-37- Tempat tinggal baru

34.3K 3.4K 68
                                    

Syifa bangun duluan jam 2 dini hari alarm dari dirinya sendiri karena terbiasa sholat tahajud. Sedikit kaget karena pemandangan awal yang terlihat adalah muka Atala. Dan mengingat bahwa saran dari Atala memang terbukti karena setelah ia memejamkan mata berdzikir serta Sholawat bisa membuat ia tertidur.

"Bangunin nggak ya?" gumam Syifa. "Nanti aja lah setelah mandi." putusnya.

Syifa memakai kamar mandi umum dirumahnya bukan kamar mandi kamarnya, karena takut menganggu tidur Atala. Biarlah setelah mandi baru ia membangunkan Atala. Karena Syifa tau Atala pasti tidur malam karena menunggunya sampai benar-benar bisa tidur.

Saat Syifa selesai mandi, Ia sangat terkejut karena Bunda dan Ayahnya sedang duduk berdua di Musholla rumahnya.

"Bunda, Ayah belum sholat ya? Ica bareng," suara Syifa membuat keduanya menoleh mengarah kepada Syifa.

Lani yang telah selesai berdoa menoleh ke Syifa. "Bunda sama Ayah udah sholat, Nak."

"Kok nggak nunggu Ica?" suara Syifa memelas.

"Kamu kan ada Atala, nanti sholat bareng dia. Lagian Bunda juga nggak tega bangunin kamu kan kemarin full banget kegiatannya." jelas Lani.

Syifa masih memasang muka memelas.

"Atalanya bangunin gih!" Juna terkekeh.

"Yaudah Bun, Yah, Ica sholat dikamar aja ya.."

Syifa memasukki kamarnya, melihat Atala yang sudah bangun dan kemungkinan pria ini sudah mandi dilihat dari pakaian kokoh yang sudah dipakainya. "Kenapa nggak bangunin saya?" tanya Atala.

"Ya, maunya sih setelah mandi baru bangunin kamu." jawab Syifa seadanya.

"Besok kalau kamu bangun, bangunin saya juga." Atala merapikan baju kokohnya. "Udah sholat tahajud?"

Syifa menggeleng.

"Yaudah wudhu dulu gih, Saya tunggu."

Syifa memasuki kamar mandi dikamarnya lekas melakukan wudhu. Terdengar bacaan Ar-Rahman yang sangat merdu. Setelah itu Syifa melihat Atala membacakan Surat Ar-Rahman yang membuatnya merasa deg-deg an.

Keduanya sudah bersiap-siap melakukan sholat tahajud berjamaah.
Setelah sholat tahajud berjamaah, dan melanjutkan membaca surat Al-Waqi'ah bersama dan mengulang bacaan hafalan Al-Quran nereka berdua.

"Shadaqallahul-'adzim' صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ" ucap Atala dan Syifa serentak.

Setelah itu Atala mengulurkan tangannya ke Syifa. Dan Syifa menyambut tangan Atala dan ia kecup singkat. Atala membacakan doa diatas ubun-ubun Syifa dan mencium kening Syifa sedikit lama. Beberapa menit lagi adzan shubuh di kumandangkan.

"Mau kopi, Bang?" tanya Syifa.

"Enggak perlu masih pagi banget soalnya."

"Oh gitu ya? Biasanya kalau jam segini dulu ngapain, Bang?" tanya Syifa lagi. Dia binggung harus mencairkan suasana seperti apa. Karena biasanya setelah sholat tahajud, ia menunggu Bundanya dari pasar.

"Menggulang hafalan sama baca doa biasanya, habis itu baru siap-siap sholat shubuh." jawab Atala sembari terus memandang Syifa.

"Sok atuh doa dulu Bang, kan tadi udah menggulang hafalan,"

"Udah tadikan doa sama kamu, biasanya doa lagi minta buat Allah jagain hati kamu untuk saya. Karena saya dulu cuma berani sebut nama kamu dalam doa sepertiga malam, mau nyapa langsung nggak berani jadinya minta ke Allah,"

"Apaan sih, masih pagi juga!" elak Syifa pipinya sudah merah seperti kepiting rebus.

Atala tersenyum, sangat manis. Senyum yang tidak pernah diperlihatkan pada siapapun kecuali kedua orangtuanya.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now