Atlantic (the last civilaztion) bagian 19

1.1K 132 1
                                    

Makhluk-makhluk laut

Shin dan maqq menyelami lautan demi bisa melihat berbagai jenis ikan di malam hari dengan menggunakan kekuatan Maqq.

Mereka mampu menahan nafas melebihi manusia normal yang hanya bisa menahan nafas selama 3 menit. Hal tersebut dapat terjadi karena menurut legenda, makhluk Atlantis merupakan evolusi makhluk air yang berasal dari planet Proxima B. Exo Planet yang mengorbit bintang diluar tata surya bumi dan matahari.

Shin dan Maqq terlihat bersenang-senang saat beremain dan berenang di lautan yang luas. Mereka banyak menjumpai ikan-ikan kecil di terumbu karang, menunggangi lumba-lumba dan bertemu ikan paus biru. Hanya Maqq yang mampu berinteraksi dengan semua ikan di lautan tersebut, karena Maqq termasuk jenis bangsa Atlantis yang memiliki bakat alam sama seperti Numala.

 Hanya Maqq yang mampu berinteraksi dengan semua ikan di lautan tersebut, karena Maqq termasuk jenis bangsa Atlantis yang memiliki bakat alam sama seperti Numala

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Matahari sebentar lagi terbit, sebaiknya kita segera pulang Maqq

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Matahari sebentar lagi terbit, sebaiknya kita segera pulang Maqq."
Melihat matahari yang mulai terbit, Shin merasa khawatir karena mereka lupa akan waktu saat bermain bersama.

"Aaaaahh ... padahal Maqq masih ingin main."
Balas Maqq yang seolah masih belum puas bermain.

Dengan pakaian mereka yang basah kuyup, Shin dan Maqq kembali ke rumah dengan cara yang sama. Mereka terbang menuju lab Professor Hardy sembari mengeringkan pakaian mereka agar tidak ketahuan oleh ibu mereka.

Sesampainya di rumah, mereka mulai mengendap-endap masuk melalui pintu depan.

"Kakaak, kita jalan nya pelan-pelan yaa ... Jangan sampai ketahuan ibu."
Bisik Maqq di telinga Shin dengan raut wajahnya yang terlihat serius.

"Oke, jangan sampai ibu bangun."

Tiba-tiba, lampu di ruang tengah menyala. Numala sudah menunggu mereka semalaman dengan ekspresi menahan amarah yang cukup lama.

"Seperti nya kita ketahuan kak."
Maqq kembali berbisik di telinga Shin dengan wajah polos nya.

"Kalian dari mana saja sepanjang malam? Dan kenapa pakaian kalian basah?"
Dengan nada ketus, Numala bertanya.

"Emmmm, anuu ... kami pergi memancing bu."
Sahut Maqq yang tidak pandai berbohong.

"Haduuh ... ibu tidak bisa di bohongi seperti itu Maqq, lagi pula mana mungkin ibu percaya kalau kita pergi mancing malam hari." Balas Shin yang juga berbisik di telinga Maqq.

"Kok bisa kak?"

"Kamu juga sudah pandai berbohong ya Maqquel? Anak-anakku sudah pandai berbohong sekarang!"
Bentak Numala lagi yang kesal melihat Maqq sudah pandai berbohong.

"Jangan salah kan Maqq bu, Ini semua salah Shin. Ibu kenapa sudah bangun malam-malam begini?"

"Kelelawar yang membangunkan ibu dan memberitahu bahwa kalian keluar dari gunung."

"Hewan-hewan di sini benar-benar menjengkelkan, mereka benar-benar sudah jadi sekutu ibu"
Shin hanya menggerutu di dalam hati karena kesal dengan hewan-hewan yang selalu mrngadu kepada ibunya.

Numala yang mengetahui anak-anaknya melanggar aturan pun lantas menghukum mereka berdua. Numala sangat marah sekaligus sangat sedih ketika mengetahui bahwa anak-anaknya tidak mau lagi mendengar perkataan nya. Kedua anaknya tersebut masih terlalu naif dan tidak berusaha mengerti bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan bisa mengundang perhatian banyak orang.

Walaupun Numala sangat marah atas tindakan lancang anak-anaknya yang melanggar aturan, namun Numala tidak mengurangi sedikit pun rasa cintanya terhadap anaknya dan mencoba memaafkan mereka. Akan tetapi, Numala berfikir bahwa ia harus tetap bersikap tegas dengan menghukum Shin dan Maqq dengan mengurung mereka di dalam kamar dan mengunci kamar mereka dari luar selama seharian penuh.

Shan, saudara kembar Shin mendengar Numala memarahi saudara dan saudarinya sejak tadi. Ia berdiri bersandar di dekat pintu kamarnya dan memperhatikan ibu nya.

Numala yang baru menyadari keberadaan Shan pun lalu bertanya.
"Shan, sejak kapan kau berada di sana? Kau terbangun setelah ibu memarahi Shin dan Maqq?"

"Tidak, sejak tadi aku bahkan tidak tidur. Ibu tidak perlu sedih memikirkan mereka berdua, sikap mereka benar-benar masih kekanak-kanakkan."

"Apa maksud mu nak? ibu harap kau tidak melanggar aturan sama seperti mereka."

"Aku tidak seperti Shin bu, lagi pula ... aku tidak suka dengan keramaian."
Balas Shan tanpa menatap mata ibunya.

"Baguslah kalau begitu, sebaiknya kau kembali ke kamar mu. Hari sudah mulai pagi, sebentar lagi ibu akan buatkan sarapan untukmu."

"Aku sedang tidak berselera, jadi ibu tidak perlu repot-repot."
Ucap Shan yang jarang menatap mata ibunya ketika di ajak berbicara.

"Apa kau sedang kurang sehat nak?"

"Ibu tidak perlu menghawatirkanku seolah aku ini masih anak-anak."
Ucap Shan dingin.

"Hmm, kalau begitu ibu mau masuk kamar dulu. Jangan lupa bahwa lusa nanti Ayah dan Professor Hardy akan segera pulang. Ayah hanya beberapa minggu saja pergi ke luar negeri menemani Professor Hardy untuk meneliti sesuatu."

***********

Next bagian 20

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Where stories live. Discover now