EPILOG

48.4K 3.1K 239
                                    

Jika kau pulang dalam keadaan resah, maka mendekapmu adalah suatu kewajibanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kau pulang dalam keadaan resah, maka mendekapmu adalah suatu kewajibanku. Sebab, mencintaimu adalah sebuah jalan yang panjang dan aku adalah musafir yang sangat menikmati jalanan indah ini, tanpa pernah mengeluh.

*****

Beberapa bulan kemudian.

Jam 01.00 Atala menggeliat bangun dari tidurnya, dengan nyawa yang masih belum terkumpul, meraba mencari tangan yang biasa ia genggam selama tidur.

Merasa sudah meraba ke tempat tidur Syifa, tetapi tidak juga menemukan istrinya. Atala sontak terbangun mendengar suara perempuan itu dikamar mandi.

"Huek.. Huekk.."

Atala berlari hingga ke pintu kamar mandi dalam kamarnya. Melihat Syifa yang sudah pucat berdiri diwastafel dengan memegangi pelipis kepalanya. Peka, Atala berjalan di belakang Syifa meringkas rambut perempuan ini jadi satu keatas.

Setelah merasa lega, Syifa menoleh ke arah Atala yang menatapnya khawatir. Syifa memaksakan senyum meskipun bibirnya sudah putih pucat, sedangkan Atala menatap istrinya dalam.

"Dari kapan kayak gini? Kenapa nggak bangunin aku?" tanya Atala.

Syifa hanya tersenyum. "Baru ini, 5 menit sebelum Abang datang." jawab Syifa sembari mengusap pipi kanan Atala. "Aku gapapa, Abang," Syifa paham bahwa suaminya sangat khawatir terlihat dari matanya.

Baru selangkah berjalan meninggalkan wastafel, badannya terhuyung ke samping. Atala dengan sigap menahan badan Syifa, tanpa banyak bicara ia menggendong Syifa menuju ranjang. Setelah itu pelan-pelan menidurkan badan Syifa diatas ranjang.

Atala hendak pergi namun tangannya ditahan oleh Syifa. "Mau kemana, Bang?"

"Ambil minyak telon sama bikin teh buat kamu."

Syifa menggeleng lemas. "Nggak perlu, Abang disini aja,"

Lelaki ini duduk lagi, tepatnya di lantai sebelah ranjang mereka tidur. Tangan Syifa semakin dingin berada digenggaman Atala. Tatapan Atala tidak tenang, sudah uring-uringan didalam hatinya. "Ayo ke dokter, Zaujati,"

"Abang.. Aku gapapa,"

"Ya emang gapapa, periksa aja ke dokter, kalau gini aku nggak tau kamu kenapa,"

Hendak menjawab ucapan Atala, mualnya kembali datang. Syifa membekap mulutnya. Atala membantu Syifa bangun, ia mengambil khimar panjang dan cadar tali agar lebih mudah.

"Mau muntah lagi?" tanya Atala dijawab Syifa dengan gelengan. "Yaudah, ayo Abang bantu pakai khimar sama cadarnya, kita ke rumah sakit sekarang."

Atala membantu Syifa dengan telaten. Setelah itu mengambil kunci mobil, berlari ke lantai 1. Beruntung sedang ada satpam yang bertugas ronda malam. Melihat Atala yang tergesa-gesa membuka pagar gerbang, satpam itu menghentikan langkahnya.

Senja Assyifa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang