-18- Duka

25K 3.2K 179
                                    

Sebuah notifikasi kembali muncul pada layar ponsel Syifa. Membuat Syifa melongo sempurna, bahkan dari orang yang tak terduga.

Zein Axsa .A

Jam segini ngapain buka hp?

Terserah aku lah kak.

Yaudah, orang cuma tanya.

"Apa sih nih orang nggak jelas banget!" gumam Syifa.

Syifa memang terkenal jutek dari waktu SMP apalagi dengan seorang laki-laki yang terlalu perhatian kepada dia. Bukan sombong Syifa punya teman laki-laki banyak tetapi untuk pergaulan ia sangat membatasi.

******

Aku harap ini hanya rasa kagumku padamu. Dan biarkan aku seperti Sayyidah Fatimah yang menyimpan rasa kepada Sayyidina Ali secara diam-diam.
—Shofia Asyifa Zafran.

"Han kamu beneran nggak ikut beli perlengkapan?" tanya Syifa.

Mereka berjalan menyusuri jalan Kampus. Hana datang duluan, dan ia menunggu Syifa diluar gerbang. Lalu mereka masuk ke dalam Kampus bersama.

Hana menoleh ke arah Syifa, lalu menggeleng. "Enggaklah, ada-ada ya kamu. Yang diajak itu bendahara 1 bukan 2."

"Yaudah nanti kamu ikutin aku aja dari belakang naik ojek, terus pas disana kamu pura-pura ketemu aku." usul Syifa mengotot mengajak Hana.

Hana menggeleng. "Nggak ah, Syif, kan juga ada kak Zhela. Kamu nggak berdua sama kak Zein."

Syifa mengerucutkan bibirnya, dadanya terus berdetak tidak normal mengingat nanti ia akan pergi bersama Zein dan Zhela.

"Nanti jam 4 sore didepan Aula!" ucap Zein yang berjalan didepan Hana dan Syifa dengan tas punggung disangkutkan ke satu pundak—kanannya.

Syifa meneguk salivanya kasar, Zein seperti hantu. Ia datang tidak diundang tiba-tiba saja. Ia tidak kepede an, memang Zein sedang menyindir dirinya.

Hana melihat keduanya heran, Syifa yang masih menunduk dan memilin tangannya. Dan Zein yang sudah melangkah pergi. "Syifa kamu suka kak Zein?" tanya Hana ragu.

"Emm.. Eng—enggak lah Han, kan suka yang bukan mahram kita itu enggak boleh,"

"Betul Syif.. Tapi aku tau dari mata kamu. Udahlah lupain aja, rasa yang ada didalam hati kamu untuk rahasiamu dengan-Nya,"

Syifa menatap kebawah menendang batu-batu yang menghalangi jalannya. "Iya Han, aku juga akhir-akhir ini binggung sama diri aku."

"Cukup sebut nama dia dalam doa mu Syif," ujar Hana tersenyum.

*****

Syifa, Zhela dan Zein menuju parkiran kampusnya. "Weh! Mau ngapain?" tanya Zein.

Syifa menatap Zein heran belum saja membuka pintu mobil Zein yang bagian belakang.

"Siapa? Gue?" tanya Zhela sambil menunjuk dirinya.

Zein berdecak. "Yaiyalah Zhel!"

Senja Assyifa [COMPLETED]Where stories live. Discover now