-12- Berdamai

27.1K 3.6K 14
                                    

Bagaimana bisa persahabatan hancur karena rasa iri. Batin Atala.

Flashback On

Atala meninggalkan kelas XII IPA 2 dengan nafas gusar. Ia menoleh kebelakang mendapati Tia yang menangis dan Bella menuntutnya untuk berjalan. Tanpa berpikir panjang, ia mengikuti kedua gadis ini.

"Udah Ti, ngapain si lo nangis segala?" tanya Bella.

Tia menangis, kala keluar dari kelas. "Gue capek Bel, dari dulu gue tahan ngeselin banget tuh orang hiks..."

Terbesit rasa kasihan dihati Bella. "Iya gue paham. Tapi udahan dong nangisnya. Lo nggak malu dilihatin orang?"

Tia menangis sesengukan. Derap langkah kaki semakin lama semakin dekat. Tia dan Bella yang duduk dikursi kantin mendongkak melihat Atala yang menatapnya tajam.

Atala memalingkan muka dari Tia dan Bella memang ia tidak pernah berlama-lama menatap perempuan.

"Gue minta maaf ke ke kalian kalau mungkin ada salah." Atala melihat kearah lain, meskipun berbicara dengan lawan jenis, ia selalu menjaga pandangannya.

Tia mengusap air matanya kasar. saling berhadapan dengan Bella lalu berpindah menatap Atala dengan tanda tanya. Tia merapikan rambutnya yang menganggu matanya.

"Kenapa, Ta? Tumbenan banget," Tia merasa berbeda dengan Atala.

Atala berdecak. Baginya Tia terlalu basa-basi. "Gue denger omongan lo sama Syifa."

Tia dan Bella sama-sama terkejut.

"Gue dimaafin gak?" tanya Atala.

Tia mengangguk dan tersenyum. "Ah, iya gue maafin Ta. Soal itu maafin gue juga ya,"

Atala mengangguk. "Sekarang gantian lo minta maaf ke Syifa."

Mata keduanya, baik Tia maupun Bella sama-sama membelalak. "WHAT? GUE NGGAK SALAH DENGER?" suara Bella sangat keras membuat Atala menatapnya tajam.

"Lo nggak salah ngomong, Ta?" ujar Tia masih tidak percaya.

"Apanya yang salah? Syifa bukan temen kalian? Perasaan waktu dulu masih belum dibahan gosip satu sekolah kalian masih bertiga terus? Tapi sekarang? Kalian malah ikut ngehujat dia, Gue bukan peduli sama Syifa kenal aja, enggak. Cuma aneh aja sama kalian jahatin orang sampai segitunya. Bayangin aja kalau kalian kayak gitu, udah bangkrut. Ayahnya sakit. Terus kalian? Malah ngejauh dari dia? Dengan alasan kalian iri? pikir baik-baik jangan karena iri kalian punya dendam." jelas Atala setelah berbicara meninggalkan Tia dan Bella yang masih duduk dan diam.

Atala memang tipe orang yang nggak banyak omong tetapi beda lagi ketika menasehati orang untuk lebih baik seketika jadi orang banyak omong.

Deg!

Kata-kata Atala seakan-akan panah menancam pada dada Bella dan Tia.
Merenung, meresapi dan mencerna kata-kata Atala. Mereka saling bertatapan heran satu sama lain. Saling mendiamkan menelisik mata satu sama lain seperti ada ruang yang kurang.

*****

Selamat pagi, hari yang ditunggu semoga 4 hari kedepan kau tak membuatku bimbang atas sebuah pilihan yang harus aku pilih.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now