Chap_25

14.4K 1.9K 237
                                    

Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga, maaf typo >_<

.

.

Asrama 127

Suara pintu yang terbuka dan tertutup secara bersamaan membuat Johnny refleks bangkit dari sofa, ia bersandar tembok di belakang dengan tangan terlipat di depa dada.

"malam sekali, anak Dream baik-baik saja kan?" tanya Johnny. Rupanya dongsaengnya ini terlalu enggan menanggapi pertanyaan Hyungnya itu, dia butuh ketenangan, tidak ingin diganggu oleh siapapun, dia lelah, dia ingin menangis tapi di sisi lain ada kekesalan yang sangat besar di dadanya, ada rasa dongkol yang butuh pelampiasan, tapi dia sangat lelah.

"Haechan!" seru Doyoung roomate-nya. Ia tersenyum lebar saat Haechan memasuki kamar, sudah lama mereka tidak tidur bersama, sayangnya senyuman itu tidak terbalaskan, alih-alih dengan kegundahan hati, ia meringkuk di atas kasur, menarik selimut sampai ke ujung kepala tanpa melepaskan jaket yang dipakai.

Pandangan Doyoung dan Johnny saling beradu, tatapan itu seolah bertanya ada apa dengan si bocah nakal ini, tidak biasanya dia mengabaikan para Hyung, terlebih lagi dia langsung meringkuk di atas kasur seperti bayi yang butuh perhatian.

Johnny duduk di samping ranjang "cuci dulu wajahmu baru tidur" Johnny memelankan suaranya, sedetik kemudian dua Hyung ini saling pandang, Haechan menangis.

"ada apa dengan Dream, katakan pada Hyung? Jangan menangis seperti ini Chan, hey, come on" Doyoung

"pergi" teriak Haechan dari sebalik selimut.

Sekali lagi dua Hyung ini saling tatap "anak Dream baik-baik saja kan?" tanya Johnny lagi.

Haechan menyibak selimut yang menutup tubuhnya "tanya pada Mark, dia tau semuanya"

"ya!" seru Johnny lalu menarik jaket yang pakaian dongsaengnya "katakan yang jelas, jangan menangis, kamu membuat kami bingung tau"

Doyoung maju selangkah "kalau kamu sedang kesal lampiaskan kekesalan mu, jangan menangis tanpa sebab seperti ini"

"baik lah" Haechan bangkit dari tempatnya, langkahnya terkesan buru-buru, dia bahkan melupakan sandal rumah yang tergeletak di samping ranjang, jangan lupakan lolongan panjang menyerukan satu nama.

"Mark!!" serunya sembari menaiki anakan tangga "Mark dimana kamu?" Johnny dan Doyoung masih setia mengekor.

"Haechan kenapa?" tanya Yuda.

Yuda terdiam sejenak, dia tidak mengerti situasi ini, sedetiknya muncul Johnny dan Doyoung, tatapanya seperti bertanya apa yang terjadi, tapi dua orang itu pun enggan menjawab, malah terdiam di anakan tangga paling atas.

"dimana Mark? Mark dimana kamu ha?" teriak Haechan, karna dasar suaranya yang melengking panggilanya itu berhasil membuat gema aneh kepenjuru ruangan, para Hyung yang sebelumnya sudah masuk kamar, refleks keluar memastikan.

Namun hanya keterdiaman, yang Haechan inginkan hanya Mark, dia tidak perduli dengan yang lain.

"ada apa Chan?" jawab remaja kelahiran 99 yang baru saja keluar kamar mandi, terdiam saat semua orang menoleh kearahnya, begitu juga dengan Haechan yang terkesan buru-buru mendatangi dan melayangkan tinjuanya.

Mark limbun ke lantai, handuk yang ia pegang sudah berhambur entah kemana, sedangkan para Hyung masih di tempat semula dengan ekspresi wajah berbeda-beda.

Haechan menaiki tubuh Mark, menarik kerah piyamanya kuat lalu melampiaskan semua kekesalanya itu pada wajah mulus Hyungnya, di pukulnya wajah Mark sekuat dan sekeras yang dia bisa, berharap dengan itu rasa sesak, kesal, gundah, sedih dan kecewanya akan menghilang dengan cepat.

Poor Boy [Renjun] HIATUS PANJANG Where stories live. Discover now