-27- Senyum dan Undangan.

26.1K 3.4K 44
                                    

في بعض الأحيان في ظل قيودنا العديدة ، يتعين علينا التحلي بالصبر في انتظار أفضل خطة قادمة ، مع الاستمرار في القيام بما يمكن القيام به

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

في بعض الأحيان في ظل قيودنا العديدة ، يتعين علينا التحلي بالصبر في انتظار أفضل خطة قادمة ، مع الاستمرار في القيام بما يمكن القيام به.

Terkadang dalam banyak keterbatasan, kita harus bersabar menunggu rencana terbaik datang, sambil terus melakukan apa yang bisa dilakukan.

*****

"Terimakasih Syifa, Hana." ucap Naila setelah meneguk air mineral.

Hana dan Syifa mengangguk lantas tersenyum tulus. "Pulang yuk? Udah mau malam." ajak Hana.

Syifa beranjak berdiri dari tempat duduknya. "Ayo."

"Bentar!" sahut Naila.

Syifa dan Hana menatap Naila heran. Dengan gerakan tangan gemetar Naila mengambil kertas yang dibalut plastik dari tas selempang berwarna merah maroon miliknya.

"Datang ya?" ucapnya getir.

Disudut mata Naila ada airmata yang menumpuk dan siap dikeluarkan. Syifa dan Hana tersentak kaget melihat tangannya ditarik Naila dan diletakkan selembar kertas ditelapak tangan mereka.

Tanpa sengaja Hana melirik ke arah Syifa dengan tatapan sendu. Syifa yang merasa dirinya dilirik oleh Hana. kini ia berbalik kesamping melihat Hana dan menampilkan senyum tulus tanpa paksaan.

"Iya Nai, kita datang kok." seru Syifa.

"Hana?" tanya Naila.

Hana sedari tadi hanya melamun melihat kedua temannya kini tersentak kaget karena namanya dipanggil. "Hana nggak bisa datang?" tanyanya sekali lagi.

"Oh jelas bisa dong Nai, kapan lagi ya kan. Dateng ke nikahan temen deket." Hana terkekeh pelan membuat Naila menghela nafas lega.

"Syif tadi ada Atala ya? Aku sempet lihat sih." bisik Naila kepada Syifa.

Syifa mengangguk ragu."Yaudah ayo pulang? Btw, kalian naik apa?"

"Rumah aku dekat nggak harus dijemput. Tuh kelihatan." jawab Hana.

Hendak menjawab pertanyaan Syifa namun, Alfan—Abi Naila sudah berhenti disebrang jalan. "Nai, hati-hati." ucap Syifa dan dibalas senyum serta anggukan oleh Naila.

Naila menyebrang jalan dan sekali lagi melambaikan kepada dua temannya yang ada disebrang.
Setelah mobil yang menjemput Naila pergi dari hadapannya, Hana menepuk punggung Syifa pelan. Syifa yang melihat kertas undangan berwarna putih dengan perpaduan cream serta bunga-bunga berwarna pink disana.

Tertulis diundangan.
Zein Axsa Aditama.
&
Naila Bilqis Al-Madinah

"Nggak perlu galau, ingat sekenario Allah lebih indah." bisik Hana.

Senja Assyifa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang