-35- Hari H

33.5K 3.5K 152
                                    

Tim kangen mana suaranyaa?

خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ، وَتُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ، وَتَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِكَ

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


خَيْرُ النِّسَاءِ مَنْ تَسُرُّكَ إِذَا أَبْصَرْتَ، وَتُطِيْعُكَ إِذَا أَمَرْتَ، وَتَحْفَظُ غَيْبَتَكَ فِيْ نَفْسِهَا وَمَالِكَ.
“Sebaik-baik isteri ialah yang engkau senang jika melihatnya, taat jika engkau perintah dan menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi.”

*****
Syifa tersenyum getir melihat pantulan dirinya dicermin kaca. Polesan tipis tapi membuat mukanya tampak cantik. Lani dan Sani memang pintar memilih Mirna untuk merias dirinya.

Ia tidak pernah menyangkah menikah pada umur yang terbilang muda. Bahkan sejauh ini ia belum mempunyai rasa pada Atala. Ya, urusan jodoh, dan cinta ia serahkan pada Allah.
       
Jangan risaukan harimu sebab asmaramu, tapi risaukanlah dosamu.

Karena Allah SWT telah memberikan kesempatan hidup pada hari ini untuk kamu bersyukur dan bertaubat kepada-NYA.

Saat ini ia duduk didepan kaca dengan lampu disebelahnya. Duduk dikursi bundar dengan pakaian gamis putih dihiasi pita kecil dibagian perutnya. Serta tidak lupa hijab panjang senada yang menutup dadanya. Meskipun terlihat simpel namun aura kecantikan Syifa sangat terlihat.

"Ca? Mau makan roti dulu? Ini Bunda bawakan roti tawar sama susu coklat," Lani yang datang memasuki kamar rias Syifa.

Ia memakan kue bolu yang disuapin oleh Lani. Dengan pelan mengunyah agar tidak merusak tatanan make up nya.

"Udah Bun." Syifa menghentikan tangan Lani yang akan menyuapkan dirinya.

"Kamu nih baru aja makan 3 suap."

Selera makan Syifa mendadak hilang. Bagaimana bisa makan tenang sedangkan pikirannya masih berpusat pada Atala. "Gapapa Bun, Ica kenyang."

"Kenyang apa grogi?" goda Lani.

"Ya dua-duanya sih," Syifa menyengir.

Lani beranjak menaruh kue bolu dimeja yang tidak telalu jauh dari tempat duduk Syifa. Syifa yang menyedot susu coklat dengan sangat semangat tiba-tiba kaget karena ada yang mencium kepalanya.

"Bunda?" tanya Syifa.

"Kamu sesudah akad ini udah bukan tanggung jawab Bunda sama Ayah, Atala lah yang akan bertanggung jawab atas dirimu. Berbaktilah pada Atala seperti kamu berbakti pada Bunda dan Ayah. Sayangi dia seperti kamu mencintai Bunda dan Ayah." Lani sembari mengelus kepala Syifa.

"Bunda!" Syifa memeluk Lani seperti enggan untuk melepaskan.

Bunyi isak tangis Syifa dan Lani sudah mulai terdengar. Lani melepaskan pelukan Syifa dan mengusap airmatanya sebelum mengusap airmata Syifa. "Udah tuh make up nya rusak nanti," Lani mengusap airmata Syifa dengan tissu pelan-pelan. "Jangan nangis, Ica, kan hari ini adalah hari bahagia Kamu, Bunda sama Ayah." Lani tersenyum manis pada Syifa.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now