-20- Sepertiga malam Atala.

27.1K 3.2K 124
                                    

Jika memang benar cinta, maka cinta itu akan menjaga yang ia cintai

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika memang benar cinta, maka cinta itu akan menjaga yang ia cintai. Bukan justru membuat kita lalai dan menyebabkan timbulnya hawa nafsu.

Karena sejatinya cinta itu menjaga bukan merusak.

—Muhammad Atala Ar-Rahman.

*****

Setelah acara selesai para panitia membereskan peralatan yang digunakan pada waktu acara. Hanya memakan waktu sedikit agar bisa membereskan semua peralatannya, kini mereka sudah pisah untuk pulang kerumah masing-masing.

"Hana, Syifa!" seru Naila sambil melambaikan tangannya.

Syifa semangat menghamburkan pelukan kepada Naila. "Naii!"

Naila terkekeh pelan. Hana yang sedari tadi hanya melihat 2 sahabatnya kini ikut berlari kecil memeluk sahabatnya itu. "Aduh nambah lagi!" Naila tertawa kecil.

Mereka melepas pelukannya. Rasanya lama sekali tidak bertemu, karena mereka berbeda jam masuk kuliah, ditambah lagi Syifa dan Hana yang sekarang menjadi panitia.

"Pulangnya buru-buru semua kah?" tanya Naila. "Kalau enggak buru-buru ke Kantin yuk? Aku teraktir deh," lanjut Naila.

Hana dan Syifa menganggukkan semangat. Naila melihatnya menggeleng kepalanya pelan sembari terkekeh pelan—mereka berdua kebiasaan bersama menjadi seperti kembar meskipun muka Hana saat ini ditutup cadar long yaman, tapi terlihat dari kedua mata mereka yang agak mirip.

*****

"Syif kebiasaan banget makan pakai sambal sebanyak ini!" protes Naila.

"Dengerin kalau ada orang ngomong." Hana menyaut karena Syifa sangat susah diberitahu.

Syifa yang mendengarnya hanya meringis. "Iya iya maaf, sekali aja deh,"

Hana dan Naila memutar bola mataya malas pasalnya bukan sekali Syifa masuk rumah sakit gara-gara lambungnya.

"Gimana buku aku? Udah sampai ditangan kalian kan?" tanya Naila.

Syifa mengeluarkan buku karya Naila dari tasnya. "Tadaa, lagi aku baca sih,"

Sama dengan Hana yang langsung mengambil buku Naila dari tote bag hitamnya. "Samaaa! Nih aku lagi baca setengah buku, bagus bangettt! Jempol deh emang kamu, Nai," puji Hana dengan mengangkat jari jempolnya.

"Bagus Nai, tapi nggak asing dengan ceritanya? Apa aku aja yang salah? Atau kamu pernah cerita alurnya ke aku?" Syifa mengucapkan perkataannya dengan sedikit berpikir.

Naila tertawa melihat ekspresi Syifa. "Yaiyah lah Syif, itu aku terinspirasi dari kamu dan Atala teman kita dulu loh!"

"Hah? Masa iya? eh gimana sih Nai? yang bener napa, Nai,"

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now