Atlantic (the last civilaztion) bagian 34

824 88 10
                                    

Numala yang baru

Setelah mendapatkan beberapa perlengkapan yang di butuhkan, Arif pun langsung kembali ke lab dan mengajak semua anggota keluarganya untuk melihat perubahan Numala yang memakai beberapa riasan wajah setelah Arif mendadaninya.

Setelah mendapatkan beberapa perlengkapan yang di butuhkan, Arif pun langsung kembali ke lab dan mengajak semua anggota keluarganya untuk melihat perubahan Numala yang memakai beberapa riasan wajah setelah Arif mendadaninya

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Numala Vrechter

"Haaaah apa ini ibu?!"
Tanya Shin yang seolah tidak percaya setelah melihat perubahan penampilan Ibunya.

"Bagaimana menurut kalian?"
Tanya Arif pada anak-anaknya.

"Ternyata benda itu benar-benar bisa menipu penampilan seseorang."
Shan yang tidak terlalu suka memperhatikan seseorang bahkan terlihat takjub dengan perubahan penampilan ibunya yang sekarang.

"Waaah ... ibu sangat cantik!"
Maqq merasa kagum melihat penampilan ibunya yang baru.

"Anda benar-benar terlihat berbeda nyonya Numala. Dengan penampilan anda yang seperti ini, anda sudah terlihat seperti wanita biasa pada umumnya."
Bahkan Professor Hardy pun memuji penampilan Numala.

"Sepertinya aku menyukai benda yang bernama makeup ini sayang. Apa aku terlihat cantik?" Sambil tersenyum, Numala merasa seperti seorang wanita seutuhnya setelah memakai beberapa riasan wajah.

"Sebelum atau sesudah memakai riasan wajah, kamu tetap terlihat cantik Numala."

"Dengan penampilan nyonya Numala yang seperti ini, orang-orang dari pemerintahan itu tidak akan mungkin curiga. Mereka akan melakukan observasi dan membuat laporan perihal penelitianku tanpa ada yang harus mereka curigai."
Professor Hardy merasa senang karena usaha mereka menutupi identitas Numala pun akhirnya berhasil.

"Kira-kira informasi apa yang mereka butuhkan dari anda Professor?"
Tanya Arif penasaran.

"Sebelum itu, saya ingin memberi tahu anda terlebih dahulu bahwa salah satu dari mereka merupakan mantan ilmuan yang berasal dari lembaga antariksa NASA. Akan tetapi, orang tersebut di keluarkan dari proyek NASA dan di angkat menjadi tim pengawas dalam beberapa objek penelitian."
Tutur Professor Hardy saat menjelaskan tentang latar belakang salah satu tim obsevator yang akan mengunjungi labnya.

"Lalu, apa tujuan utama mereka?."
Tanya Arif lagi.

"Tujuan mereka adalah melaporkan semua informasi tentang penelitianku selama beberapa tahun untuk kepentingan negara. Itu karena, pemerintahan yang sekarang membuat sebuah wewenang baru dengan mengirim tim pengawas dan obsevator. Setidaknya mereka akan mengirim tim obsevator selama 3 tahun sekali mulai sekarang."
Professor Hardy menjelaskan tujuan beberapa tim obsevator ke laboraturium nya demi kepentingan negara.

"Apakah Proffesor kenal salah satu dari mereka?"
Tanya Arif lagi.

"Ya, salah satu dari mereka bernama Park Shin. Ia merupakan seorang berkewarganegaraan Amerika keturunan korea. Saya harap, kalian semua wajib berhati-hati terhadapnya karena dia pernah menjadi tim pengintai dan mata-mata dalam sebuah organisasi militer."
Setelah memberitahu latar belakang Park Shin, Professor Hardy mencoba memperingatkan Arif beserta seluruh anggota keluarganya akan bahaya yang mungkin saja mengintai mereka.

"Apa?! Ini gawat! Kita harus benar-benar mewaspadainya."
Arif pun mulai terlihat gusar setelah mengetahui latar belakang salah satu tim obsevator yang akan mengunjungi lab Professor Hardy.

"Saya harap anda tetap tenang tuan. Selama Nyonya Numala dan anak-anak anda tidak menunjukan kekuatan alam yang mereka miliki, itu semua tidak akan menarik perhatian mereka. Saya harap kalian tidak pernah menggunakan kekuatan alam itu lagi, terutama saat kedatangan mereka nanti.''
Professor Hardy kembali memperingati Numala beserta anak-anaknya tentang kekuatan alam yang mereka miliki.

"Kalian dengar apa yang di ucapkan Professor Hardy? Itu berlaku untuk kalian semua, terutama kau Shin Vrechter!"
Bentak Numala yang berupaya menegaskan tentang larangan kekuatan alam kepada anak-anaknya.

"Selalu saja aku! "
Dengan raut wajah kesal, Shin merasa ibunya seolah selalu saja menyalahkan setiap perbuatannya.

"Itu karena kau yang paling sulit mendengarkan perkataan ibu!" Bentak Numala lagi

"Kalau sampai orang-orang pemerintahan itu tahu siapa kita, itu semua salah Shin. Karena Shin lah orang yang paling ceroboh di rumah ini."
Shan pun mulai memancing amarah Shin yang mudah meluap-luap.

"Apa kau bilang! Mau mengajak ku berkelahi haah!" Balas Shin yang langsung menantang Shan untuk berkelahi.

"Kau tidak akan mampu melawan ku." Ujar Shan yang hanya menatap Shin dengan sombong.

"Apaaaaa ...!"

Seketika, Shin pun mulai mengeluarkan kekuatan petir dari kedua tangannya untuk memberi Shan pelajaran.

"Sudaaah ... hentikaaan ...!
Shin, ibu sudah pernah bilang untuk tidak menggunakan kekuatan itu lagi!"
Numala tampak marah saat setelah Shin mengeluarkan kekuatan petirnya.

"Tapi ibu lihat sendiri, siapa yang mulai duluan."
Shin membela dirinya dan beralasan bahwa Shan lah penyebabnya.

"Ini bukan masalah siapa yang mulai duluan, tapi kekuatan itu bukan untuk menyakiti siapapun! Terlebih lagi untuk menyerang saudaramu sendiri!"
Bentak Numala lagi.

"Ibu lihat, 'kan? dia benar-benar ceroboh. Baru di pancing begitu saja sudah berani melanggar aturan yang ibu buat barusan."
Shan merasa bahwa saudara kembarnya tersebut sangatlah bodoh dan konyol sehingga gampang untuk di provokasi.

"Jadi kau menjebak ku?! Awas saja kau Shan!"
Ancam Shin kepada Shan.

"Sudah hentikan! Shin ... ayah berharap lebih darimu untuk tidak lagi menggunakan kekuatan itu. Terutama di depan banyak orang, kau faham konsekuensi nya, 'kan?"
Ujar Arif yang mencoba memberi pengertian kepada Shin.

"Iya ayah, Shin minta maaf."
Shin mulai melunak setelah mendengar nasehat ayahnya.

"Bodoh!"
Shan kembali memancing amarah Shin.

"Akan ku hajar kau Shan Vrechter!"

"Sudaaah ...! Shan, berhentilah mengejeknya terus. Kalian berdua akan ibu hukum! malam ini kalian tidak akan dapat jatah makan malam walaupun ini tidak sebanding dengan pelanggaran kalian yang berat."
Numala pun mulai mengambil tindakan tegas terhadap kedua putranya tersebut.

"Haaaah?  kenapa aku yang malah terkena hukuman?"
Tanya Shan yang protes.

"Ini semua gara-gara kau!"
Bentak Shin yang menatap Shan dengan kesal

"Mulai sekarang, kalian harus belajar untuk berfikir ulang sebelum melanggar aturan."
Ujar Arif yang kembali menasehati kedua putranya tersebut.

"Tapi aku tidak melakukan apa-apa Ayah! bukankah hanya Shin yang melanggar?!"
Protes Shan lagi.

"Anggap ini sebagai pelajaran untuk kalian, agar kalian lebih bisa bersikap jauh lebih baik."
Jawab Arif singkat.

********

Next bagian 35

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن