-11- Maaf

28.3K 3.7K 17
                                    

Memaafkan adalah kemenangan terbaik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Memaafkan adalah kemenangan terbaik .
-Ali Bin Abi Thalib.

*****

"Maaf." ucap Syifa lirih.

Atala menghela nafas panjang dan segera beristigfar. "Terlalu dipikirin juga nggak ada baiknya. Omongan manusia itu seperti barang bekas." ujar Atala memelan.

"Kalau barang bekasnya masih bagus bisa dipilah lalu didaur ulang, kalau sudah kelihatan rusak parah bisa dibuang. Sama seperti omongan mereka. Yang bagus bisa lo ambil untuk evaluasi diri lo kedepan. Bicara yang tidak layak dan tidak bermanfaat bisa dibuang nggak perlu difikirin." Atala tampak tegas ketika berbicara sembari menutup buku yang ia pegang—mengembalikan kedalam rak.

"Ini hidup lo, mereka boleh komentar memberi saran tapi tetap lo yang menentukan." setelah itu Atala berjalan keluar dari perpus.

Syifa menghela nafas panjang pelan-pelan mengangkat wajahnya melihat punggung lelaki itu semakin jauh.

Terimakasih Atala, Maaf telah berburuk sangka. Batin Syifa.

Karena Syifa tak akan berani meminta maaf hanya memandang Atala saja tidak berani apalagi berbicara dan mengejarnya.

Naila yang mendengarkan obrolan Atala dan Syifa tersenyum manis. Karena masih ada yang peduli dengan sahabatnya. "Syifa, kenapa?"

Syifa hanya membalas gelengan dengan senyum tipis. "Nggak apa-apa Nai,"

"Bener kata Atala, jangan terlalu dipikirin.."

Syifa membelalak kaget karena ucapan Naila. "Lah kamu kok tau?"

Naila terkekeh pelan. "Kedenger aja, udah yuk ke kelas?"

*****

1 minggu lagi adalah hari yang ditunggu-tunggu sekaligus hari yang sangat menengangkan.

1 Minggu lagi Ujian Nasional untuk kelas 12 akan dilaksanakan.

Lembaran undangan orangtua sudah tersebar bahwa orangtua diundang untuk menghadiri doa bersama. Mendoakan putra/putri yang hendak melaksanakan Ujian.

Sore ini Syifa langsung pulang kerumahnya dengan naik ojek online karena Ayahnya masih dalam jam bekerja. "Assalamualaikum Bunda, Ica pulang!" teriak Syifa memasukki rumahnya.

"Waalaikumussalam, langsung mandi Ica!" suara Lani dari arah dapur.

"Iya iya, Bun." sahut Syifa langsung mengacir ke kamar mandi.

*****

Setelah mandi Syifa mengambil buku berwarna hitam dan bolpoin putih sebagai pelengkap lekas menuju ke ayunan belakang rumahnya. Matahari sore ini nampaknya sangat bersahabat. Ia terang tapi hangat dan tidak panas.

Ia pandang langit indah dan luas sekali. Menampakkan warna biru yang terang awan-awan yang melambung tinggi dan bergerak kesana kemari. Membentuk jutaan bentuk. Bersatu bersama memperlihatkan indahnya putih mengapung di udara.

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now