-16- Pengalaman baru

26.5K 3.3K 56
                                    

Suara putaran air terdengar pelan gemericik air mulai mengalir dari atas kebawah, Bertepatan dengan seorang perempuan yang mulai membasuh wajahnya. Subuh ini Syifa sholat bersama Lani—Bundanya. Sedangkan Juna menunaikan kewajibannya dimasjid dekat rumahnya.

Sesudah sholat subuh Syifa dan Lani bersama-sama duduk bersimpuh, menengadakan tangan ke arah langit, menyuarakan surat cinta untuk-Nya. Melambungkan doa-doa serta harapan menuju langit yang belum disinari matahari.

Semerbak bau harum nasi goreng coklat dengan telur mata sapi yang diorak-arik diatas wajan dengan api sedang yang menyalah dibawahnya.

Denting sendok dengan senyuman yang sesekali terlukis dimasing-masing orang dikeluarga kecil itu.

Tin.. Tin..
Bunyi klakson mobil terdengar dari teras. Lani dan Syifa menuju keluar rumah, terkekeh pelan melihat Juna yang mencoba klakson mobil barunya. Mereka baru saja membeli mobil itu dengan jerih payah, Lani yang rela menjual toko kue nya dan ia memutuskan untuk berjualan keliling kampung untuk bisa membayar kelunasan rumahnya. Juna yang rela setelah pulang mengurus perusahaan ia bekerja sampingan sebagai ojek online dengan sepeda motornya.

Orang tua itu mengerjakan kerja sampingannya diam-diam berharap anaknya tidak tau tentang itu. Yang Syifa tau Bundanya hanya Ibu rumah tangga dan Ayahnya hanya mengurus perusahaan milik kakeknya agar kembali naik lagi karena sempat bangkrut beberapa bulan kemarin. Kini perusahaan itu sudah naik daun kembali. Dan rumah kontrakan mereka sudah dibeli oleh keluarga Juna karena sipemilik itu akan pindah kerumah sang Anak di Kepulauan Riau.

Syifa terkekeh. "Cie, mobil baruu!"

"Iya dong! Ayo, Ayah siap mengantar putrinya!"

Syifa berbalik menyalami Lani. "Yasudah Bun, aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam hati-hati ya." sahut Lani.

Syifa membuka pintu mobil Juna, dan melambaikan tangan pada Lani. Seperti dulu Syifa suka sekali memutar lagu didalam mobil.

Mobil Juna berhenti didepan kampus Syifa. Juna mengulurkan tangan didepan Syifa seraya berkata. "Sudah besar perbaiki lebih baik dan tinggalkan yang buruk." ucap Juna.

Syif menganggukan kepalanya.
"Iya, Ayah, Ica berangkat, Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam, Nak.." Juna mengecup kening anaknya lalu tersenyum.

Syifa berjalan memasuki halaman kampus, sebuah tepukkan dibahu Syifa membuat langkahnya terhenti. "Syifa!"

Seorang wanita memakai baju gamis hitam dengan hijab panjang nya berwarna merah maroon serta tidak lupa cadar yang menutup indah setengah mukanya. "Hana! Aku kaget tau!" Syifa mengelus dadanya pelan.

Hana menyatukan kedua tangannya dan tersenyum ragu. "Eh—maaf ya,"

"Iya iya." Syifa terkekeh pelan.

Keduanya berjalan berdampingan menuju kelas, sesekali saling melempar canda dan keduanya tampak tersenyum manis.

"Sttt.. Stt Ukhti nikah sama abang yuk?"

"Widihh calon istri gue!"

"Pencitraan bae kagak bosen apa?"

"Kayak ibu-ibu pakai baju besar, hijabnya besar!"

"Umi mau kajian ya? Kok dikampus? Hahaha."

"Kalau mau ngaji dimasjid Umi."

Beberapa ocehan orang-orang sekitar terdengar seperti soundsystem rusak, risih sekali dengarnya, Syifa hanya mampu beristigfar didalam hatinya. Sedangkan Hana setengah merangkul bahu Syifa sembari berjalan. Sepertinya Hana paham apa yang dirasakan Sahabatnya.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now