-3- Ayah?

34K 3.7K 49
                                    

Jalan yang Allah pilihkan memang yang terbaik meskipun harus dengan airmata untuk melewatinya.

*****

Matahari yang mulai menyapa jutaan manusia dibumi ini, banyak muka berbeda-beda menyambut datangnya pagi. Ada yang mengatakan pagi terlalu cepat datang, ada yang tergesa-gesa karena bangun kesiangan, ada juga yang masih setia meminum secangkir kopi dengan tangan membaca kabar berita hari ini.

Setelah sholat subuh Syifa memainkan ponselnya karena seperti biasa namanya saja perempuan, Ia sedang mencari cahaya yang bagus untuk foto-foto. Kebetulan diluar jendela kamarnya ada cahaya ketika matahari muncul dari tempat persembunyiannya

Ckrekkk!
"Ica.. Turun Nak, Ayah kamu ada rapat jadi buruan nanti Ayah telat kalau kamu lama!" suara Lani-Bunda Syifa yang mengetuk luar kamar Syifa.

"Otw Bunda.." Syifa menyambar tasnya memakai sweater hijau kesukaannya.

Setelah makan pagi Syifa dan Juna berangkat menuju sekolah SMA Angkasa.

*****

2 Bulan lagi kelas XII akan melaksanakan Ujian Nasional. Rasanya cepat sekali, barusan saja diantar Ayah sekolah pakai baju SMP ke sekolah ini kakak kelas yang sok galak, suka memerintah dan menyebalkan.

Bu Tina memasukki kelas XII IPA 2 suasana menjadi horor. Semua murid diam. Bu Tina adalah guru killer— matapelajaran matematika. Bu Tina selalu hadir saat jam pelajarannya. Guru anti jamkos dan paling rajin saat masuk kelas.

"Hari Ini ulangan harian matematika bab 5. Siapkan satu kertas sobekkan tulis nama, kelas, dan absen saya kasih waktu dua menit mulai dari sekarang!"

Bagi seluruh siswa Bu Tina adalah Guru menyebalkan. Ulangan serba mendadak, tidak ada waktu belajar sebelum ulangan dan selalu ketat penjagaanya.

Setelah soal dibacakan oleh Bu Tina, para penghuni kelas XII IPA 2 saling bertatap dan bisik-bisik.

Tia menoleh kebelakang. "Syif, Bell! sut.. sut.. Nomer 2 dong!" bisik Tia.

Syifa mendongkak menatap Tia didepannya. Ia meringis lalu menggeleng. Soal yang diberikan Bu Tina baginya sangat sulit. Sebenarnya tidak sulit hanya saja ia tidak pernah memperhatikan saat Guru menerangkan.

"Aduh woy kurang 15 menit dikumpulin, gue cuma bisa no 1 doang!" seru Tia mulai binggung karena jumlah soal ulangan ialah, 10 soal.

Melihat Bella yang sedari tadi diam membuat Syifa merasa aneh. "Bell lo kenapa diem mulu? Udah ya lo?"

"Ya mana mungkin gue udah? Belajar aja kagak pernah," jujur Bella pasrah. Bella adalah yang paling lemot diantara mereka bertiga. Jadi sangat tidak mungkin perempuan ini bisa mengerjakan, kecuali jika mencontek.

"Eh Nai.. Nyontek dong! Jangan sombong!" bisik Syifa sedikit keras pada Naila—gadis yang duduk dibaris sebelahnya.

"Bentar ya kurang dikit," balas Naila sambil tersenyum.

Syifa, Tia dan Bella memutar bola matanya malas. "Lo banyak alasan ya Nai, bilang aja nggak mau nyontekin. Dasar suka cari muka!" seru Tia.

Naila menggeleng. "Eng-enggak kok. Beneran masih kurang nomer 10,"

Tangan Syifa hendak meraih lembar jawaban. Namun, terhenti.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now