bekerja sama.

"Hmm, aku tidak menyangka kalau harus mengatakan ini, tapi kali ini aku setuju dengan mu Shan."
Tanpa pikir panjang, Shin setuju dengan ajakan Shan untuk pergi bersama-sama menuju kota tanpa sepengetahuan Numala.

Setelah satu minggu berlalu, luka yang di alami Maqq perlahan mulai berangsur sembuh dan Maqq sudah mulai pulih seperti semula.

Mereka bertiga meminta izin kepada Numala untuk pergi bermain ke danau dekat taman bunga yang ada di pegunungan batu kapur.
Numala pun mengizinkan mereka dan meminta semua hewan-hewan dan tumbuhan untuk mengawasi anak-anak nya selama mereka bermain di sana.

Menuju kota

"Akhirnya kita bisa keluar juga. sebaiknya kita jangan lewat pos penjaga karena di sana ada banyak sekali penjaga nya."
Shin mencoba memperingati kedua saudara nya agar mereka mengikuti nya.

"Kami ikut saja denganmu."
Ujar Shan.

"Maqq sudah tidak sabar..., Kira- kira seperti apa kehidupan di kota yah kak? Apa Maqq bisa menemukan banyak teman di sana, hihihi"
Dengan polos nya, Maqq menanggap bahwa semua orang akan dengan mudah bersahabat dengan nya.

"Kamu tenang saja Maqq, kita pasti bertemu teman-teman baru disana, sama seperti waktu kakak kabur dan pergi ke sebuah perkampungan kecil, mereka semua ramah-ramah pada kakak. Hehehe"
Shin menceritakan pengalaman nya pergi ke sebuah perkampungan kecil saat ia kabur kepada Shan dan Maqq.

"Ayo kak, kita jalan lebih cepat, Maqq sudah tidak sabar melihat kota, hihihi."
Mendengar Shin menceritakan pengalaman nya bertemu teman-teman baru, membuat Maqq semakin penasaran dengan kehidupan di luar sana.

Setelah sampai di kota yang letak nya tak terlalu jauh dari pegunungan, mereka pun berjalan mengelilingi kota dengan santainya.

Mereka benar-benar takjub melihat banyak sekali orang-orang yang sedang melakukan aktivitas di kota tersebut sampai ada beberapa orang yang menggoda mereka.

William, nama salah seorang warga kota yang menghampiri Shin, Shan dan Maqq.

"Apa sekarang saat nya pesta hallowen bocah? Hahaha." Wiliam mengejek Shin dan Maqq yang memiliki fisik berbeda.

"Haii namaku Shin, ini adiku namanya Maqq."
Dengan polos nya Shin memperkenalkan diri nya dan adik nya Maqq.

"Halo...haloo..." Maqq menjabat tangan beberapa orang tersebut.

"Dasar orang aneh, dari mana kau mendapatkan kostum peri ini hah? Hahaha." Bryan, salah satu teman Wiliam memegangi telinga Maqq yang runcing.

"Heii, ini tampak terlihat asli, kau beli dimana semua kostum ini?"
Sambung Bryan lagi.

"Sebaiknya kita pergi dari sini Shin." Shan menarik tangan Shin dan Maqq untuk menjauhi mereka.

"Dadaah, sampai ketemu lagi yaa teman-teman"
Shin melambaikan tangan nya kepada Wiliam dan Bryan.

"Dadaaaah..."
Maqq pun melakukan hal yang sama.

Mendengar ucapan Shin dan Maqq, sekelompok orang tersebut hanya mengernyitkan dahi karena bagi mereka tingkah Shin dan Maqq sangat sok akrab.

Bryan sempat berfikir bahwa penampilan mereka yang seperti peri itu adalah kostum hallowen, namun nyata nya, mereka merasa aneh karena pesta hallowen masih beberapa bulan lagi di selenggarakan.

Shin, Shan dan Maqq pun kembali berkeliling kota menyusuri jalan. selama berkeliling kota, banyak sekali orang memperhatikan fisik mereka yang tidak biasa kecuali shan yang terlihat normal seperti manusia biasa.

Semua orang yang memperhatikan mereka merasa bahwa penampilan fisik Shin dan Maqq benar-benar terlihat sangat berbeda. Bahkan mereka terlihat sangat mencolok dengan rambut putih dan bola mata hijau mereka yang berbinar-binar.

********

Next bagian 39

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum