-17- rasa?

25.5K 3.1K 22
                                    

Sore ini rapat kedua akan dimulai. Semua orang duduk pada kursi yang sudah disiapkan membentuk persegi panjang. Hana mengisi perutnya dengan roti selai coklat sembari menunggu rapat dimulai.

Syifa merasa sangat bosan lantaran rapatnya mundur 15 menit hanya menunggu Zein yang ada tambahan pembelajaran dimata kuliahnya. wajar si, karena Zein beberapa bulan kedepan akan mencapai puncak kelulusan.

Lelaki berbadan tegak dengan memakai kemeja hitam motif kotak-kotak berwarna putih serta celana jeans berwarna biru muda. Lelaki itu masuk dengan tergesa-gesa dan langsung menduduki kursi yang kosong. "Assalamualaikum teman-teman, mohon maaf atas keterlambatan saya."

"Waalaikumussalam," jawab anggota rapat serentak.

"Baik saya mulai rapat hari ini, perkembangan dari tiap per sie serta kendalanya, bisa dimulai dari sekertaris dan lanjut sampai sie dekorasi."

Devi selaku sekertaris menyampaikan tentang apa yang mulai dikerjakan oleh selertaris dan menyampaikan kendalanya.

"Proposal untuk acara ini sudah mulai disusun. Penyusunannya sudah dimulai dari anggaran acara. Dan saya menunggu untuk anggaran perlengkapan untuk segera distorkan pada bendahara agar dicatat menjadi satu di anggaran acara." seru Devi dan dibalas anggukan oleh Zein.

"Lanjut bendahara!" ujar Zein.

Zein menatap Syifa. Ia adalah gadis yang berani pamit pada Zein namun, tanpa embel-embel sopan. Syifa menatap Zein dengan tatapan takut, Ia tau sikapnya kemarin tak menghargai pembicaraan orang lain. Tetapi itu dia lakukan agar rasa yang bergejolak dihatinya tidak semakin membeludak.

1 detik.
2 detik.
3 detik.
4 detik.
5 detik.

Pandangan mereka tetap saling memandang.

Syifa mengahlikan pandangannya kemeja dan kertas yang akan ia bacakan mengenai anggaran.

Hana menepuk bahu Syifa pelan. "Ayo Syifa segera dibacakan." bisik Hana dan diangguki oleh Syifa.

Semua yang didalam ruangan ini melihat Zein dan Syifa heran. "Baik akan saya bacakan sususan anggaran untuk acara ini. Sejauh ini hanya sie konsumsi dan sie acara yang sudah menyerahkan data kepada saya untuk sie yang lain saya beri waktu sampai lusa. Data harus segera diserahkan agar proposal cepat diajukan, kita memakai dana kampus dan sebagian ada acara penyumbangan dana dari anggota kampus ini." jelas Syifa.

Hana sangat bangga temannya bisa berbicara tegas dan selancar itu. Zein menatap Syifa diam-diam kagum dengan nada tegas yang diucapkan Syifa.

Sedangkan Syifa sendiri berkata seperti itu langsung menundukkan kepalanya kemeja nya dan mengambil sebotol minuman yang ada didepannya lekas meminum air minumnya.

"Haus banget, Buk?" Hana berbisik dan terkekeh pelan.

Setelah menyampaikan perkembangan dari beberapa sie lainnya, akhirnya rapat akan ditutup sebentar lagi karena sudah mau masuk jam sholat maghrib.

"Pertemuan selanjutnya kita langsung membeli beberapa peralatan yang dipergunakan dalam acara mohon kerjasama untuk bendahara dan sie perlengkapan agar membuat list barang yang akan dibeli dan untuk proposal akan diajukan 3 hari lagi! Rapat saya tutup. Wassalamualaikum,"

"Waalaikumussalam." jawab anggota rapat serentak.

Syifa melihat jamnya sebentar lagi menunjukkan adzan magrib, jika keburu pulang maka bisa terlewat. "Sholat magrib dulu yuk Han?" tawar Syifa.

"Boleh ayo!" jawab Hana."

*****

Seorang wanita dengan mukenah berwarna putih yang sudah siap melakukan sholat magrib. Syifa dan Hana melangkah pelan memasuki dalam musholla kampusnya. Duduk bersampingan dengan wanita itu.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now