-19- Pelaksanaan

24.7K 3.3K 40
                                    

Tempat pulang yang kau sebut rumah bisa berupa ruang dan seseorang

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Tempat pulang yang kau sebut rumah bisa berupa ruang dan seseorang.

Jika itu ruang, tempatmu berlindung dari segala ricuhnya dunia.

Jika itu seseorang, tempatmu bahwa bersamanya duniamu akan baik baik saja.

*****

Hari ini adalah rapat terakhir karena event akan diadakan esok hari. Semua panitia berkumpul di Aula menyiapkan beberapa peralatan dan mulai menata barang-barang yang akan digunakan.

"Untuk bintang tamu dari luar kampus sudah saya hubungi mereka akan datang besok pagi sebelum acara dimulai, dan motivator dari dalam kampus kita undang namanya—Naila Bilqis Al-Madinah dari kelas sastra" laporan dari Sie Acara.

Syifa dan Hana berhadapan saling memandang kaget. Karena tak menyangka motivator acara adalah sahabatnya sendiri. Tak heran jika Naila terpilih karena Ia adalah perempuan cerdas, bicara jelas dan mudah dipahami serta ilmu agama yang bisa dibilang hampir sempurna.

"Wah, Naila, Han!" seru Syifa senang.

Hana mengangguk antusias. "Iya aku kaget banget loh, emang jodoh banget kita bertiga!" sahut Hana semangat.

Setelah rapat selesai mereka dimohon untuk istirahat karena besok akan membutuhkan banyak tenaga. Hana dan Syifa berjalan hendak keluar kampus setelah melaksanakan sholat ashar karena hari sudah sore mereka memutuskan untuk pulang kerumah.

"Hana!" seru seorang pria dibelakang mereka membuat Syifa dan Hana menoleh bersamaan. "Kamu Hana kan?"

Hana hanya diam mengangguk. "Kak Rayhan?" tanya Hana ragu sembari menundukkan kepalanya.

"Kamu kuliah disini?" tanyanya.

"Iya kak Rayhan, mau apa panggil aku? langsung to the point aja!" nada bicara Hana tegas tetapi halus.

Rayhan mengulurkan tangan kepada Hana. "Undangan, buat kamu."

"Buat aku? Dalam acara apa?" suara Hana memelan. "Terimakasih kak," Hana mengambil undangan itu ragu.

Pria itu mengangguk lalu pergi.

Syifa merasakan afmosfer mendadak menjadi awkward. Mengapa Hana begitu sangat ingin emosi pada pria itu. Hendak bertanya tapi ia takut justru membuat Hana tersinggung.

"Temen lamaku, Syif." ucap Hana seakan-akan paham batin Syifa. "Kamu jangan banyak berharap sama manusia ya.. Hasilnya nanti kecewa. Kita hanya boleh bersandar dan berharap kepada Allah," Hana menghela nafas lalu tersenyum memegang pundak Syifa.

"Iya Han, aku lihat undangannya dong?" tanya Syifa dengan tangan menengadah. Hana memberikan undangannya dengan pasrah. "Evan dan Alya ini teman kamu? Wah udah mau menikah aja!" seru Syifa setelah melihat isi undangnya.

Senja Assyifa [COMPLETED]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant