-9- Atala?

30.5K 3.8K 39
                                    

.القليل كثير إذا قنعت، والكثير قليل إذا طمعت

"Sesuatu yang sedikit akan menjadi banyak jika di sikapi dengan qona'ah dan yang banyak jadi sedikit jika di sikapi dengan ketamakan."

*****

"Bun ini rumahnya?" tanya Syifa saat memasuki bangunan rumah bernuansa putih dan sedeharana.

"Iya Ca.."

"Rumahnya cuma segini, Nak." sahut Juna.

Syifa mengangguk mantap. "Nggak apa-apa. Bun, Yah ini sudah lebih dari cukup kok, Nggak perlu takut rumah kecil, harta habis. Rezeki itu dari Allah semua sudah diukur kok. Lagian suka banget Syifa rumahnya bagus bisa lihat senja diatas rumah," ucapan  Syifa mampu membuat hati Juna dan Lani tenang. Anaknya banyak progres berbenah yang sangat baik.

Rumah dengan 3 kamar tidak terlalu kecil, terdapat kolam ikan sederhana diluar rumah dan kebun kecil dengan satu ayunan itu sudah merasa cukup.

Syifa banyak belajar dari Naila. berteman dengan Naila membuat Syifa belajar lebih banyak tentang kesederhanaan. Ia teringat pada perkataan Bu Sarah yang sekarang terbukti. Bahwa setelah datangnya cobaan pasti ada kebaikan disana.

Beberapa hari ini hidupnya sangat berubah drastis. Mulai dari teman, hingga tempat tinggal. Tapi Syifa bersyukur sekarang dengan ini, ia menjadi punya teman yang sangat peduli dengannya—terpenting mengajak menuju jalan Allah.

*****

"Udah kebal juga dilihatin sebelah mata," gumam Syifa berjalan di koridor sekolah. Bukan hanya hari ini tapi sudah seminggu, ia mendapati tatapan tidak suka dari teman-temannya.

"Syifa tunggu!" sapa Naila dari belakang Syifa.

Syifa menoleh dan tersenyum kearah Naila. Ketika berjalan ia melihat mading yang sangat ramai—kemungkinan ada pengumuman dari sekolah yang sangat penting. Kemudian keduanya berjalan kearah mading. Syifa dan Naila menjinjit-jinjit demi lihat mading.

Apalagi ini? Siapa yang membuat ini?

Terlihat jelas itu foto Syifa, Bunda dan Ayahnya. Foto ketika ia masuk kedalan angkot bersama orangtuanya.

"Wahh, anaknya udah datang nih." Bella berjalan dari koridor menuju mading—berdiri tepat dibelakang Syifa.

Sudah cukup. Selama ini Syifa hanya diam. Tapi tidak untuk hari ini. "Jadi ini kerjaan lo?" tantangnya pada Bella.

"Syifa sabar jangan marah bisa jadi ini buat mancing kamu.." Naila mengusap punggung Syifa.

Syifa mengambil kasar foto-foto nya.

Tawa remeh Tia terdengar saat Syifa dengan cepat mengambil foto-fotonya dari mading. "Segitunya ya lo, udah terima aja kalau lo miskin itu juga fotonya fakta kan," sahut Tia.

Syifa tidak merespon ia terus mengambil fotonya yang masih ada beberapa terpajang. Sampai aktivitasnya terhenti karena Tia menarik hijabnya, beruntung meskipun keras tetapi Syifa masih bisa menepis tangan Tia. Menjadikan poni Syifa sedikit terlihat. "Mau lo apa sih, hah?" suara Syifa sedikit parau.

"Apa ya yang gue mau?" Tia tampak berpikir. "Emang lo mau nurutin kemauan gue? Eh lupa lo kan udah miskin, mau minta contekkin juga nggak banget deh otak pas-pas an. Ups."

"Daripada lo nggak punya malu! Bukan gue yang cari muka pada dasarnya yang cari muka itu lo, Ti! Kalau lo nggak cari muka nggak bakal tempelin foto gue naik angkot. Terserahlah gue mau naik apa, toh pakai uang gue sendiri dan nggak ngerugiin lo." tangan Syifa mengepal.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now