Chap_5

13.9K 2.2K 224
                                    

Enjoy

-

Bermodal topi, masker dan jaket bertuliskan namanya, Renjun mulai melangkah meninggalkan area konser.

Seluruh tubuhnya bergetar ketika kakinya mulai memijak dunia luar tanpa seseorang di sebelahnya, seluruh tubuhnya bekerja dua kali lebih ekstra untuk meredam rasa takut yang luar biasa.

Mata puppy yang berubah tajam itu sedikit demi sedikit mulai melemah di gantikan rintik rintik hujan, Renjun menangis di setiap langkahnya.

Renjun yakin pertolongan akan datang, tapi jika diingat lagi harus pergi kemana dia, dadanya terlanjur sakit, tubuhnya semakin lemas. Ia tidak tau jalan apalagi di malam hari seperti ini, dia bisa memesan taksi dan membayarnya ketika sampai di asrama, tapi lihatlah, jalanan sunyi senyap.

Lagi-lagi Renjun menyeka air matanya dengan lengan jaket seperti anak kecil yang butuh perhatian mama, kali ini ia benar-benar menangis.

Dadanya bahkan semakin sesak, namun jauh dari itu benaknya terus bertanya, Sampai kapan ia akan menerima semua perlakuan tidak adil dari member, apakah sampai akhir nanti ia tidak akan pernah diakui dan diterima dengan baik, haruskah ia pergi supaya mereka semua memaafkanya?

Sekali lagi Renjun mengusap wajahnya dengan tekat bahwa dia tidak boleh merengek dan mengeluh.

Penumpang mobil van ini terlihat bersenang-senang dengan celoteh dari mulut Baekhyun, bodohnya ada Chanyeol yang meladeni setiap ucapanya, tak perduli wajah member lain yang sedang memandang dengan pandangan lelah, keduanya seperti robot yang tidak punya rasa lelah.

"sepertinya aku mengenali nama Renjun" Gumam Suho dari jok depan, gumamanya membuat beberapa orang menoleh.

"berhenti-berhenti!" seru Suho, mobil yang mereka tumpangi berhenti, cowok ini memeriksa cowok berjaket yang berjalan sendirian itu sebelum "ngapain dia jalan sendirian dimalam hari" gumamnya.

Baekhyun menoleh ke luar "dia Renjun Nct yang dari Cina itu kan, yang katanya bikin NCT nyaris bubar?"

Sehun ikut mengamati dari samping "dia benar member NCT, jangan-jangan bohongan".

"Yol buka pintu mobil, ajak dia sekalian" titah Suho.

"siap!" serunya sembari membuka pintu tepat ketika orang yang dimaksud berjalan di samping mobil "Renjun kamu Renjun 'kan" panggilnya.

Renjun menoleh kemudian reflex mundur beberapa langkah membuat tubuhnya jatuh tersungkur.

"si Chanyeol bodoh, kamu menakutinya?" tanya Baekhyun dari ambang pintu mobil.

Merasa dirinya sudah aman akhirnya Renjun melepas masker yang menutupi wajah.

"ngapain jalan sendirian?" Tanya Suho tapi nadanya terdengar sedang memarahi.

Renjun bungkam lalu mengusap wajahnya.

"masuk, masih ada kursi kosong" kata Chanyeol

Baekhyun turun dari mobil, membantu Renjun yang masih diposisinya, sementara cowok mungil ini hanya mengikuti Hyungnya.

Lega sekali, benar-benar lega, ternyata tuhan masih melihatnya sekarang.

**

Jaemin menerjap-nerjapkan matanya, sadar ketika langit sudah mulai cerah, ia juga sadar ternyata ia ketiduran karna menunggu Renjun yang tak pulang, kacau sekali pikiranya, sekarang saatnya Jaemin keluar untuk mencari Renjun.

Jelas saja Jaemin takut sekarang, ia bahkan rela menunggu kepulangan Renjun di ruang tengah berharap Renjun akan pulang, minimal ia sudah ada ketika Jaemin membuka mata, rupanya itu tidak terjadi.

cowok ini menaiki anakan tangga satu-persatu, masuk kedalam kamar hanya untuk mengganti celana dan mengapit jaket yang tergeletak di atas kasur, tak lupa ponsel dan dompet, hanya bermodal benda-benda itu Jaemin langsung meluncur menuju gedung Sm, benaknya yakin kalau Renjun ada di gedung besar itu.

Tapi ketika satu demi satu lantai ia tapaki tidak ada satupun jejak keberadaan cowok itu, manager bahkan tidak bertemu Renjun, pemuda berambut silver ini menyusuri setiap jengkal gedung megah Sm, menapaki ruangan yang sekiranya digunakan Renjun untuk bersembunyi.

Kosong

Kosong

Kosong

Seperti yang dikatakan sebelumnya Renjun tidak terlihat sama sekali.

**

Sementara itu.

Teriakan dari ruang sebelah membuat cowok mungil ini membuka kelopak matanya, kemudian bangkit dari kasur tebal entah milik siapa, Renjun duduk di ujung kasur sembari menatap sekeliling, kamar ini sangat aestetic dimana bau wangi tercium sangat kental, ruangan yang di desain sangat sempurna.

Pintu terbuka memperlihatkan pria dengan sudut bibir yang terbuka, Renjun reflex menundukan tubuhnya hormat, "apa yang kamu lakukan" ucapnya namun berhasil membuat Renjun membeku.

"anggap saja aku Hyungmu" kata Chen sembari melangkah menuju lemari pakaian "semalam kamu tertidur jadi kami memutuskan membawamu kesini, kita tidak tau dimana asrama NCT."

"terimakasih Hyung"

Chen terkekeh dengan tawa khasnya, "untung masih ada kamar ku yang sedikit rapi ini, kamu tau sendiri lah pria-pria di asrama ini tidak ada yang beres"

Renjun tersenyum canggung saat Chen menyerahkan setelan baju kearahnya "mandilah, lalu sarapan, nanti Chanyeol akan ke perusahaan kamu bisa ikut denganya"

"terimakasih"

"oh iya, tas ranselmu ada di bawah"

Seperti yang diharapkan dari seorang Chan.

**

Sepertinya Jaemin ingin menyerah dan kembali ke asrama, namun keributan di luar membuatnya mengurungkan niat, ia tidak tau apa yang terjadi tapi ketika seseorang muncul dari balik mobil berharga ratusan juta itu, keinginan untuk segera pulang tertunda.

Renjun dengan pakaian kebesaran berjalan dibelakang Chanyeol, keduanya memasuki perusahaan bersama, berita ini pasti akan menyebar dengan cepat, baru pertama kalinya Chanyeol terlihat bersama member NCT.

Keduanya berpisah setelah masuk gedung, Renjun membungkuk beberapa kali sebelum Chanyeol benar-benar menghilang di telan pintu besi.

Andai saja dirinya bisa diterima seperti para Hyung Ex-12 yang membuka pintu lebar untuknya, andai saja mereka semua bisa menerima kekuranganya, dia ingin di perhatikan, setidaknya ada seseorang yang mau mengajaknya berbicara, sendiri itu sangat menjengkelkan, tapi walaupun begitu Renjun sangat menyayangi semua member CDream, tak perduli seberapa seringnya mereka melukainya.

Karna Renjun yakin, suatu saat nanti mereka pasti akan menoleh kearahnya.

Renjun berbalik seketika tubuhnya membeku saat ia menyadari keberadaan Jaemin berdiri didepanya, entah kenapa dadanya bergemuruh, ada rasa kesal ada rasa benci tapi melihat raut wajah cemas Jaemin perasaan kesal itu mulai menghilang.

"kita pulang Ren" katanya.

Renjun menggeleng "aku masih ingin disini"

"ayo pulang, Jisung terus menangis karna menyalahkan diri, aku menjemput mu karna aku perduli pada mu" ajak Jaemin.

Apa kamu tulus dengan semua ini Jaemin.

TBC

terimakasih sudah membaca.

Poor Boy [Renjun] HIATUS PANJANG Where stories live. Discover now