Atlantic (the last civilaztion) bagian 21

1K 130 5
                                    

Kekuatan Shan

Kekuatan Shan

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Shan Vrechter

"Sejak kapan kau bisa melakukan itu Shin?"
Tanya Arif yang seolah tidak percaya melihat anaknya mampu memanipulasi kekuatan petir.

"Entah lah ayah, Shin hanya tau cara melakukan nya saja."
Ujar Shin yang hanya bingung.

"Kau harus bisa mengendalikan kekuatan alam itu Shin, jangan sempai kau menyakiti seseorang dengan kekuatan itu."
Dengan perasaan khawatir, Numala takut jika suatu saat Shin menyalah gunakan kekuatannya tersebut.

"Bagaimana bisa?! Itu benar-benar hebat Tuan muda!"
Proffesor Hardy hanya takjub melihat bakat alam yang di miliki oleh Shin.

"Aku hanya mengatur energi panas di tubuhku Proffesor, dan aku memusatkannya di telapak tangan untuk menciptakan sebuah petir."

"Dalam ilmu Fisika, manusia memang memiliki energi listrik di dalam tubuhnya. Tubuh manusia juga memiliki aliran Proton, Elektron dan Neutron. Proton memiliki energi positif, Neutron memiliki energi netral dan Elektron memiliki energi negatif. Semua sistem syaraf mengirimkan sinyal ke otak untuk menciptakan energi panas. Akan tetapi, manusia tidak mungkin bisa memusatkan semuanya di telapak tangan seperti yang di lakukan oleh Shin. Itu karena, semua pusat energi akan di kirimkan sistem syaraf menuju otak, bukan ke telapak tangan."
Ucap Professor Hardy yang menjabarkan semuanya secara sederhana.

"Tapi ... Shin mampu melakukan nya, bagaimana menurut anda proffesor?"
Tanya Arif yang seolah tidak mengerti dengan kekuatan yang mampu dihasilkan oleh anaknya tersebut.

"Hmm, Tuan muda Shin ... kau benar-benar menambah berat pekerjaan ku saja, Hahaha."
Professor Hardy terlihat bersemangat setelah melihat kekuatan alam yang di miliki oleh Shin dan tidak sabar untuk mengetahui fakta di balik kekuatannya.

"Apa ada yang tidak normal dari ku Professor?"

Professor Hardy lalu memegang bahu Shin.
"Semua misteri ini akan kita cari tahu secepatnya. Sekarang bolehkah aku meminta bantuan mu Shan? Apakah kau memiliki bakat alam yang sama seperti ibumu? Atau justru bakat alam mu sama seperti Shin?" Tanya Professor Hardy kepada Shan Vrechter.

"Apa yang harus aku buktikan pada anda?"
Dengan nada ketus, Shan menjawab pertanyaan Professor Hardy.

"Apa saja kemampuan yang kau miliki? Boleh aku mengetahui sesuatu tentang bakat alam mu Shan?"
Tanya Professor Hardy lagi.

"Sebenarnya aku tidak mau melakukan hal yang merepotkan seperti ini, tapi apa boleh buat. Untuk bisa menunjukannya, kau harus menyerangku terlebih dahulu Professor."

"Shan! apa yang kau ucapkan, jaga sikap mu! "
Numala membentak Shan karena telah berbicara tidak sopan terhadap Professor Hardy.

"Kenapa kau harus menyuruh Professor Hardy untuk menyerangmu Shan? jaga sikap mu itu!."
Arif pun bereaksi dengan ucapan Shan yang menurutnya tidak pantas untuk di ucapkan.

"Bukankah Professor Hardy ingin melihat kemampuanku? Aku baru bisa menunjukannya setelah ada serangan yang mengarah kepadaku."
Ucap Shan dengan santai nya.

"Memang nya apa yang akan kau lakukan Shan? Mana mungkin Professor Hardy menyerang mu terlebih dahulu untuk melihat kekuatan alam mu itu!."
Ujar Arif yang merasa bahwa sikap Shan sudah sangat berlebihan.

"Ayah lihat saja nanti, Serang aku dengan benda-benda berbahaya seperti benda-benda tajam atau sesuatu yang kuat."

"Kami tidak mungkin melakukan hal itu. lebih baik kau tidak perlu menunjukan bakat alam mu karena ibu tidak mau melihat mu sampai terluka Shan."

"Sudah ... biar aku saja yang melakukan nya! aku akan menyerang Shan bu."
Berbanding terbalik dengan ayah dan ibunya, Shin justru terlihat bersemangat untuk menyerang Shan dengan menggunakan bakat alamnya.

Seketika, Shan pun menyeringai setelah mendengar ucapan Shin.

"Jangan! Ibu tidak setuju. Biar penelitian ini cukup sampai di sini dulu, kita cari cara lain, ibu tidak mau kalian sampai terluka."
Ucap Numala yang khawatir terhadap kedua anaknya.

"Biarkan saja bu, aku tidak akan terluka."
Balas Shan dengan tatapan tajam yang seolah menantang Shin untuk segera menyerangnya.

"Dengar kan bu, dia sendiri yang minta. Hehe, kalau kena jangan marah ya Shan."

"Tunjukan saja kekuatan mu itu Shin! jangan menahan diri."

"baiklah!"

Shin pun kembali mengeluarkan batang petir dari kedua telapak tangannya dan langsung melemparkannya ke arah Shan.

Tiba-tiba, dalam jarak satu meter. Serangan petir yang mengarah menuju Shan perlahan mulai melambat.

Terlihat secara kasat mata sebuah bulatan besar transparan mengelilingi tubuh Shan, dan di saat petir itu mulai melambat. Shan pun mematahkan petir tersebut menggunakan kekuatan angin yang berbentuk seperti pisau.

Setelah berhasil mematahkan kekuatan petir milik Shin, Shan pun menciptakan sebuah tornado untuk melempar patahan petir tersebut ke atas untuk meledakannya di awan.

Petir tersebut menciptakan sebuah awan hitam dan angin yang sangat kencang. Lalu, sekektika itu hujan mulai turun.

Semua orang hanya terdiam saat setelah melihat kemampuan yang di miliki oleh Shan yang mampu menciptakan sebuah tornado mengerikan.

Selain kekuatan tornado, Shan juga mampu memanipulasi kecepatan objek suatu benda yang mendekat ke arahnya dalam jarak lebih dari 1 meter.

"Itu tadi!"
Professor Hardy hanya terpaku melihat awan yang mencekam akibat kekuatan angin yang dihasilkan oleh Shan Vrechter.

"Benar-benar kekuatan yang mengerikan."
Arif menatap langit dan seolah tidak percaya dengan kekuatan yang di miliki kedua anaknya tersebut.

"Shan ...."
Numala hanya menatap Shan sambil memeluk Maqq yang sedang ketakutan.

*******

Next bagian 22

ATLANTIC - The Last Civilaztion 🔱 [Season 1]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora