-42- "kata maaf"

26.8K 2.7K 19
                                    

Jam 22.00 Atala harus pulang sangat malam hari ini karena hari yang sangat produktif ada 3 meeting hari ini dan Atala harus mempersiapkan catatan untuk perusahaannya. Meeting terakhir jam 19.00 sampai jam 21.00 dan Atala masih berkutat dengan dokumen Perusahaannya sampai jam 21.30 lalu pulang ke rumah.

Tampaknya rumah Atala sudah gelap mungkin Syifa sudah tidur pikir Atala. Setelah memarkirkan mobil kegarasi langsung menuju pintu rumahnya. Rumahnya sudah dikunci tidak mungkin Atala membangunkan Syifa didalam. Ia merogoh sakunya dan ada kunci cadangan disana.

Dibuka pintunya dengan sangat pelan karena ia tak mau Syifa sampai bangun hanya karena dirinya. Saat berada diruang tamu, lampu sudah mati tetapi televisi masih menyala. Atala melangkahkan kaki untuk mematikan televisi ternyata Syifa sedang tidur disofa. Atala sudah menebak bahwa Syifa menunggu dirinya sampai pulang hingga istrinya itu ketiduran.

Sudah 2 bulan menikah Syifa memang selalu menyambut Atala jika pulang kerja baru sekarang Atala pulang selarut ini. Ia mematikan televisinya dan lekas menggendong Syifa menuju kamar mereka. Wajah Syifa terlihat sangat lelah, Atala melihat wajah istrinya mendengus kesal, sebenarnya ingin sekali berkata agar Syifa berhenti bekerja hanya Atala saja yang bekerja masih kuat untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk membayar pekerja dirumah ini lagian gaji Syifa tak pernah digunakan sama sekali hanya sebagian ditabung dan sebagian disedekahkan.

Atala lekas membersihkan badan dan berbaring disamping Syifa. Memandang lekat muka cantik Syifa. "Tidur aja cantik." gumamnya.

Ia mengelus kepala Syifa sampai membuat hijab Syifa terlepas. Dan gerakan Atala membuat Syifa merasa terganggu. Syifa mengeliat dan menguap lalu melanjutkan tidurnya mungkin karena ia terlalu capek hari ini.

"Selamat tidur, Zaujati Sayang."

Tangan Atala mengenggam tangan Syifa dan melabukan dirinya ke pulau kapuk.

*****

Bangun tidur merasa tubuhku berada dikasur empuk dan luas. Sayup-sayup mataku terbuka melihat pemandangan langit kamarku. Tanganku mengenggam tangan Abang yang masih tidur, pelan-pelan melepas genggaman tangan Abang dan mendudukkan badanku. Meraih ponsel dimeja dekat tempatku tidur.

"Astagfirullah, semalem kan aku nunggu Abang pulang. Aku ketiduran, Ya Allah, pasti Abang yang menggendongku kesini." ucapku monolog.

"Abang bangun udah jam 02.00 ayo tahajud dulu." aku meraih tangan Abang dan membangunkan pelan.

Abang mengeliat dan menarik selimutnya kembali. "Abang ih ayo!"

"Iya Zaujati, kamu duluan wudhunya deh."  Abang dengan mata yang masih tertutup.

"Kalau Syifa udah wudhu Abang bangun ya?"

"Iya." ucapnya tetapi masih setia dengan posisi tidurnya.

Gemericik air mengiringi gerakanku untuk membersihkan diri serta wudhu. Setelah wudhu, Aku melihat Abang yang sudah terduduk mengaruk rambutnya persis orang bangun tidur biasanya.

"Selamat pagi, Sayang." sejak 2 bulan pernikahan kami setiap pagi Abang selalu mengucapkan kata-kata itu sembari memelukku sebentar biasanya.

Tangan Abang hendak meraih tubuhku namun aku mengelak. "Eh Syifa udah wudhu, Bang,"

"Oh iya lupa, tungguin ya.."

Senja Assyifa [COMPLETED]Место, где живут истории. Откройте их для себя