-2- Bimbang (2)

39.4K 3.9K 98
                                    

Sudah beribu nasehat serta petunjuk ditujukan pada manusia agar mereka tidak tersesat kalau mata sengaja dipalingkan dan telinga sengaja ditutup maka semua nasehat hanyalah sekedar angin berlalu.

*****

Sepulang sekolah Syifa, Bella dan Tia memesan ojek online dengan kendaraan mobil untuk menampung ketiga remaja ini-mengingat bahwa SMA Angkasa tidak pernah mengizinkan muridnya membawa kendaraan pribadi. Karena usia mereka dibawah umur.

"Lihat-lihat tas dulu yuk!" Bella mengandeng tangan Tia dan Syifa.

Tia menoleh kearah Bella dengan tatapan heran. "Yah keburu habis jaket sale nya! Itu diincar banyak orang."

"Alay banget si lo Ti? Mereka pasti banyak stok." sahut Bella tidak terima.

Syifa memperhatikan mereka berdua dengan malas. Hanya karena perkara kecil saja diperdebatkan. Heran, dasar cewek!

Ia menghela nafas. "Ayo ke Kafe dulu aja deh. Jadi haus gue lihat lo pada debat kayak anak kecil,"

"Tau tuh Tia!"

"Eh ya lo lah Bell!"

Keduanya masih sama saling tidak terima. Benar-benar menguji kesabaran Syifa. "Kalau lo berdua masih pengen debat, terserah! Gue pulang aja,"

"Lah jangan dong. Ayo-ayo ke Kafe. Jangan marah atuh!" bujuk Bella.

*****

Memasuki sebuah Kafe yang bernuansa kekinian dengan lampu menerangi segala ruangan tak lupa sebuah alunan musik terdengar indah. Semua pengunjung nampak nya ikut bernyanyi seolah-olah menikmati alunan lagu yang dibunyikan.

"Kak Thaitea tiga, makan nya nasi goreng tiga juga ya!" Bella menyebutkan pesanan. Itu adalah menu fav mereka.

"Eh ganteng banget tau yang pegang gitar pakai bawa bunga juga ih gemes!" ucap Tia sambil memukul pelan bahu Syifa dan Bella.

"Apaan si ih!" Syifa berusaha menepis pukulan Tia.

Tia semakin histeris ketika lelaki salah satu penyanyi Kafe yang membawa bunga itu beranjak dari duduknya, untuk menghampiri pengunjung. Sambil membawa bunga ditangan kanannya dan gitar ditangan kirinya melangkah ke arah meja no 7. Meja itu adalah meja Syifa dan teman-temannya.

"Ini buat Nona cantik berparas lembut bagai salju," ucap pria membawa gitar dan memberikan bunganya pada Syifa.

"Eh... Buat gue?" tanya Syifa heran dan kaget dan dibalas anggukan dengan pria itu. Dengan muka terkejut Ia mengambil bunga dari penyanyi kafe, Lalu lelaki memakai kemeja kotak-kotak perpaduan hitam dan coklat itu membalikan tubuh kembali pada dimana dia melantunkan musiknya.

"Cie Syifa!" tepuk tangan dari Bella dengan senyum sumringah.

Syifa menegguk salivanya. "Nih bunga buat lo Ti, kan lo yang pengen. Gue kekamar mandi dulu deh, pengen cuci muka." Syifa beranjak menuju ruangan pojok-kamar mandi.

Disini hanya ada Tia dan Bella. "Kenapa muka lo asem banget si Ti? Kan udah dapet bunganya!"

Tia melirik tidak enak pada Bella. Sedangkan, Bella mengedikkan bahunya tidak peduli. "Ya, nggak gitu. Apa sih cantiknya Syifa, Bell?"

Senja Assyifa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang